Feeds:
Posts
Comments

Archive for January 26th, 2009

Minggu, 25/5/2008 sekitar pukul 07.00 waktu Jeddah, pesawat dengan no penerbangan RJ 701 jurusan Amman dari Jeddah, Arab Saudi itu lepas landas. Setelah mengudara kurang lebih 2 jam lamanya, maka pesawatpun mendarat di lapangan terbang Queen Alia di Amman, Yordania. Dengan menggunakan bus resmi milik pemerintah Yordania yang dikemudikan oleh seorang sopir berseragam militer Yordania ( ?celana dan kemeja biru + pangkat di bahu) perjalanan langsung berlanjut. Bus melaju pasti menuju Yerusalem, yang diaku oleh Israel.

Setelah lolos dari pemeriksaan rutin di perbatasan oleh pihak pemerintah Yordania, bus terus berjalan mendekati ‘check point’ di Allenby Bridge. Menjelang memasuki daerah ini, kedua orang guide, baik guide lokal berkebangsaan Palestina maupun guide dari Travel tanah air, kembali mengingatkan untuk tidak memotret dan merekam daerah tersebut. Dari kejauhan terlihat banyak sekali gardu-gardu pos penjagaan bertiang tinggi lengkap dengan kamera pengintai dan senapan panjangnya. Dengan rasa was-was kami terus berdoa memohon kemudahan kepada Allah swt, semoga kami lolos dari pemeriksaan.

Bus berhenti sejenak di sebuah pos penjagaan. Dari balik pos tersebut tampak seraut wajah lumayan cantik namun dingin tak ber-ekspresi. Setelah mengajukan beberapa pertanyaan terhadap pengemudi bus, bus berjalan kembali. Tak lama kemudian, kami tiba di tempat pemeriksaan. Terlihat beberapa orang sipil berkaca-mata gelap dengan menenteng senapan dan pistol di pinggang berjalan mondar-mandir. Di depan tempat tersebut digantungkan spanduk berukuran raksasa, mengumumkan sebuah nama Islami yang di’wanted’!

Kami semua harus turun dari bus, tak terkecuali semua barang bawaan termasuk air zam-zam!( kami melakukan perjalanan ini memang setelah ibadah umrah ). Dengan super teliti kami diperiksa satu persatu ( oleh petugas yang hampir kesemuanya perempuan yang memasang wajah angker !). Selanjutnya kami memasuki babak pemeriksaan surat-surat keimigrasian. Disini kami di uji kesabaran dalam menanti giliran pemeriksaan. Sebelumnya kami telah diingatkan, bahwa beberapa kemungkinan bisa terjadi. Pemeriksaan 1 jam, 2 jam, 3 jam atau lebih dan yang terparah bisa saja ditolak masuk!

Alhamdulillah, dengan pertolongan Allah ternyata kami hanya menghabiskan waktu 3 jam ditempat tersebut. Rupanya hanya orang-orang muda dan mereka yang mempunyai nama berbau Islam sajalah yang dihambat, mereka dianggap bermasalah. Mereka ini bolak balik di interogasi dengan berbagai pertanyaan. Tampaknya mereka ingin memastikan bahwa anak-anak muda tersebut tidak memiliki hubungan apapun dengan orang-orang yang mereka aggap teroris. Yaah begitulah bila orang suka menzalimi orang lain, bawaannya curiga teruus… dan akhirnya jadi Paranoid…

Kawasan Haram Asy-Syarif

Kawasan Haram Asy-Syarif

Setelah makan siang/sore di Jericho, sekitar pukul 4 kami memasuki Yerusalem Timur. Yerusalem adalah sebuah kota yang terletak di atas bukit Zaitun. Dan Masya Allah, dari kejauhan tampak jelas areal Haram as-Syarif yang selama ini hanya kami lihat fotonya saja. Dome Of the Rock / Qubbah As-Sakrah  dengan kubah emasnya dan Masjid Al- Aqsho’ yang berkubah kebiruan disebelah kirinya. Kawasan ini di kelilingi tembok kuno tinggi dan terletak lebih tinggi dari bangunan-bangunan lain di sekitarnya. Kawasan ini sekaligus menjadi pemisah antara Yerusalem Barat dan Yerusalem Timur.

Perhatikan perbedaan antara Qubbah As-Sakrah dan Al- Aqsho’ karena saat ini sebagian besar Muslim tidak mengetahuinya dengan pasti.

(Click:  http://www.youtube.com/watch?v=_mQ6kYEfiXA&feature=player_embedded ).

Sebelum tahun 1967, yaitu pada peristiwa perang 6 hari / The Six Day War, sebelah barat dikuasai Israel dan sebelah timur dibawah otoritas Yordania. Sekarang secara illegal keduanya berada dibawah Israel karena berdasarkan sebuah resolusi internasional Israel seharusnya mundur dari daerah yang dijajahnya pada tahun 1967 tersebut. Ironisnya , dikabarkan bahwa pada tahun 1980 pemerintahan tersebut secara sepihak malah mengumumkan bahwa Yerusalem secara keseluruhan adalah ibu kota Israel ! Padahal rakyat Palestina sejak lama mendambakan Yerusalem Timur ini sebagai ibu kota wilayah mereka.

Kami baru memasuki kawasan Haram As-Syarif setelah ziarah ke makam Salman Al-Farisi, seorang sahabat yang banyak memberikan andil dalam sejarah Islam. Makam tersebut memang terletak tak begitu jauh dari kawasan Haram As-Syarif. Namun tampaknya, ada suatu hikmah yang ingin disampaikan sang guide. Salman Al-Farisi adalah orang Parsi (sekarang Irak, Iran dan sekitarnya). Sebagaimana penduduk daerah tersebut, mulanya Salman adalah seorang penganut Majusi, penyembah api. Melalui perjalanan panjang mencari sebuah kebenaran, akhirnya ia memeluk Islam.

Darinya Rasulullah menerima usulan dibangunnya parit pertahanan Madinah ketika orang-orang Quraisy yang bersekongkol dengan Yahudi Madinah serta beberapa suku lainnya berniat menyerang Madinah. (Itu sebabnya selain disebut Perang Ahzab (perang gabungan) perang ini dinamakan juga Perang Parit). Ketika itu banyak sahabat yang mempertanyakan kebijakan Rasulullah dalam menerima usulan yang dianggap datang dari orang asing (Parsi). Namun dengan bijaksana, Rasulullah menerangkan bahwa sesama Muslim adalah bersaudara. Masing-masing tidak boleh merasa lebih dan berbeda. Inilah rupanya perasaan dan semangat yang ingin ditularkan sang guide, Mr Karim, ketika kami memasuki kawasan Al-Aqsho’ nanti.

Dome of the Rock dengan kubah emasnya

Peta Kota Tua Jerusalem Timur

Peta Kota Tua Jerusalem Timur

Maka sekitar pukul 5 sore, akhirnya kamipun memasuki kawasan ini. Kami masuk melalui satu-satunya pintu gerbang (dari 8 pintu yang dimiliki) yang dibuka untuk umum, yaitu The Lion’s Gate/St Stephen Gate. Itupun setelah melalui penjagaan ketat polisi Israel! Kami melaksanakan shalat tahiyatul masjid, lalu shalat Zuhur dan Ashar yang di jama’, di Qubbah As-Sakrah. Inilah kiblat pertama umat Islam sebelum Ka’bah di Makkah ditentukan sebagai kiblat seluruh umat Islam.

Mulut gua batu terbang

Mulut gua batu terapung

Bagian dalam kubah As-Sakrah sedang di renovasi

Bagian dalam kubah As-Sakrah yg sedang di renovasi

Tak tampak adanya jemaah ataupun pengunjung lain selain kami di dalam masjid ini. Disana kami melihat dengan mata kepala sendiri batu As-Sakrah, batu terapung di bawah kubah Emas yang diyakini sebagai tempat Mi’rajnya Rasulullah saw ke Sidratul Muntaha di langit. Dibawah batu tersebut terdapat sebuah tempat mirip gua yang tak seberapa luas. Dikabarkan didalam gua inilah Rasulullah beserta para nabi melaksanakan shalat sebelum Mi’raj. Didalam gua kami menjumpai sejumlah gadis remaja Palestina sedang belajar mengaji. Batu raksasa tersebut sebenarnya menyembul hingga ke lantai di atasnya, tepat di bawah kubah masjid. Sayang ketika itu sedang ada renovasi.

Bagian dalam Masjid Al-Aqsho

Bagian dalam Masjid Al-Aqsho

2008-05 Umrah_67

Bagian depan Al-Aqsho, berfoto dengan guide kami

kubah masjidil Aqsho

kubah masjidil Aqsho

Setelah itu, kami menuju Masjdil Al-Aqsho’. Masjid ini terletak di sebelah selatan As-Sakrah di dalam pelataran yang sama, jaraknya lebih kurang hanya sekitar 30 meter. Diantara keduanya terdapat pelataran dan taman dengan sebuah gapura serta kolam untuk berwudhu dengan kursi-kursi kecil terbuat dari batu. Masjid ini terlihat lebih terawat dari pada Qubbah As-Sakrah.

Kami melaksanakan shalat Magrib pada awal waktu secara berjamaah bersama imam masjid dan Muslim Palestina. Jumlah mereka cukup banyak demikian pula Muslimahnya. Dikabarkan pada setiap shalat jumat, Masjid ini dipenuhi oleh Muslimin hingga seluruh pelatarannya, sementara kaum Muslimah turut berjamaah di Qubbah As-Sakrah. Namun pada waktu-waktu tertentu, acapkali pihak otoritas Israel melarang warga Palestina yang berusia diantara 17-40 tahun untuk memasuki kedua masjid! Padahal rumah mereka hanya dibatasi tembok saja ….

Di malam hari, udara di pelataran yang dihiasi dengan lampu-lampu taman ini sangat sejuk. Tak tampak bahwa kota ini menyimpan berbagai permasalahan dan kekerasan. Begitu pula ketika pada pagi dan siang harinya kami pergi menuju Bethlehem, tidak terlihat adanya tanda-tanda tersebut. Rumah-rumah tertata apik dan asri dengan jalan-jalan besar beraspal mulus nan bersih. Mobil-mobil sedan mewah berbagai merk dari Jepang berseliweran. Yang mencolok mata, hanya adanya bendera-bendera Israel yang kelihatannya secara provokatif dipajang di hampir semua rumah sepanjang jalan yang dilalui. Rumah-rumah indah bertembok putih itu memang telah lama berganti penghuni. Mereka adalah para Yahudi penyerobot rumah si empunya tanah!

Sementara sebagian besar pemilik tanah, yaitu orang Palestina, terutama Muslim Palestina tinggal di lorong-lorong sempit di dalam tembok Yerusalem Timur. Bahkan yang menempati kamp-kamp pengungsi diluar tembok dikabarkan lebih menyedihkan lagi keadaannya… Bahkan untuk melaksanakan shalatpun mereka terpaksa melakukannya di jalanan.

Wilayah yang direbut Israel pada perang 6 hari di tahun1967 adalah kawasan Tepi Barat / West Bank yang berbatasan langsung dengan Yerusalem barat. Wilayah ini terdiri dari 28 kota dan perkampungan Palestina, diantaranya adalah Yerusalem Timur, Bethlehem, Yericho, Hebron dan Ramalah. Pemerintah Israel secara mencolok membangun banyak sekali checkpoint. Setiap kali melewati checkpoint, pihak militer Yahudi melakukan pemeriksaan terhadap semua orang terutama rakyat Palestina. Saat ini sekitar 250.000 rakyat Palestina tinggal di Yerusalem Timur. Mereka ini dikenai pajak dan dianggap sebagai penduduk walaupun mereka bukan warga negara Israel. Pemerintah Israel memperlakukan mereka dengan sangat berbeda. Air dan pasokan listrik yang merupakan kebutuhan utama sangat minim dan dibatasi pula.Walaupun tempat tinggal mereka sebenarnya berdekatan namun mereka sama sekali tidak bersentuhan.

Sejak tahun 2003 pemerintah Israel mulai membangun sejumlah tembok yang memisahkan pemukiman Palestina dari pemukiman Yahudi. ( click here : http://www.bethlehemassoc.org/sub_pages/TheWallinBethlehem.htm). Walaupun Mahkamah Internasional telah mengeluarkan perintah untuk menghentikan proyek yang dinilai melanggar HAM, Israel tetap meneruskannya dengan dalih bahwa tembok didirikan untuk melindungi warga Yahudi dari serangan bom bunuh diri warga Palestina. Namun sejatinya tembok-tembok tersebut telah memblokir penduduk Palestina dari kegiatan di dalam kota! Ini adalah salah satu cara Israel memperluas tanah jajahan mereka.

Dengan adanya pembatas ini, rakyat Palestina tidak dapat melaksanakan kegiatan sosial sehari-hari mereka dan pada akhirnya ekonomi merekapun berantakan. Untuk pergi bekerja, berusaha, bersekolah bahkan untuk berobatpun rakyat Palestina harus memutar puluhan km jauhnya. Saat ini tembok raksasa sepanjang hampir 400 km dari rencana 650 km telah berdiri tegak memisahkan Yerusalem Timur, dimana Masjid Al-Aqsho’ dan Masjid As-Saqroh berada didalamnya, dari Tepi Barat. Inilah cara Israel mencaplok Yerusalem Timur, areal Haram Asy-Syarif khususnya, yang memang menjadi target utamanya. Kepercayaan Yahudi mengatakan bahwa berdirinya kembali Bait Allah diatas areal ini akan mempercepat datangnya Sang Messiah, Al-Dajjal!

Banyak cara yang digunakan Israel untuk mengusir rakyat Palestina dari negrinya sendiri baik secara halus maupun kasar dengan secara sistimatis pula. Karim, guide kami, sebagai penduduk Bethlehem menceritakan bahwa keluarganya sejak puluhan tahun tidak mendapatkan hak meninggalkan kota mereka. Apalagi saat ini, setelah otorita Israel membangun tembok sepanjang 8 km mengelilingi Bethlehem, mereka makin terkurung di dalam kota. Hanya orang-orang berprofesi seperti dirinya, yaitu guide, yang masih mendapatkan kesempatan keluar kota. Itupun dengan izin otoritas Israel yang harus diperbarui setiap 3 bulan ! Bayangkan , bagaimana mereka harus mencukupi kebutuhan hidup mereka?

Yerusalem Timur

Yerusalem Timur

Otoritas Israel juga memberlakukan peraturan bahwa turis dilarang bermalam di Yerusalem Timur maupun Bethlehem. Dengan cara tersebut kedua kota ini tidak mendapatkan keuntungan dari kunjungan turis. Padahal jumlah turis di kota yang menjadi tempat suci ke tiga agama besar di dunia tersebut tidak terhitung banyaknya. Itu sebabnya kami hanya dapat mengunjungi Masjid Al Aqsho’ dan shalat didalamnya sekali saja. Padahal jauh-jauh kami datang karena shalat didalam masjid tersuci ketiga ini balasannya 500 kali lebih besar dari shalat di masjid lain! Yaah,nasib…. itu semua gara-gara Yerusalem tidak berada dibawah kekuasaan Muslim..

“Sholat di Masjidil Haram lebih utama seratus ribu kali lipat daripada sholat di masjid-masjid lainnya. Sholat di Masjid Nabawi lebih utama seribu kali lipat. Dan sholat di Masjidil Aqsa lebih utama lima ratus kali lipat.” (HR Ahmad dari Abu Darda).

Catatan penting:

Selama dalam perjalanan kami dapati ratusan bahkan mungkin ribuan pohon yang kelihatannya baru ditanam.  Anehnya pohon-pohon tersebut dari jenis yang sama. Mengapa hanya satu jenis , pikir saya dalam hati. Pohon apakah itu? Jangan2 ….

” Tidak akan datang hari kiamat sehingga kaum muslimin memerangi kaum Yahudi dan membunuh mereka, sehingga bersembunyilah orang-orang Yahudi di belakang batu atau pohon, kemudian batu dan pohon itu berkata:” Wahai Muslim , wahai hamba Allah, ini orang yahudi di belakangku, kemarilah dan bunuhlah dia”, kecuali pohon gharqad, karena sesungguhnya pohon itu adalah pohon Yahudi “. (HR. Bukhari dan Muslim)

Ya Allah, semoga mereka salah tanam….  semoga itu bukan pohon Gharqad yang dimaksudkan-Nya…

Untuk itu secara serius mereka memasarkan penjualan pohon-pohon tersebut ke seluruh pelosok dunia melalui web berikut : http://www.treesfortheholyland.com/order/ dan memberikan sertifikat sebagai tanda terima-kasih mereka ! Hebat bukan ….

Kabar terakhir:

( 22/11/2009) Israel, tanpa peduli terhadap reaksi negatif dunia, mulai membangun 3000 bangunan tempat tinggal warga Yahudi di Yerusalem Timur. Dan demi tercapainya ambisi besar mereka untuk membangun kembali Bait Yahudi yang pernah ada ribuan tahun silam, kini sebuah terowongan telah berdiri di bawah kawasan Haram Asy-Syarif. Terowongan ini jelas sangat beresiko merusak fondasi bangunan diatasnya.

( Click here :

https://www.youtube.com/watch?v=hmb8PGgbx8g

http://www.metacafe.com/watch/411371/in_search_of_tunnels_under_the_dome_of_the_rock/

(4/3/2014)

– Pemerintah Israel mengusulkan secara resmi agar orang Yahudi diizinkan memasuki Al-Aqsho 3.5 jam/hari, dengan dijaga polisi Israel .

– Uni Eropa meski tidak secara resmi, mulai berpikir bahwa Israel selayaknya di boikot secara ekonomi karena pada dasarnya kedudukan mereka di tanah Palestina adalah illegal! Yaah, semoga saja bukan gertak sambal belaka …

– Pemerintah Israel mengatur seberapa keras azan di seluruh pelosok masjid di Yerusalem boleh berkumandang, dengan alasan agar tidak mengganggu ketenangan warga Yahudi yang belakangan makin memenuhi kota, mendesak pemukiman warga Palestina yang telah ribuan tahun menetap di kota tersebut.

Jakarta, 19/6/2008.

Vien AM.

Read Full Post »

Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan? Kalau Kami kehendaki niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur?” (Terjemah QS.Al-Waqiyah(56):68-70).

Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Maka apakah kamu tidak mendengar?. Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”. Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya”.( Terjemah QS.Al-Qashash(28):71-73).

Pernahkah kita mencoba merenungkan makna kedua ayat diatas? Jika saja manusia mau berpikir, sungguh tak terhitung nikmat Allah yang telah dilimpahkan atas mahluk-Nya; baik itu nikmat kehidupan, nikmat kesehatan, nikmat ketenangan dan ketentraman, nikmat keturunan, nikmat kekayaan dan terutama tentu saja nikmat ke-Islam-an. Karena jauh sebelum Allah SWT menciptakan manusia di bumi ini, Ia memang telah mempersiapkan seluruh sarananya terlebih dahulu, diantaranya adalah perputaran antara siang dan malam serta turunnya air hujan yang tidak asin ( juga air laut yang asin) yang merupakan kebutuhan mutlak seluruh mahluk hidup sebagaimana kedua ayat diatas. Belum lagi aneka ragam tumbuhan serta binatang yang siap dimanfaatkan bagi kelangsungan hidup manusia. Jadi sudah sepantasnyalah manusia itu harus banyak bersyukur. Dan sebagai penyempurnaan akan rasa syukurnya, manusia diperintahkan untuk menunaikan ibadah haji minimal 1x dalam hidupnya, bila ia mampu.

…mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah;Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”(Terjemah QS.Ali Imran(3(:97).

Dalam beberapa hadis disebutkan bahwa kesanggupan yang dimaksud adalah kesanggupan dalam menyiapkan perbekalan diri dan harta untuk melakukan perjalanan pulang-pergi ke Baitullah, termasuk didalamnya adalah kekuatan atau kesehatan untuk melaksanakan seluruh kegiatan fardhu haji serta perbekalan keluarga yang ditinggalkan. Ahmad bin Hambal meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata bahwa Rasulllah bersabda :

Bersegeralah melakukan haji (yaitu haji yang fardhu ) karena kalian tidak tahu apa yang akan menimpa kalian”. ( HR Ahmad).

Rasulullah juga menambahkan bahwa barangsiapa yang dengan sengaja memperlambat pergi haji padahal ia mampu, maka bila ia meninggal dunia dalam keadaan demikian maka matinya sama dengan matinya orang Yahudi atau Nasrani!

ka'bah1Ibadah haji adalah suatu kegiatan ritual, suatu rentetan kegiatan simbolis yang mencerminkan perjalanan kehidupan manusia. Ibadah haji bertujuan agar manusia mau berpikir apa hakekat dan tujuan hidup ini, dari mana dan hendak kemana kita ini, apa yang telah kita lakukan selama ini. Dan sebagai hasilnya manusia yang telah menyelesaikan ibadah haji semestinya akan memperbaiki diri, memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan dan lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Ia banyak berzikir untuk mengingatNya, mengerjakan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya.

Manusia yang telah berhasil menyempurnakan rukun Islam terakhir ini seharusnya akan terlihat dari prilakunya. Ia jauh dari sifat-sifat buruk dan jahat seperti pendendam, pembohong serta pendengki. Sebaliknya ia akan menjelma menjadi sosok yang pemaaf dan penyantun, peduli terhadap sekeliling serta mampu menjalin dan mengikat kembali silaturahmi yang terputus. Itulah yang disebut haji mabrur, surga adalah imbalan baginya.

Ibadah haji adalah ibadah yang telah berumur sangat tua. Ibadah ini dilaksanakan di kota Mekah, Saudi Arabia. Di dalam Al-Quran , kota ini disebut Ummul Qura yang berarti ibu negeri. Menurut beberapa mufassir terkenal yang kemudian diperkuat dengan adanya hasil penyelidikan terhadap lapisan bumi, ternyata lapisan sekitar jazirah Arab lebih tua daripada lapisan bagian bumi lainnya. Oleh karena itulah Al-Quran menyebutnya ‘Umm’ atau ‘ibu’ yang dapat diartikan sebagai asal-usul sebuah negeri, tempat yang tertua di dunia. Ditempat inilah Ibrahim as dan Ismail as melaksanakan ibadah haji untuk pertama kalinya. Islam hanya meluruskannya kembali setelah ibadah ini sempat diselewengkan selama ribuan tahun lamanya.

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdo`a): “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”( Terjemah QS.Al-Baqarah(2):127-128).

Kegiatan-kegiatan dalam haji seperti Tawaf, Sa’i, Wukuf, melempar Jumrah dan sebagainya bukanlah sekedar kegiatan ritual belaka. Semua mempunyai makna yang amat mendalam. Tawaf yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak 7x, merupakan gerakan simbolis yang mencerminkan bahwa manusia, mau ataupun tidak mau, harus mengikuti arus perputaran waktu, 7 hari dalam seminggu terus menerus selama hidupnya. Ia harus pasrah, tunduk patuh terhadap hukum-Nya, sunatullah, hukum alam yang diciptakan-Nya. Bila tidak, ia akan terlempar dari perputaran, terinjak-injak dan menderita.

Sedangkan Sa’i, yaitu lari-lari kecil antara bukit Safa dan bukit Marwah sebanyak 7x, merupakan cerminan usaha manusia untuk bekerja keras 7 hari dalam seminggu selama hidupnya demi mendapatkan apa yang dicita-citakannya dengan mengharap ridho-Nya. Dan bila Allah SWT ridho, cita-cita tersebut akan terlaksana. Kegiatan ini juga untuk mengenang bagaimana seorang Siti Hajjar, seorang perempuan yang ditinggalkan di tengah padang pasir karena ketakwaan sang suami (Ibrahim as) akan Tuhannya, berjuang keras untuk mendapatkan setetes air untuk bayi yang baru dilahirkannya (Ismail as). Dan atas ridho-Nya pulalah akhirnya muncul sumber air zam-zam di dekat kaki sang bayi. Sumber air yang telah ribuan tahun umurnya ini hingga kini masih terus memancarkan airnya walaupun setiap tahun dikonsumsi oleh jutaan jamaah haji.

Berikutnya adalah Wukuf di padang Arafah. Inilah puncak kegiatan haji. Tamu-tamu Allah yang datang dengan susah payah dari segala penjuru dunia ini diberi kesempatan mulai waktu zuhur hingga waktu magrib untuk ‘menemui’Nya. Di tempat inilah Allah SWT secara langsung mendengar keluh-kesah maupun permintaan hamba-hambaNya dan menatapnya dengan penuh kasih-sayang.

Rasulullah bersabda : “… Ia (Allah) mendekat kepada orang-orang yang di Arafah. Dengan bangga Ia bertanya kepada para malaikat, “Apa yang diinginkan oleh orang-orang yang sedang wukuf itu ?”.

Kehadiran Sang Khalik di padang Arafah untuk menyaksikan hamba-Nya yang datang dan hadir di padang yang gersang tersebut sesungguhnya adalah sebuah kehormatan besar dan kemuliaan bagi umat Rasulullah saw. Karena bahkan gunung dan Musa as pun sebagai salah satu rasul pilihan, tidak sanggup menyaksikan kehadiran-Nya.

Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: “Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau”. Tuhan berfirman: “Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku”. Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musapun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: “Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman”. (Terjemah QS.Al-‘Araaf(7):143).

Wukuf di Arafah adalah sebuah gambaran puncak perjalanan hidup bahwa semua manusia kelak sebelum masuk surga atau neraka akan dikumpulkan disuatu tempat yang dinamakan padang Masyar. Ditempat ini semua atribut keduniawian ditanggalkan. Kain Ihram yang dikenakan para jemaah haji adalah cerminan kain kafan yang merupakan satu-satunya harta yang dibawa seseorang ketika wafat. Hadir di Arafah juga mengingatkan agar manusia hendaknya kembali ke fitrah semula sebagaimana bayi yang dilahirkan ke dunia tanpa membawa apapun. Jadi wukuf adalah sebuah kegiatan untuk merenungkan diri dalam rangka menghadapi hari akhir yang sungguh dasyat dan mengerikan, yaitu sebuah hari yang pasti terjadi dan tak terelakkan.

Kemudian Jumrah, yaitu melemparkan batu kerikil ke 3 buah tugu; Aqabah, Ula’ dan Wustha’. Kegiatan ini melambangkan perlawanan manusia terhadap nafsu jahat yang ditebarkan oleh syaitan. Ditempat inilah Ibrahim as dicegah oleh syaitan agar membatalkan niat melaksanakan perintah Allah SWT untuk menyembelih Ismail as.

Namun sebelum Jumrah, kita harus ‘mabit’ atau ‘bermalam’ dahulu di Muzdalifah guna mencari batu-batu kerikil yang akan digunakan untuk melempar Jumrah. Hikmah yang dapat diambil dalam kegiatan ini adalah diperlukannya persiapan dalam menghadapi lawan diantaranya yaitu pentingnya bekal ilmu.

Terakhir, sebagai bukti bahwa seorang hamba telah berhasil mengusir dan melawan nafsu jahatnya maka ia wajib berkorban dengan menyembelih kambing, unta ataupun sapi. Pengorbanan atau penyembelihan ini sesungguhnya hanyalah lambang ketaatan dan ketakwaan terhadap Tuhannya, Allah Azza wa Jalla sebagaimana dicontohkan Ibrahim as yang dengan patuh melaksanakan perintah-Nya walau perintah tersebut adalah perintah untuk menyembelih putra satu-satunya ketika itu.

Beruntung, kita tidak dicoba dengan perintah untuk menyembelih anak kita! Allah swt amat memahami tingkat keimanan kita. Oleh karenanya Ia hanya menyuruh kita untuk mengorbankan sebagian harta dan waktu yang sungguh tidak seberapa dibanding segala nikmat yang telah kita terima… Masya Allah …

Wallahu’alam bish shawwab.

Jakarta, 26/12/06.

Vien AM.

Read Full Post »