Feeds:
Posts
Comments

Posts Tagged ‘Konstantinopel’

P1010763Jumat 10 Juli 2020 umat Muslim, khususnya Muslim Turki mencatat sejarah besar. Hagia/Aya Sophia yang selama 85 tahun tercatat sebagai museum kembali menjadi masjid. Hal ini berkat kegigihan presiden Turki Recep Erdogan yang berusaha keras mengembalikan status bangunan bersejarah tersebut.

Meski mendapat banyak tekanan internasional, Pengadilan Tinggi Turki pada Jumat tersebut memutuskan untuk membatalkan dekrit Kabinet 1934 tentang status Aya Sophia yang mengubah status masjid menjadi museum. Dekrit ini dikeluarkan oleh pendiri Turki Sekuler Kemal Attaturk  10 tahun setelah jatuhnya kekhalifahan Turki Ottoman.

Menurut undang-undang wakaf, apa yang diwakafkan harus difungsikan sesuai tujuannya,” tegas Menteri Kehakiman Turki yang mengungkapkan Aya Sophia secara hukum dimiliki oleh yayasan yang didirikan oleh Sultan Al-Fatih, Sang Penakluk. Sultan Al-Fatih dikenal juga dengan sebutan Sultan Muhammad II atau Sultan Mehmed.

“Aya Sophia diwakafkan oleh Muhammad Al-Fatih khusus untuk tempat ibadah umat Islam, yaitu masjid. Jadi sudah seharusnya penguasa Turki menjaga hak hukum terhadap warisan tersebut”, imbuhnya. Untuk itu Erdogan menyerukan seluruh dunia agar menghormati keputusan pengadilan Turki. Presiden Turki ke 12 itu juga menegaskan bahwa hal tersebut merupakan hak kedaulatan Turki.

Langkah pemerintah sekuler Turki tahun 1934 yang saat itu dipimpin Mustafa Kemal Attaturk mentranformasi Hagia Sofia dari masjid menjadi museum adalah pengkhianatan terhadap sejarah. Aya Sophia bukan milik negara atau yayasan manapun namun milik Sultan Muhammad Al-Fatih”, tegasnya.

Langkah Erdogan memperjuangkan kembalinya status Aya Sophia menjadi masjid bukan sekedar keinginan pribadi tapi juga didasari keluhan rakyat Turki yang mempermasalahkan hal yang berpuluh tahun mengganjal hati mereka. Gugatan telah dimulai sejak 16 tahun yang lalu. Bahkan 10 tahun sebelumnya yaitu ketika Erdogan masih menjabat walikota Istanbul ia pernah menjanjikan kebebasan bangunan warisan penakluk Konstatinopel tersebut.

Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam mesjid-mesjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (mesjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat”. ( Terjemah QS. Al-Baqarah(2):114).

Selanjutnya Erdogan bahkan berani berkata bahwa tranformasi Aya Sophia menjadi masjid adalah langkah awal menuju pembebasan Baitul Maqdis.  Pengembalian Aya Sophia setelah 85 tahun sempat menjadi museum mengingatkan  Baitul Maqdis yang selama 88 tahun pernah dikuasai kaum Salibis. Baitul Maqdis kembali ke pangkuan kaum Muslimin dibawah pasukan Sultan Salahuddin Al-Ayuubi pada tahun 1187M.

https://tirto.id/janji-salahuddin-merebut-yerusalem-dalam-perang-salib-cqJF

Sungguh Kostantinopel akan dibebaskan, sebaik–baik amir adalah amirnya dan sebaik–baik pasukan adalah pasukan tersebut.” [HR.Bukhari dan Muslim].

Makmurnya Baitul Maqdis (yakni dengan banyak penduduk, bangunan dan harta) adalah tanda keruntuhan kota Madinah, runtuhnya kota Madinah adalah tanda terjadinya peperangan besar, terjadinya peperangan besar adalah tanda dari pembukaan kota Konstantinopel, dan pembukaan kota Konstantinopel adalah tanda keluarnya Dajjal”. [HR. Abu Daud].

Dua prediksi Rasulullah 15 abad lalu di atas inilah yang telah banyak meng-inspirasi kaum Muslimin untuk membebaskan Istanbul dari cengkeraman kaum Kuffar. Beberapa kali pasukan Muslimin mencoba menguasai ibu kota Bizantium/Romawi Timur tersebut tapi gagal. Dibawah komando Sultan Muhammad Al-Fatih pada tahun 1453 barulah kota tersebut berhasil ditaklukan.

https://kisahmuslim.com/4287-muhammad-al-fatih-penakluk-konstantinopel.html

Tak heran keputusan pengadilan tinggi Turki tersebut menyulut kontroversi internasional. Amerika Serikat, Rusia, Yunani serta beberapa petinggi gereja menentang pengubahan status bangunan bersejarah yang sejak abad 6 sudah merupakan ikon Istanbul tersebut.

Namun Erdogan tidak bergeming, apalagi keputusan tersebut didukung 86% rakyat Turki. Sesuai dengan semboyan negaranya “Kedaulatan tanpa syarat adalah milik Bangsa”, secara tegas mengatakan setiap intervensi asing atas musyawarah internal Turki termasuk status Aya Sophia adalah serangan terhadap kedaulatan negaranya. Turki sebagai negara mayoritas Muslim akan selalu melindungi hak-hak Muslim tanpa mengesampingkan minoritas yang tinggal di negaranya. Ia juga menambahkan Turki tak pernah ikut campur dalam urusan keagamaan negara lain.

Begitu juga, tak ada pihak asing yang berhak untuk mencampuri masalah yang menyangkut tempat ibadat kami,” tekan Erdogan.

Ada sekitar 435 gereja dan sinagog di Turki. Semua orang menikmati hak mereka untuk menjalankan kepercayaan mereka”, imbuhnya.

Erdogan juga menyindir bahwa bangsa Turki tak memiliki sifat penghancur unsur budaya sebelumnya, seperti yang dilakukan Spanyol dan Portugal, yang suka menghancurkan masjid-masjid yang ada di negara mereka.

https://republika.co.id/berita/qdbage2097364635/hagia-sophia-jadi-masjid-setelah-jeda-85-tahun-pesan-apa-yang-diberikan-turki

Tentu kita tahu apa yang terjadi paska kejatuhan Islam di Andalusia (Spanyol dan Portugal) pada tahun 1492. Ini adalah dampak kekalahan yang berkali-kali dialami pasukan Salib dalam melawan pasukan Muslim. Perang yang diberi nama Perang Salib ini pertama terjadi pada tahun 1099 atas perintah Paus Urbanus yang berkedudukan di Avignon Perancis. Tujuan utamanya untuk merebut Yerusalem yang ketika itu telah dikuasai Muslimin.

katedral Lisbon

Katedral Lisbon Portugal

seville-cathedral

Katedral Sevilla, Spanyol

katedral Toledo Spanyol

Katedral Toledo Spanyol

2009-11 Jerez_4

Katedral Jerez – Spanyol

Katedral Malaga, Spanyol

Katedral Malaga, Spanyol

masjid katedral cordoba-

Katedral Cordoba

Maka ketika akhirnya mereka berhasil mengalahkan kerajaan Islam di Andalusia dengan semena-mena mereka menghancurkan masjid-masjid, disamping mengusir dan membantai kaum Muslimin.

Masjid-masjid yang besar dan bagus mereka ubah menjadi katedral, hingga detik ini. Adakah dunia international peduli???

masjid-al-ahmar Palestina

masjid-al-ahmar Palestina

Yang juga tak kalah mengesalkan, baru-baru ini sebuah masjid di sebuah kota Palestina yang dikuasai Yahudi  bahkan dijadikan klub malam. Masjid bernama Al-Ahmar tersebut padahal masjid yang paling bersejarah di kota tersebut. Pada tahun 1948 masjid tersebut pernah menjadi rumah bagi 12 ribu warga Palestina yang dipaksa keluar dari rumah mereka oleh Zionis Israel. Sekretariat Islamic Centre yang ada di kita tersebut telah mengajukan protes. Adakah dunia international peduli???

https://aceh.tribunnews.com/2020/07/18/gaduh-hagia-sophia-menjadi-masjid-israel-ubah-masjid-bersejarah-jadi-bar-dan-aula-pernikhan

Umat Islam shalat di antara puing-puing masjid

Umat Islam shalat di antara puing-puing masjid

Demikian pula dengan masjid Babri di India. Masjid bersejarah peninggalan dinasti Mughal yang didirikan pada tahun 1527 itu dihancurkan oleh kelompok Hindu garis keras pada tahun 1992. Kerusuhanan tersebut menelan 2000 korban sebagian besar Muslim yang merupakan minoritas di negri tersebut. Ironisnya lagi PM India yang saat ini berkuasa telah menjanjikan berdirinya kuil megah di atas reruntuhan masjid tersebut. Adakah dunia international peduli???

https://tirto.id/amarah-dan-kebencian-yang-menghancurleburkan-masjid-babri-b7GH

Sementara paska kejatuhan Konstatinopel di tahun 1453, katedral Aya Sophia yang dibangun pada tahun 537 tidak semerta-merta dialih fungsikan menjadi masjid. Sultan Al-Fatih membelinya terlebih dahulu dari pihak penguasa gereja sebelum akhirnya diwakafkan menjadi masjid.

Ketika Al-Fatih membeli katedral tersebut keadaannya sudah tidak terawat bahkan sebagian sudah hancur. Aya Sophia memang pernah beberapa kali mengalami gempa. Karena tak sanggup memperbaikinya akibat keadaan ekonomi yang buruk, penguasa  Bizantium sempat menutup tempat ibadah itu selama beberapa periode.

Empat menara raksasa yang mempercantik bangunan kuno tersebut dibangun pada masa Ottoman berkuasa. Begitu pula beberapa kubah kecil yang terletak di sekitarnya, yang dibangun sebagai tempat wudhu, berdzikir dll. Menara dan kubah-kubah tersebut dibangun oleh Mimar Sinan, arsitek kenamaan Ottoman yang hidup pada abad 16. Kehebatannya diakui dunia setara dengan Michelangelo arsitek kenamaan Italia yang banyak membangun gereja. Mimar adalah satu dari sekian banyak orang Turki Kristen yang menjadi saksi keagungan Islam. Itu sebabnya ia kemudian memeluk Islam di usia dewasanya.

Sedangkan kaitannya dengan warisan dunia dan landmark kota, berapa banyaknya kota-kota besar dunia yang menjadikan katedral sebagai landmark. Katedral Notre Dame dan Basilika Sacre-Coeur di Paris, contohnya. Disamping membuka diri bagi turis, kedua tempat tersebut tetap aktif sebagai tempat ibadah umat Nasrani. Ini yang akan dilakukan Erdogan. Hagia Sophia selain berfungsi sebagai tempat ibadah kaum Mulimin akan tetap terbuka untuk turis mancanegara.

Akan halnya Yunani, negara tetangga Turki yang paling vokal menentang perubahan status Hagia Sophia, tercatat sebagai satu-satunya negara di dunia yang di ibukota negaranya tidak memiliki masjid yang dibiayai pemerintah. Muslim di Athena dan juga turis yang bertandang ke kota tersebut harus rela hanya bisa shalat di mushola-mushola kecil yang sulit dicari keberadaannya.

Link dibawah ini adalah pengalaman menyedihkan  kami ketika berada di Yunani (Athena dan Santorini).

https://vienmuhadi.com/2015/03/20/legenda-yunani-santorini-athena-dan-hikmahnya-4/

https://www.aa.com.tr/id/dunia/erdogan-tidak-ada-satu-pun-masjid-yang-tersisa-di-athena/1860376

Pertarungan antara Islam dan Kristen/Yahudi, antara yang haq dan yang bathil, sampai kapanpun memang tidak akan bisa dihindarkan. Barat yang notabene Kristen/Yahudi namun selalu terlihat menggaungkan sekulerisasi sejatinya tidak pernah lupa akan kekalahan mereka terhadap pasukan Muslim. Kekalahan Romawi Timur yang ketika itu beribu kota di Konstatinopel yang juga berarti jatuhnya katedral Hagia Sophia sudah pasti sangat menyakitkan hati mereka.

Oleh sebab itu ketika Ottoman jatuh pada tahun 1924, dan 10 tahun kemudian Kemal Attaturk merubah status Hagia Sophia yang selama 481 tahun berstatus masjid menjadi museum, mereka sangat senang dan lega. Apalagi ketika kemudian Attaturk sebagai pendiri sekaligus presiden pertama Republik Turki menghapus seluruh jejak Islam yang ada di negara eks kekhalifahan tersebut, diantaranya pelarangan jilbab dan haji, azan diganti dengan Bahasa Turki, digantinya huruf Hijaiyah menjadi huruf abjad Latin, dll. Itulah Turki sekuler yang kita temukan hingga di awal berkuasanya Recep Tayeb Erdogan.

Apa daya Barat kini terpaksa gigit jari mendapati sejumlah kebijakan Erdogan yang banyak berpihak kepada Muslim yang sampai saat ini memang masih mayoritas Muslim. Tak heran bila selama berkuasa 18 tahun ( sebagai perdana mentri sejak tahun 2003 hingga 2014, presiden 2014 hingga saat ini) telah berkali-kali mengalami percobaan kudeta dan pembunuhan. Namun berkat dukungan rakyatnya yang solid, dan dengan izin Allah swt tentu saja, Erdogan lolos dari ancaman-ancaman tersebut.

Akhir kata mari kita doakan semoga Allah swt senantiasa melindungi dan menjaga singa Turki tersebut dari segala fitnah. Semoga ia tidak mengalami nasib buruk seperti Adnan Menderes, PM Turki periode 1950-1960 yang banyak merubah kebijakan sekuler hingga di kudeta dan dijatuhi hukuman gantung, atau Muhammad Mursi mantan presiden Mesir yang juga di kudeta karena alasan yang sama. Jangan biarkan Barat terus menjejalkan paham sekuler/kafirnya ke dunia internasional, dunia Islam khususnya.

“Katakanlah “Wahai orang-orang kafir! aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah, dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.” ( QS. Al-Kafirun(109):1-6).

151435Masjid Aya Sophia akan menyelenggarakan shalat Jumat perdananya pada Jumat pekan depan, yaitu 24 Juli 2020. Semoga Allah swt meridhoinya, aamiin yaa robbal ‘aalamiin … ( Foto di upload pada 24 Juli 2020),

Wallahu’alam bi shawwab.

Jakarta, 17 Juli 2020.

Vien AM.

Read Full Post »

2001, Musim Dingin. Ini adalah musim Dingin kami kedua selama tinggal di rantau. Kali ini kami sepakat akan memanfaatkan libur panjang Noel, begitu orang Perancis menyebut Natal, dengan melancong ke Istanbul, Turki. Ayahnya anak-anak semula berniat mengendarai mobil sendiri seperti yang kami lakukan 2 tahun terakhir dikala musim libur tiba. Namun saya tidak  setuju. Karena walaupun sebagian Turki termasuk Eropa, jarak Istanbul – Paris terlalu jauh dan melelahkan untuk ditempuh melalui darat. Walau bagi orang Eropa yang gemar bepergian hal tersebut bukan hal yang mustahil. Akhirnya diputuskan perjalanan melewati udara.

Senin, 24 Desember pagi buta nan dingin itu kami berlima ( saya, suami dan ketiga anak kami) dengan menaiki taxi berangkat meninggalkan apartemen menuju Charles De Gaulle Airport. Pesawat Ryan Air yang kami tumpangi tinggal landas tepat pukul 7 pagi waktu Paris. Perjalanan makan waktu kurang lebih 3 jam. Sekitar pukul 11 waktu setempat pesawat dengan mulus mendarat di Ataturk Airport, Istanbul. Waktu di Istanbul 1 jam lebih cepat dari di Paris.

Segera setelah urusan admintrasi, visa dan pengambilan koper beres, kamipun berbaur dengan rombongan yang sebagian besar terdiri dari bule2 Perancis. Dengan dipandu seorang guide Turki-Perancis kami menaiki bus besar dan menuju hotel. Tampaknya hotel ini adalah hotel langganan bagi pelancong asal negri empunya menara Eiffel. Ini terlihat karena disamping semua umbul2 selamat datangnya berbahasa Perancis, beberapa pegawainyapun piawai berbahasa tersebut.

Jarak dari airport menuju hotel lumayan jauh. Tampaknya bandara terletak di luar kota. Dengan demikian kami mempunyai kesempatan melihat tembok besar peninggalan Constantine, kaisar Romawi Timur, yang membentengi pusat kota. ( Nama lama Istanbul, Konstantinopel diambil dari nama kaisar tersebut). Tembok berwarna merah bata ini dulunya sekaligus berfungsi sebagai saluran irigasi kota. Saluran air atau aqueduct ini dibangun dibagian atas tembok. Bus langsung menuju hotel.

Setelah kunci kamar hotel dibagikan dan istirahat sejenak, turpun dimulai. Rombongan kembali menaiki bus. Temperatur ketika itu dingin sekali, ternyata hanya sekitar 1-2 derajat C! Brrr…. Di beberapa tempat masih terlihat adanya tumpukan salju. Pohon2 terlihat indah dengan ranting keringnya yang berwarna putih karena masih ditempeli sisa2 salju yang tampak seperti kapas. Sayang udara di luar kurang cerah bahkan hujan tampak mulai turun.

Kota Istanbul adalah sebuah kota yang memiliki beberapa keistimewaan. Yang pertama kota ini adalah satu-satunya kota di dunia yang menjadi bagian dari dua benua. Sisi barat merupakan bagian dari benua Eropa sedangkan sisi timur milik benua Asia. Yang kedua, kota ini sejak ribuan tahun telah menjadi kota yang diperebutkan banyak pihak dan bangsa. Athenian, Roman, Spartan, Persian, dan Macedonian adalah contohnya. Islam bahkan harus beberapa kali mencoba menaklukan kota sarat sejarah ini sebelum akhirnya berhasil menguasainya.

“Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan seorang laki-laki. Maka sebaik-baik pemimpin adalah pemimpin yang membebaskannya dan sebaik-baik tentara adalah tentaranya”. [H.R. Ahmad bin Hanbal]

Tampaknya hadis inilah yang menjadi penyemangat para pemimpin Muslim untuk menaklukkan Istanbul atau Konstantinopel.

Berfoto dengan latar belakang Fatih Sultan Mehmed Bridge

Berfoto dengan latar belakang Fatih Sultan Mehmed Bridge

Bus melintasi selat Borporus yang memisahkan Istanbul Eropa dari Istanbul Asia melalui Fatih Sultan Mehmed Bridge. Nama jembatan ini diambil dari nama sang penakluk Istanbul di tahun 1453 M. Ia adalah seorang sultan dari dinasti Otoman yang gagah perkasa. Ialah yang mengganti nama Konstantinopel menjadi Istanbul.

Dari kota ini pula kekhalifahan Islam memerintah selama lebih dari 400 tahun.  Sejak itu Istanbul terus membangun dan mempercantik dirinya hingga abad ke 18. Istanbul yang dipenuhi bukit, dengan menara masjid dan kubahnya yang khas serta pilar-pilarnya yang membumbung tinggi ke udara menambah keindahan dan kekhasan kota ini. Menurut data jumlah masjid di kota ini mencapai  ribuan.

Sebagian besar Istanbul Asia diperuntukkan bagi pemukiman. Sementara roda perekonomian dan pariwisata digerakkan dari Istanbul Eropa. Bus kembali menyeberangi selat menuju Istanbul Eropa. Kali ini melalui The Bridge of Borporus yang terletak di selatan jembatan sebelumnya. Jembatan gantung yang panjangnya 1510 m ini ketika dibangun pada tahun 1973 adalah merupakan jembatan terpanjang ke 4 di dunia. Di ujung selat sebelah selatan terlihat Menara Galatayang dahulu berfungsi sebagai menara pengintai dari serangan musuh yang datang dari Laut Marmara.

Bus kembali melintasi sebuah jembatan. Jembatan ini menyeberangi selat Golden Horn, pelabuhan kapal terbesar di Istanbul. Golden Horn sendiri adalah sebuah teluk. Dinamakan Horn karena menyerupai sebuah terompet. Sementara ketika matahari menjelang terbenam teluk terlihat berwarna keemasan. Golden Horn ini memisahkan Istanbul modern dari Istanbul tua.

Dari atas jembatan kubah-kubah masjid besar lebih jelas lagi terlihat. Diantaranya yaitu, Masjid Sultan Ahmed atau yang lebih dikenal dengan nama Blue Mosque, Yeni Mosque yang dikabarkan pembangunannnya memakan waktu lebih dari 60 tahun serta Sulemaniye Mosque dimana Sultan Sulemaniye Yang Agung, sultan terlama yang memegang pemerintahan Otoman dimakamkan di dalamnya.

Bus berbelok ke arah kiri, menyusuri tepi laut. Di ujung semenanjung yang terletak diantara selat Borporus dan laut Marmara inilah sebagian besar peninggalan bersejarah berada. Museum Topkapi, Blue Mosque dan  Aya Sophia terlihat berjajar dalam satu garis dengan latar belakang selat Borporus yang biru mempesona bertemu dengan laut Marmara. Area ini dikenal denga nama The Old Town.

Laut Marmara dihimpit oleh selat Borpurus di bagian utaranya serta Laut Tengah / Laut Mediterania di selatannya. Sementara selat Borporus ke arah utara bertemu dengan Laut Hitam/ Black Sea. Jadi secara geografis Istanbul dikelilingi oleh laut. Agaknya inilah yang membuat Istanbul menjadi incaran banyak pihak.

P1010744Begitu sopir bus memarkir kendaraannya di parkiran dengan tidak sabar kami segera turun dari bus. Beserta rombongan kami menyusuri  Sultan Mehmed Square, sebuah taman luas nan indah. Inilah jantung kota tua Istanbul. Selain dihiasi air mancur di taman ini berdiri pula Obelisk yang dibawa dari Mesir 3500 tahun yang lalu. Di tempat ini dahulu berdiri Hipodrome yaitu arena pertunjukan khas Romawi antaa manusia dan binatang buas !

P1010764Dari sini kami memasuki Aya Sophia. Aya Sophia adalah bangunan legendaris tertua di Istanbul. Bangunan ini didirikan pada tahun 325 M dibawah pemerintahan Constantine.. Semula bangunan ini adalah bangunan gereja namun ketika Islam masuk 11 abad kemudian bangunan ini kemudian diubah fungsinya menjadi masjid.

Empat menara tinggi yang ada sekarang adalah tambahan setelah gereja dijadikan masjid. Sejak saat itu Aya Sophiapun menjadi pusat penelitian dan perkembangan ilmu yang berkembang sangat pesat. Karena fungsi masjid pada masa kejayaan Islam memang bukan sekedar tempat ibadah saja. Namun sejak kejatuhan kekhilafahan pada tahun 1924, Mustafa Kemal Ataturk, pendiri Republik Turki yang sekuler bahkan syahdan dikabarkan Yahudi, memerintahkan masjid besar ini diubah fungsinya menjadi museum hingga yang kita saksikan hari ini.

http://www.eramuslim.com/konsultasi/konspirasi/siapa-sebenarnya-mustafa-kemal-attaturk.htm#.V3ifBrh96Uk

P1010838P1010807P1010800P1010795Selanjutnya kami menyebrangi taman dan menuju The Blue Mosque yang merupakan satu diantara tujuan utama wisatawan mancanegara. Seluruh bagian dalam masjid yang didirikan pada sekitar 1609-1616  M dibawah perintah sultan Ahmad I ini didominasi oleh warna biru langit yang sangat indah. Bagian dalam masjid ini sangatlah cantik. Jauh dibanding bagian luarnya yang terlihat kusam dimakan usia. Dan seperti juga umumnya masjid pada zaman tersebut, masjid terdiri dari sekolah/madrasah, tempat pertemuan juga makam pendirinya.

P1010850Esoknya kami mengunjungi Museum Topkapi yang artinya adalah Gerbang Meriam. Disebut demikian karena dulunya didepan pintu utamanya berdiri sebuah meriam raksasa. Museum ini berada di atas bukit dengan latar belakang laut yang sungguh mempesona. Bangunan ini semula adalah istana para sultan. Istana yang luasnya mencapai 70 hektar dan dikelilingi tembok sepanjang 5 kilometer ini dihuni tidak kurang dari 4000 jiwa!

Dolmahbahce Palace

P1010871P1010862Istana ini telah mengalami beberapa kali renovasi karena sering tertimpa gempa. Di tempat inilah berbagai upacara dan peristiwa penting kenegaraan dilakukan, termasuk upacara penerimaan para duta negara sahabat. Istana ini menjadi lambang kekuasaan dan pusat pendidikan keluarga istana. P1010864

P1010890P1010875Namun sejak abad 19 istana dipindahkan ke bangunan baru, yaitu istana Dolmahbahce yang didirikan di tepi selat Borporus. Istana dengan gaya gabungan Baroque, Rococo dan Ottoman klasik ini dikabarkan menghabiskan 35 ton emas. 14 ton diantaranya dibentuk menjadi bunga dan dedaunan untuk menghiasi langit-langitnya. Luas istana ini sekitar 15 hektar lengkap dengan masjidnya yang juga sangat indah.

miniatur Topkapi Palace

miniatur Topkapi Palace

Sementara istana lama menjadi terbengkalai. Hingga akhirnya pada tahun 1924 istana ini dijadikan museum nasional dengan nama The Topkapi Palace Museum. Di museum inilah disimpan berbagai benda-benda peninggalan bersejarah kerajaan seperti keramik, perhiasan, senjata dll. Yang paling menarik perhatian adalah salah satu ruangan dimana disimpan benda–benda peninggalan Rasullullah Muhammad saw dan para sahabat. Benda-benda ini ditempatkan di 2 buah ruangan khusus yang saling berhubungan. Kubah dengan keramik biru muda menaungi ruangan istimewa ini.

Di dalam ruang pertama yang dindingnya juga dihiasi dengan keramik biru ini ditempatkan antara lain pedang ke 4 khalifah. Pedang-pedang ini terlihat besar dan berat sekali. Terbayang bagaimana Ali Bin Abi Thalib ra yang dikenal sebagai jago pedang memainkan pedangnya melawan musuh –musuh Allah. Sementara diruang berikutnya, didalam beberapa lemari dan meja kaca khusus dipajang secarik surat yang ditujukan kepada Heraclius, raja Bizantium kala itu, mantel, pedang, tapak kaki dan kotak kecill dimana diletakkan gigi dan sehelai jenggot Rasulullah saw.

Memang tidak ada yang berani memastikan apakah benda-benda tersebut benar-benar milik Rasulullah saw. Namun tak urung, air mata ini tak mampu dibendung untuk tidak menetes keluar. Kenangan dan bayangan bagaimana Rasul dan para sahabat berjuang mati-matian demi menegakan ajaran Islam tak dapat dihapus begitu saja. Bahkan si bungsu yang ketika itu baru berumur 7 tahun sampai terheran-heran melihat ibunya menitikkan air mata. Ya Allah, Ya Robb semoga Engkau ridho membalas usaha dan perjuangan mereka dengan pahala yang tak habis-habisnya. Semoga juga umat ini mampu mempertahankan apa yang telah mereka perjuangkan, amin.

( Youtube Museum Topkapi :  http://www.youtube.com/watch?v=O5II5n1N3qQ&feature=related )

Setelah puas melihat keadaan sekitar Museum kamipun berfoto-foto. Di kejauhan terlihat jembatan Borporus. Sementara di bawah terlihat jelas tembok benteng tua yang melindungi istana museum ini dari serangan musuh. Setelah itu rombongan meneruskan perjalanan dengan mengunjungi beberapa bangunan bersejarah.

Diantaranya yang paling menarik adalah  Suleimaniyah Mosque. Masjid ini dibangun antara tahun 1550-1557 M dibawah perintah Sultan Suleiman Yang Agung. Masjid ini merupakan karya terindah Istanbul pada masa itu. Kubah utama memang hanya satu namun dari area utama ini terlihat puluhan kubah kecil yang mengitarinya. Sayangnya, seperti juga sebagian besar masjid yang lain saat ini masjid tak terawat dengan baik. Disamping itu, kegiatan ibadah di masjid tampaknya tidak lagi menjadi bagian dan ruh dari bekas ibu kota kekhalifahan yang membentang luas ini.

Keesokan paginya, rombongan mengunjungi tempat pembuatan karpet. Kami diajak berkeliling. Di tempat tersebut diperagakan cara pembuatan karpet. Mulai dari desain gambar, pemilihan benang dan warnanya hingga proses pembuatan benang sutra. Setelah itu kami menyaksikan peragaan pakaian sambil minum teh atau kopi Turki. Dan terakhir, ini yang terpenting bagi mereka, yaitu penawaran karpet dengan harga yang bervariasi.

Usai makan siang di sebuah restoran, rombongan pergi mengunjungi Grand Bazaar. Ini adalah pasar tertutup terbesar yang pernah kami lihat. Tempat yang menyerupai gua raksasa dengan langit-langitnya yang berbentuk kubah berjajar ini telah berdiri sejak tahun 1461 M dibawah Sultan Mehmet II. Dikabarkan pasar ini memuat 4400 toko, 3000 perusahaan, 67 jalan, 25 ribu karyawan, empat air mancur, dua masjid, dan 22 gerbang masuk!

Waah… benar-benar serasa terperangkap dalam labirin raksasa. Kemungkinan tersesat dan berputar-putar didalamnya tanpa bisa keluar dari tempat ini besar sekali. Ditempat ini segala macam barang bisa didapat. Mulai dari jajan pasar, cendera mata seperti pajangan dari keramik, porselen, karpet, sajadah, pakaian hingga sepatu dan tas kulit. Di tempat ini si sulung merengek dibelikan jaket kulit dengan harga relatif miring dibanding di tempat lain.

Si bungsu berpose di pintu tram

Si bungsu berpose di pintu tram

Pada hari terakhir dengan menaiki kapal pesiar, rombongan menyusuri selat Borporus yang biru sendu karena hujan tetap mengguyur kota ini. Bangunan-bangunan cantik dengan disain campuran Timur dan Barat seperti istana Dolmabahce, kastil, villa serta museum di sepanjang selat menghiasi wajah kota.

Malamnya, pada acara bebas dimana sebagian anggota rombongan memilih pergi menyaksikan pertunjukan malam, kami mengakhiri perjalanan dengan berjalan-jalan di Taksim yang terletak di Istanbul modern.

Ini adalah pedestrian berbukit yang sangat panjang dengan toko2 dan butik kenamaan seperti Channel, Louis Vitton, Dior dll di kiri kanan jalannya. Orang bilang ini adalah Champs Elyse-nya Paris atau Malioboro-nya Yogya. Rasanya semua orang tumpah ruah di tempat ini. Belum lagi tram listrik kunonya yang membuat area ini makin crowded saja.

Esoknya kamipun bersiap-siap pulang ke Paris dengan membawa kenangan yang bercampur aduk. Bagi saya pribadi, Istanbul sebagai bekas ibukota kekhalifahan Islam yang selama berabad-abad pernah mengalami masa kejayaan sangatlah memprihatinkan.

Selama 5 hari berada kota ini, terlihat bahwa masjid sepi dari jamaah shalat. Perempuan-perempuan muda berpenampilan ke-barat-an berseliweran tanpa jilbab, lupa bahwa mereka adalah muslimah yang mustinya menutup aurat ketika bepergian meninggalkan rumah. Para muda-mudi ini terlihat jelas bergaul bebas seperti layaknya kehidupan di Barat. Minuman keras dipajang di berbagai tempat umum.

Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang“. ( Terjemah QS. Al-Ahzab(33):59).

Pengalaman di atas memang terjadi 7 tahun yang lalu. Namun seiring dengan berlalunya waktu, pada tahun 2007 lalu PM Turki, Rajab Thayib Erdogan dengan partai Islamnya berhasil menggolkan kebijaksanaan baru. Pemakaian jilbab di sekolah, kampus, dan kantor-kantor pemerintah sudah mulai diperbolehkan. Padahal jilbab telah dilarang sejak diproklamirkannya Republik Turki puluhan tahun yang lalu.

Tidak itu saja. Perdana menteri yang istrinya berjilbab ini ( hal yang samasekali baru bagi negri sekuler ini ) bahkan berani berkata terang-terangan langsung dihadapan Presiden Israel Shimon Peres bahwa Israel telah berlaku sewenang-wenang terhadap rakyat Palestina. Ini diungkapkannya ketika mereka bertemu di pertemuan tingkat tinggi di Davos, Swiss beberapa waktu lalu.

Tampaknya ucapan Rasulullah bahwa Konstantin atau Istanbul akan ditaklukkan untuk kedua kalinya sedang menuju kenyataan. Hadis ini menunjuk pada fenomena akhir zaman sesaat sebelum turunnya Dajjal, si Raja Pendusta.

Wallahu’alam bi shawab.

Jakarta, Maret 2009.

Vien AM.

Read Full Post »