Siapakah mereka itu? Ibu2 kitakah, para istri, anak2 perempuan kita, kakak2 kita atau adik2 kita atau teman2 perempuan kitakah? Semuanya bisa jadi akan tetapi perempuan yang bagaimanakah mereka itu? Biasanya bila orang menyebut kata perempuan maka yang ada di benak dan langsung terbayang adalah sosok seorang yang rapuh, sosok lemah, sosok yang mempunyai perasaan amat peka dan sensitive atas segala sesuatu, yang mudah dipermainkan oleh perasaan takut& khawatir dan yang tak jarang pula dianggap remeh oleh lawan jenisnya, yaitu kaum lelaki. Tetapi benarkah semua itu?
Bila demikian, marilah kita bayangkan sejenak ibu-ibu kita, ibu yang telah melahirkan kita ke dunia ini yang hanya dengan perantaraannyalah Sang Maha Pencipta mempercayakan kelahiran seorang manusia, semua manusia kecuali tentu saja manusia pertama yang langsung diciptakanNya dengan ‘Kun Fayakun’ maka jadilah ia, yaitu nabi Adam as.
Untuk sementara sisihkan dahulu bayangan ibu yang telah beranjak senja. Bayangkanlah ibu ketika beliau masih muda, ketika beliau mengandung dan harus menanggung beban dalam rahimnya selama lebih-kurang 9 bulan, dan kemudian bayangkanlah perjuangannya untuk melahirkan anak-anaknya. Kemudian disusuinya selama 2 tahun, dipelihara, dididik dan dibesarkannya dengan penuh kesabaran dan kasih-sayang tanpa mengharap imbalan sedikitpun. Ibu yang tak mengenal lelah, siang dan malam bekerja di rumah demi menjaga keutuhan keluarganya. Bahkan tak jarang pula ibu yang terpaksa bekerja keras di luar rumah membanting tulang untuk membantu sang suami mencari nafkah. Maka mungkinkah kita katakan bahwa mereka itu mahluk yang lemah?
Maka untuk itu pulalah, sebagai imbalan atas jerih payahnya, Allah berfirman :
“Dan telah Kami perintahkan kepada manusia(berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu” . (QS.Luqman( 31):14)
Perempuan tangguh juga adalah mereka yang berpendirian teguh,yang kuat tekadnya untuk mempertahankan keyakinan dan agamanya. Ia tidak mudah terpengaruh oleh apapun dan siapapun walau lingkungan disekitar menentangnya. Perempuan yang mau dan mampu menggunakan akalnya untuk berpikir apakah hakekat hidup ini, apakah tujuan hidup ini, mengapa ia hidup, siapa yang menghidupkannya, kepada apa dan siapa ia harus mempertanggung-jawabkan hidup ini. Yang kemudian untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut ia mau mencari jawabnya. Perempuan yang dengan penuh keridhoan mau menerima ketetapan-Nya secara kaffah, tidak memilah-milah dan memisah-misahkan ayat2 mana yang disukainya dan mana yang tidak disukainya. Semua diyakininya.
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syeitan. Sesungguhnya syeitan itu musuh yang nyata bagimu”. (QS.Al-Baqarah( 2):208).
Mereka yang mau berpikir, mengapa hanya kaumnya saja yang diberi kemampuan untuk melahirkan dan yang kemudian dapat menerima kodratnya sebagai perempuan. Maka dengan demikian ia tahu persis apa yang menjadi hak dan tanggung-jawabnya sebagai perempuan, sebagai istri, sebagai ibu maupun sebagai anak perempuan. Sebagai istri misalnya, ia akan berani mengingatkan sang suami untuk terus berada di jalan yang benar tetapi dilain pihak tetap dapat menghormatinya sebagai kepala keluarga.
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka(adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh(mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka ta’at kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS.At Taubah( 9):71)
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka(laki-laki) atas sebagian yang lain(perempuan), dan karena mereka(laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (QS.An Nisaa’( 4):34).
“Para ibu hendaklah menyusukan anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf”.(QS.Al Baqarah( 2):233)
Rasullullah saw bersabda :“Dinar yang kamu nafkahkan di jalan Allah,dinar yang kamu nafkahkan untuk budak,dinar yang kamu sedekahkan kepada orang miskin dan dinar yang kamu nafkahkan kepada keluargamu. “Yang lebih besar pahalanya adalah yang kamu nafkahkan kepada keluargamu”.
Perempuan_perempuan seperti inilah yang kelak akan mencetak manusia-manusia berkwalitas, manusia-manusia bermoral yang akan mampu memimpin sebuah bangsa besar. Mereka itu bagaikan bibit unggul yang akan menghasilkan benih-benih yang unggul pula. Rasullullah bersabda: “ Pilihlah untuk benih-benih kalian, karena sesungguhnya keturunan itu direncanakan”. Karena sesungguhnya perkawinan bukanlah sekedar pemenuhan keinginan biologis & penyaluran dorongan hawa nafsu semata akan tetapi jauh lebih mulia. Rasullullah juga menambahkan :”Barangsiapa ingin bertemu dengan Allah dalam keadaan suci & mensucikan maka hendaklah ia mengawini wanita yang menjaga kehormatannya”.
Allah berfirman: “Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya”.(QS.An Nuur( 24):33).
Tampaknya pepatah yang berbunyi “ Maju-mundurnya sebuah bangsa tergantung kaum perempuannya” ataupun “ Surga dibawah telapak kaki ibu” tidaklah keliru.
Selain itu karena kehidupan dunia adalah bagaikan ladang untuk mencari amal-shaleh yang kemudian hasilnya akan dibawa kelak ke akhirat, maka perempuan-perempuan tangguh adalah juga mereka yang mau menuntut ilmu yang bermanfaat dan yang kemudian diamalkannya untuk kebaikan umat. Rasullulah menegaskan, tiga hal yang tidak terputus pahalanya dan terus mengalir bagi manusia walaupun ia telah tiada, yaitu : amal-shalehnya, ilmunya yang terus diamalkan untuk kebaikan umat dan doa anak yang shaleh.
Allah berfirman : ”Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya sedikitpun”.(QS.An-Nisaa’( 4):124)
Ada banyak perempuan tangguh yang patut dijadikan suri teladan, empat diantaranya adalah:
1.Siti Khadijah ra, istri Rasullullah saw, Ummul Mukminin.
Beliau adalah seorang perempuan kaya-raya bangsa Quraisy yang termasuk elite masyarakat Arab saat itu. Beliau adalah seorang perempuan yang cerdas yangmenguasai ilmu perniagaan dengan sangat baik.Beliau adalah seorang saudagar perempuan yang sukses yang sangat dihormati dan amat dikenal. Beliaulah orang yang pertama beriman dan langsung mempercayai kerasulan Muhammad saw disaat yang lain masih mengingkari dan mencemoohnya. Bahkan jauh sebelum kerasulan beliau telah amat menghormati suaminya itu walaupun usia Rasullullah jauh lebih muda dari beliau sendiri. Beliau rela mengorbankan jiwa dan hartanya untuk dakwah Rasullullah.
2.Siti Maryam, ibunda Isa as.
Beliaulah satu-satunya perempuan di dunia ini yang atas kehendak dan mukzizat-Nya mengandung tanpa sedikitpun sentuhan lelaki. Beliau adalah seorang putri keluarga Imran,keluarga yang amat shaleh. Ketika ibunya dikabarkan akan melahirkan seorang bayi padahal usianya telah amat tua, maka beliau dinazarkan untuk menjadi hamba yang shaleh dan berkhidmat di Baitul Maqdis. Beliau dibesarkan dibawah pemeliharaan Zakaria as. Beliau menerima cobaan Allah untuk mengandung bayinya itu dengan pasrah dan berserah-diri.
3. Asiya, istri Firaun.
Beliau adalah istri Firaun,seorang raja Mesir yang menganggap dirinya Tuhan,seorang yang amat mengingkari Tuhannya. Tetapi Asiya dibawah kekuasaan suami yang zalim tetap bertahan menjadi hamba Allah yang shaleh.
4. Sumayyah, seorang budak yang hidup di zaman Rasulullah saw.
Bersama suami dan anaknya, Ammar, beliau termasuk orang-orang awal yang beriman dan mengakui kerasulan Muhammad saw. Beliau adalah perempuan yang berasal dari keluarga miskin. Beliau dan keluarganya disiksa oleh kaum musyrikin Mekah saat itu karena mempertahankan keimanannya tersebut. Beliau akhirnya ditikam bagian bawah perutnya dengan tombak oleh Abu Jahal hingga rahimnya koyak dan tewas saat itu juga. Beliaulah orang pertama yang mati syahid dalam Islam.
Ke-empat perempuan shalehah ini telah dijanjikan surga sebagai imbalan atas ketakwaan mereka.
Wallahu ‘alam bish shawab.
Paris, 20 januari 2009.
Vien AM.
Subhanalloh…
Semoga kita bisa meneladani mereka Rin ya … Amiin …