Bonjour itulah kata pertama dalam bahasa Perancis yang langsung terdengar akrab di telinga begitu kita menapakkan kaki di ibukota Perancis. Cukup dengan bermodalkan peta Paris, tiket Metro lengkap dengan petanya dan beberapa kata akrab dalam bahasa Perancis seperti Bonjour, Merci, Pardon, dan Au Revoir, kita akan dapat menjelajahi Paris dengan cukup puas. Bahkan bagi seorang turis yang baru pertama kali datang dan sama sekali tidak mampu berbahasa Perancis.
Sarana angkutan umum massal yang dikenal dengan nama Metro ini memang harus diakui kehebatannya. Petunjuknya begitu jelas dan mudah. Jadwalnya begitu mengagumkan. Tiket dapat dibeli disetiap loket stasiun secara manual ataupun otomatis dengan beberapa macam pilihan. Ada yang satuan ada yang per-10an dengan harga lebih murah. Tetapi bila kita tiba di Paris pada hari Senin, Carte d’Orange adalah pilihan yang tepat. Dengan harga yang jauh lebih murah kita dapat menggunakannya selama 1 minggu bebas kemanapun, dengan Metro maupun dengan bus. Carte d’Orange ini harus dilengkapi dengan sebuah pas foto. Tetapi tidak perlu khawatir, karena di banyak stasiun dapat ditemui foto box.
Peta jalur Metro dapat diminta di loket tanpa dipungut bayaran. Kemudian dengan bantuan peta kota Paris yang telah dilengkapi dengan tanda obyek turis beserta nama stasiun Metronya, siaplah sudah kita untuk menelusuri seluruh pelosok kota. Satu hal yang cukup penting, jangan lupa untuk mengingat sortie alias exit alias pintu keluar stasiun. Karena bila kita tidak memperhatikan hal tersebut, kita akan kebingungan mencari arah padahal kita telah berada di lokasi yang benar tetapi bisa jadi di sisi yang berlawanan.
Stasiun metro dapat dikenali dengan mudah melalui huruf M besar mencolok berwarna merah, atau tak jarang pula tertulis jelas ” Metro”. Sarana kereta api bawah tanah kota Paris ini memiliki 14 jalur. Setiap jalur dalam peta diberi warna yang berbeda sesuai nomornya. Selain sortie, yang juga harus dingat adalah nama stasiun ujung satu dan ujung satu lagi.
Contoh jalur no 1, jalur ini di peta diberi warna kuning. Nama ujung stasiun jalur ini adalah La Defense ( lihat ujung kiri atas ), sedangkan yang satu ujung lagi adalah Chateau de Vincennes ( lihat kanan tengah). Sementara di sepanjang jalur kuning tersebut terlihat 23 simpul yang diberi nama. Itu adalah nama-nama stasiun yang dilewati metro jalur 1. Jadi seandainya kita berada di stasiun Hotel de Ville, dan tujuan kita adalah Champs Elysees, kita harus naik metro no 1 jurusan La Defense. Dan bila Bastille yang akan kita tuju maka jurusan Chateau de Vincennes yang harus kita ambil.
Tapi seandainya kita ingin berbelanja di Galery La Fayette, dengan posisi tetap di Hotel de Ville ( line/ligne 1), maka yang harus diperhatikan adalah stasiun terdekat tujuan kita. Dalam hal ini adalah stasiun Chaussee d’Antin La Fayette. Stasiun ini tidak berada di line 1. Berarti kita harus ganti line metro lain. Bagaimana cara tahunya ? Perhatikan warna line yang melewati stasiun tujuan tersebut.
Ternyata warna pink dan hijau. Sekarang perhatikan lagi, no berapa dan apa nama ujung stasiunnya. Ambil misalnya yang pink, yaitu no 7 dengan ujung stasiun La Courneuve di utara dan Villejuif di selatan. Sekarang perhatikan lagi, di stasiun mana line kuning ( no 1) bertemu dengan line pink ( no 7). Jawabnya adalah Palais Royal Musee du Louvre. Maka disinilah kita harus turun dan ganti metro line no 7. Perhatikan lagi, stasiun tujuan berada di jurusan mana, La Courneuve atau Villejuif? Ternyata La Courneuve. Maka ambillah jurusan tersebut.

Opera

Kubah Galeries lafayette
Jangan lupa bila sudah sampai di galeri terindah di Paris dengan kubah birunya itu, mampirlah ke gedung Opera yang letaknya tidak terlalu jauh, dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki beberapa menit.
Oya, sebagai info tambahan, mumpung mata masih berada di line 7. Bagi yang muslim dan ingin mampir di masjid agung Paris, masjid berada di line 7 ini, diantara stasiun Place Monge dan Censier Daubenton. Maka kalau kita masih di posisi seperti di atas (Palais Royal Musee du Louvre), ambillah jurusan Villejuif. Turun di salah satu stasiun tersebut kemudian manfaatkan peta atau bertanya kepada seseorang arah ke masjid cantik bermodel Maroko tersebut, Grand Mosquee de Paris ( baca gron moske de Pari).
Jangan lupa mampir di resto Maroko halal yang ada di salah satu ujung masjid atau ke arah belakang taman Place Monge kalau ingin menjajal masakan khas Perancis tapi halal. Atau agak menjauh lagi ke rue Mouffetard, pedestrian yang banyak menjual kebab halal. Atau kalau kita turun di stasiun Censier Daubenton, universitas terkenal Sorbonne dapat sekaligus kita sambangi.
Area yang terletak di Paris 5th arrondissement atau terkenal dengan sebutan Quartier Latin yang merupakan pusat kota di masa lalu dengan pedestrian dan peninggalannya ini, sangat menarik untuk dijelajahi dengan berjalan kaki.
Selain Metro dan bus, Paris juga mempunyai 2 jenis angkutan massal cepat semacam kereta api, yaitu RER ( baca er-e-er) dan Tramway. RER yang jalurnya dibawah tanah seperti halnya Metro, beroperasi hingga jauh ke luar kota Paris, tidak seperti Metro yang hanya beroperasi di dalam kota. RER terdiri dari 4 line yaitu A, B, C dan D. Untuk mengunjungi Chateau de Versailles ( baca : syato de wersai) atau Disney Land biasanya orang menggunakan jasa RER ( lihat kiri bawah, RER C). RER juga biasa digunakan mereka yang pergi dan pulang dari bandara Charles de Gaulle ( lihat kanan atas, RER B).
Demikian pula untuk mencapai menara Eiffel. Menara yang merupakan ikon Paris ini, meski letaknya di dalam kota, namun stasiun RER ( stasiun Champs de Mars, RER C) lebih dekat ketimbang stasiun metro ( Bir Hakim, line 6). ( lihat sisi kiri sebelah sungai ke 2 ).
Sementara Tramway yang jalurnya berada di atas permukaan tanah beroperasi mengelilingi kota, layaknya JOR di Jakarta. Sedangkan Tramway yang berkode T, terdiri dari 3 line yaitu T1, T2 dan T3.
Saya pribadi, tidak pernah bosan menikmati jalur Paris sebagai berikut. Penjelajahan yang dimulai dari stasiun L’Etoile dengan sortie Champs-Elysée menurut saya pilihan yang tidak boleh dilepaskan begitu saja. Stasiun ini berada tepat dibawah L’Arc de Triomphe, sebuah tugu kemenangan yang dibangun pada tahun 1836 atas perintah Napoleon Bonaparte. Sejak tahun 1920 para pahlawan tak dikenal dikebumikan di tempat ini.
Tugu ini berada disebuah bunderan yang sangat istimewa karena ia memiliki 12 simpang avenue! Salah satunya yaitu Champs-Elysée yang sangat terkenal itu. Dari sini kita dapat menyusuri boulevard yang memiliki pedestrian yang amat lebar, ramai dijejali turis manca negara dengan brasserienya yang amat khas Perancis dengan boutique2 perancang ternamanya yang berarsitektur indah dikiri-kanannya. Bila telah lelah berjalan, kita dapat menggunakan bus no 73 untuk meneruskan penelusuran dengan melewati Place de la Concorde, sebuah tempat bersejarah dimana raja Louis XVI, sang permaisuri Marie Antoinette dan puluhan ribu lainnya di gulletin.
Pelataran luas terbuka ini dihiasi dengan 2 air mancur besar nan indah, tugu Obelisk dan dikelilingi bangunan2 penting seperti Palais Bourbon yang berfungsi sebagai gedung Assembly Nasional dan gedung kembaran disisi seberangnya yaitu gereja Madeleine, hotel De Crillon, hotel tempat para tamu penting seperti para presiden sering menginap dan pintu gerbang taman Jardin de Tuleries yang merupakan pintu menuju Musee du Louvre. Bagi para pembaca yang telah menyaksikan film Da Vinci Code tentu tempat ini tidak asing lagi, karena ini memang lokasi dimana peristiwa kejar-mengejar dengan polisi untuk menuju kedutaan Amerika terjadi dan memang kedutaan tersebut terletak tidak jauh dari sini.

La Concierge
Selanjutnya bus akan terus melaju menyusuri sungai Seine melewati La Concierge, Hotel de Ville hingga Ile de la Cite. Bosan dengan bus; kita dapat turun di terminal yang dekat dengan stasiun Metro, bila kita ingin meneruskan perjalanan yang agak jauh dengan menggunakan Metro. Namun bila tidak, kita dapat sekedar berjalan kaki menuju Notre-Dame de Paris ataupun Place St Michelle yang ramai untuk menikmati keindahan Seine sambil mengganjal perut dengan kebab halal ataupun baguette yang banyak dijual di kedai2 pinggir jalan. Atau mungkin hanya sekedar melihat-lihat buku2 dan majalah2 bekas yang banyak dijual berjajar di kios2 disepanjang sungai. Siapa tahu tiba-tiba menemukan koleksi yang telah lama kita cari.
Penjelajahan di atas merupakan bagian dari axe historik Napoleon, yaitu poros bersejarah yang dimulai dari Grande Arch di La Defense, L’Arc de Triomphe, melewati Jardin de Tuleries hingga Arc de Triomphe du Carrousel yang merupakan pintu gerbang istana raja Louis XIV sebelum pindah ke Versailles, yaitu Musee du Louvre, yang sejak beberapa ratus tahun lalu telah berubah fungsi menjadi benteng dan terakhir museum. Bagi yang sudah pernah membaca “ 99 cahaya di langit Eropa” karya Hanum Rais, pasti lokasi ini amat sangat menarik untuk dikunjungi.
Sementara bagi ke 3 putra-putri kami yang sudah remaja, area Montmarte dengan Sacre Coeurnya tampaknya lebih menarik perhatian. Area yang sering disebut sebagai atap Paris ini, karena posisinya yang lebih tinggi dari area lain, adalah merupakan tempat berkumpulnya para seniman manca negara. Lukisan banyak dijumpai di Place du Tetre. ( stasiun Anvers di line 2).
Harus diakui Paris memang banyak sekali memiliki obyek menarik untuk dikunjungi. Hampir di setiap tempat wisatawan manca negara memadati kota ini. Bahkan hanya sekedar kerumunan di dalam stasiun metro untuk menonton seseorang yang memperlihatkan kepiawaiannya bermain alat music atau sekedar diam menjadi patung berbalut kostum firaun. Namun sebagaimana kota-kota besar di dunia, malingpun ikut berbaur di dalam kerumunan wisatawan. Jadi, harus extra hati-hati!!
Akhir kata semoga kesempatan dan kemampuan yang diberikan Allah swt hingga kita dapat menjelajahi kota ini mampu menjadikan kita lebih bersyukur dan menjadikan kita hamba yang takwa, aamiin ya robbal ‘aalamiin …
“Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan”. ( Terjemah QS. Al-Mulk (67):15).
“Dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluk (Nya), di bumi itu ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang. Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya. Maka ni`mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar, dan Dia menciptakan jin dari nyala api. Maka ni`mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” ( Terjemah QS. Ar-Rahman (55):10-16).
Jakarta, 11 Juni 2006.
Vien AM.
( terakhir di update pada 14 Desember 2015).
Leave a Reply