Feeds:
Posts
Comments

Archive for June, 2013

Pagi ini kami sudah harus meninggalkan Kazan. Masih ada sedikit waktu untuk keliling kota.  Dengan bantuan recepsionis hotel kami mendapatkan sopir taxi yang mau memenuhi keinginan tersebut. Alhamdulillah …

Kazan adalah ibu kota propinsi Tatarstan, merupakan kota ketiga terbesar di Rusia setelah Moskow dan St Petersburg. Selain dikenal sebagai pusat industri, sains, politik dan komunikasi, Kazan juga dikenal sebagai kota pelajar. Disamping Universitas Islam Rusia ( UIR), yang kami kunjungi kemarin, Kazan yang merupakan kota terpadat penduduk ke 8 di Rusia, juga memiliki Kazan State University.

P1020291P1020278Ke tempat inilah taxi membawa kami berkeliling, disamping gedung-gedung lain, yang terlewati jalur ke bandara, tentunya. Waktu kami memang tidak banyak, jadi kami hanya melewatinya saja. Universitas ini dibangun pada tahun 1804 dan menjadikannya salah satu universitas tertua di negri ini. Bahkan menduduki urutan ke 2 setelah Moskow University.

Perpustakaan universitas ini menempati ranking penting berkat koleksi bukunya yang mengagumkan. Sejumlah manuscript berbahasa Arab karya cendekiawan Muslim seperti Ibnu Sinna yang hidup di abad 11 ( 980 – 1037 M) melengkapi perpustakaan ini. Saat ini Kazan  sedang mempersiapkan diri menjadi tuan rumah Summer Universiade 2013 yang akan berlangsung tanggal 6 – 17 Juli ini dan kejuaraan dunia sepak bola FIFA 2018.

Penduduk Kazan terbagi atas ras Rusia yang mayoritas Kristen Ortodoks dan suku Tatar yang Muslim. Di kota inilah sebagian besar Muslim Rusia berkumpul. Toleransi antar kedua agama besar ini telah ada sejak lama. Sejarah sejumlah kerajaan Islam yang pernah mendominasi daratan Rusia secara umum, tampaknya  yang menjadi latar belakang hal ini.

IMG_3722Kehidupan beragama khususnya Islam yang sempat lama menjadi agama resmi kerajaan Khanat Kazan memang hancur sejak serbuan raja Rusia Ivan IV di tahun 1552. Raja ini mempunyai julukan Ivan the terrible karena kekejamannya. Salah satu contoh kekejamaannya adalah perintah untuk mencongkel mata seorang arsiteknya. Alasannya sederhana saja, agar sang arsitek tidak bisa lagi membuat bangunan yang lebih indah dari katedral St Basil, geraja ikon Moskow yang dibangun sebagai lambang jatuhnya Khanat Kazan, dan selanjutnya dijadikan  simbol arsitektur tradisional Rusia !

Sejarah Islam makin terpuruk di era Uni Sovyet yang memberangus kehidupan beragama semua agama di negri komunis ini. Namun ternyata hal ini tidak berhasil menutup hasrat bangsa Tatar untuk kembali ke fitrah, yaitu Islam.

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui “,(QS.Ar-Ruum(30):30).

P1020305Saat ini ratusan masjid besar dan kecil bisa dijumpai di kota ini. Alhamdulillah pagi itu kami sempat melihat masjid yang diberi nama Masjid Marjani, meski hanya dari luar. Masjid berarsitektur gabungan khas Tatar dan baroque provinsial ini terletak di tepi danau dan menempati areal yang lumayan luas. Masjid terlihat bersih dan terawat baik.  Masjid ini dibangun pada tahun 1766-1770, merupakan masjid yang pertama kali dibangun kerajaan Rusia sejak jatuhnya Kazan. Hebatnya, masjid ini dibangun justru di saat Kazan dalam keadaan rusak parah. Sebaliknya ia adalah satu-satunya masjid di Kazan yang lolos dari penutupan pemerintahan Sovyet.

P1020314P1020238P1020209Berbeda dengan ketika kemarin kami berjalan kaki untuk ‘hunting’masjid, dengan taxi menara sejumlah masjid terlihat lebih jelas dan mudah. Sultan Mosque dan Nurullah Mosque adalah diantaranya. Sementara menara Soyembika yang menjadi bagian dari salah satu masjid yang kini hanya tinggal menaranya saja, miring pula, ternyata menyimpan kisah sendiri. Menara ini terletak di dalam Kremlin, tidak jauh dari masjid biru Kul Syarif yang fenomenal itu.

Konon, adalah Soyembika, putri seorang bangsawan, yang juga  permaisuri raja Khanat Kazan. Putri yang dikenal sangat jelita ini sempat menikah 3 kali dengan raja-raja pengganti suaminya, setiap kali mereka meninggal dunia. Hingga saat raja terakhir terbunuh paska penyerangan raja Ivan, ratu ini terpaksa ikut merasakan penderitaan yang mendalam. Ada 2 versi kisah akhir yang mengenaskan dari ratu ini. Yang pertama, ia diasingkan ke penjara Moskow bersama putranya yang masih belia, hingga wafatnya 3 tahun kemudian di usianya yang ke 38 tahun.

Yang kedua, tergiur oleh kecantikannya, Ivan sang penakluk yang kejam itu melamarnya. Soyembika menerima lamaran tersebut namun dengan syarat, yaitu membangun menara masjid berlantai 7 dalam waktu 7 hari. Ironisnya, begitu menara selesai tepat pada waktunya, dengan alasan ingin melihat kota untuk terakhir kalinya dari atas menara, sang putri calon mempelai malah melompat menjatuhkan diri hingga tewas.

( Click :  http://web67.derternet.com/Kazan2006/photos/photo02160.htm ).

P1020350Setelah puas berkeliling kamipun meninggalkan kota dan menuju bandara. Gerbang kota dengan initial M raksasa, mengartikan Miliainaire untuk 1000 tahun ulang tahun Kazan, menutup kunjungan singkat kami di kota Muslim tercantik dan terbesar di Eropa ini.

Dan kurang lebih satu jam kemudian kamipun telah berada di ibu kota Rusia, Moskow. Bertolak belakang dengan sopir taxi Kazan, sopir taxi di kota metropolitan ini terlihat grasak-grusuk, serobot sana serobot sini, masuk verboden, hingga akhirnya tiba di hotel, dengan memarkir taxinya di atas trotoar jalanan yang padat pejalan kaki ..

Setelah cek in hotel, kami langsung keluar lagi. Udara cerah meski dingin mendukung kami. Stasiun metro berada tepat di depan hotel, Alhamdulillah. Tujuan kami adalah Moskow Cathedral Mosque. Saya mendengar masjid ini berkat youtube yang menayangkan shalat Ied dan shalat Iedul adha Muslim Rusia yang selalu membludak sampai ke jalanan, mengular hingga berkilo-kilo meter, Subhanallah. Saya yakin bahwa orang yang membuat video tersebut, yang tampak jelas merekam dengan niat busuk dan penuh kebencian, tidak sadar bahwa perbuatannya tersebut justru bisa menjadi dakwah tersendiri.

( Click :  https://www.youtube.com/watch?v=4BYExXqM7k4 )

Sayangnya, September lalu dikabarkan bahwa masjid ini telah dibongkar hingga menuai protes banyak orang, padahal bangunan ini terdaftar sebagai warisan budaya. Masjid ini  dibangun pada 1904 atas permintaan orang-orang Tatar yang sejak ratusan tahun telah menjadi penghuni Moskow. Masjid berwarna biru hijau pastel yang mampu menampung 2000 jamaah ini adalah satu-satunya masjid di Moskow yang selama era Sovyet lolos dari penutupan pemerintahan komunis.

Mustinya tidak sulit menemukan masjid ini karena orang sering menyebutnya dengan nama masjid Prospekt Myra, sesuai nama stasiun metro dimana masjid berlokasi. Namun yang diluar dugaan kami ternyata exit metro bukan cuma satu. Dan sayangnya kami  ke luar di exit yang tidak benar, tanpa sadar bahwa kami salah. Akibatnya kami harus berputar-putar sebelum akhirnya sampai di tujuan, dan mendapati bahwa ternyata masjid bukan dibongkar melainkan diperbesar. Subhanallah …

IMG_3993IMG_3988Senangnya hati ini bisa menjadi saksi perluasan ini. Senangnya lagi kami masih melihat masjid lama dalam bentuk dan warna aslinya. Masjid baru berlantai 6 dengan rencana kapasitas 10 ribu jamaah ini dibangun tepat di samping masjid lama, ntah berapa kali lipat lebih besar. Yang pasti, masjid lama benar-benar  terlihat imuut ..  Dari menara masjid yang terletak tidak jauh dari stadion tertutup Olympic di pusat kota ini nantinya Kremlin Moskow dapat terlihat jelas.

Dari beberapa sumber, saya mendapat kesimpulan bahwa keberatan dan protes atas ‘diambrukannya’masjid ini terbagi menjadi 2 golongan. Golongan pertama adalah kaum Muslimin yang mengira bahwa masjid benar-benar diruntuhkan. Alasan yang sampai kepada golongan ini adalah kondisi masjid yang sudah tidak aman, ditambah mihrab yang kabarnya tidak menghadap sepenuhnya ke arah kiblat di Mekah (?).

Golongan kedua adalah mereka yang tahu pasti bahwa masjid bukan diambrukkan melainkan diperluas. Ini yang membuat mereka kesal dan merasa pemerintah terlalu memanjakan kaum Muslimin. Seorang politikus kenamaan Rusia beragumen bahwa mayoritas Muslim yang ada di Moskow bukan penduduk tetap. Namun pernyataan ini ditangkis politikus lain bahwa ia terlalu berlebihan dan cenderung rasis karena sebagian besar jamaah gereja juga bukan penduduk tetap Moskow.

Sementara mufti masjid besar Moskow menyatakan bahwa Muslim Moskow yang jumlahnya sekitar 2 juta itu sangat memerlukan rumah ibadah tambahan. Saat ini Moskow hanya memiliki 4 masjid. Menurutnya, paling tidak diperlukan 1 masjid untuk setiap distrik yang jumlahnya 12 itu. Sebagai catatan, kaum Muslimin di Rusia meliputi 20% dari 270 juta penduduk seluruh negara. Mereka terdiri lebih dari 35 suku yang memakai sekitar 100 bahasa yang berlainan. Rusia memang dikenal sebagai Negara mutietnis.

Kami tiba di lokasi sekitar pukul setengah 11. Masjid lama ditutup dan pagarnya digembok. Sebagai gantinya, sebuah tenda raksasa semi permanen dibangun di sisi kiri masjid. Untuk memasuki areal ini kami harus berputar. Kami menyempatkan diri masuk dan shalat tahiyatul masjid. Beberapa jamaah perempuan terlihat sedang berkumpul di sisi luar tenda. Sebelum keluar saya sempatkan meninggalkan Al-Quran dengan terjemah bahasa Perancis di loker yang tersedia di tenda tersebut. Bismillah, semoga jadi amal jariyah, aamiin ..

IMG_4000IMG_3999Setelah itu kami menuju ke semacam gerobak makanan yang ada di depan tenda. Huruf hijaiyah besar “HALAL” tertera di kacanya. Seorang perempuan Tatar terlihat sedang melayani beberapa tamu. Sejumlah makanan tradisional dipamerkan di etalase gerobak tersebut. Ditambah lagi dengan ‘nasi campur khas Rusia’nya, membuat kami tak tahan untuk tidak mencobanya. Dan memang yummy, lezat sekali … Akhirnya secangkir teh panas di hari yang memang sangat dingin itu menutup kenangan religius kami berada di Moskow Catedral Mosque, Moskow, Rusia.

( berikut foto2 kegiatan di sekitar masjid : http://www.demotix.com/news/1484381/four-mosques-2-million-muslims#media-1484374 ).

Aji Surya, seorang diplomat yang sedang bertugas di ibukota Rusia, dalam bukunya “Geliat Islam di Rusia” menuturkan pasca datangnya Perestroika dan Glasnost, ada hampir 7.000 masjid di Rusia dan tidak sedikit Muslim Rusia menjadi pejabat penting di negri ini, diantaranya yaitu sebagai wali kota dan gubernur.

Untuk itu ia memprediksi bahwa tidak sampai satu generasi ke depan, atau kira-kira 50 tahun lagi, Islam bisa menjadi agama mayoritas di Rusia. Tingginya tingkat kematian dan rendahnya kelahiran pada kelompok tertentu di Rusia dapat mendororong perubahan demografi.

“Jumlah umat Kristen Ortodok menurun di Rusia, sedangkan umat Islam di sana rata-rata mempunyai tiga hingga lima anak. Jika tren ini konstan, jumlah Muslim Rusia bisa meningkat 50 persen dari jumlah penduduk di sana”, begitu ia berujar.

Bukan hal yang berlebihan, saya rasa. Mungkin rekaman video youtube berikut bisa menjadi salah satu buktinya :  http://www.youtube.com/watch?v=TOSFT3FxqgM

P1020387P1020385Sore itu kami menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan di pusat kota. Sepanjang perjalanan kami banyak dikejutkan banyaknya ‘masjid’ dengan tanda salib di puncak kubahnya yang warna-warni. Ya, itu memang bukan masjid melainkan gereja dan katedral yang dari kejauhan  amat mirip dengan masjid sekiranya tidak ada tanda salibnya. Gereja dan juga museum di Moskow adalah obyek wisata andalan kota ini.

IMG_4066IMG_4079Malamnya kami mencoba masakan halal dari Uzbekistan. Uzbekistan adalah bekas wilayah Uni Sovyet yang penduduknya mayoritas Muslim. Itu sebabnya banyak Muslim Uzbek yang membuka resto di kota ini.

P1020379P1020365IMG_4092Esoknya giliran stasiun metro yang indah bagaikan museum dan merupakan bagian dari daya tarik kota menjadi tujuan wisata kami. P1020393Yang paling unik adalah stasiun Ploshcad Revolyutsii dimana berdiri beberapa patung serdadu dengan anjingnya. Kabarnya, banyak pelajar yang beranggapan bahwa dengan mengelus moncong anjing tersebut mereka akan sukses melalui ujian sekolah. Dan dari pengamatan kami, ternyata bukan hanya pelajar yang berusaha melakukan hal itu, namun juga anak-anak kecil, orang dewasa laki dan perempuan bahkan nenek-nenek sekalipun, hingga moncong anjing tersebut berubah warna  … 🙂 …

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan”.(QS. Al-Maidah(5):90).

Semoga saja tidak satupun Muslim melakukan kesyirikan tersebut. Karena menggantungkan keberuntungan ( lulus ujian, misalnya) dengan mengelus patung sama dan mengundi nasib dengan anak panah, pada dasarnya adalah sama saja.

Tepat lima  hari sudah kami berada di negri tirai bambu ini, persis dengan jumlah hari yang kami peroleh di visa kami. Kami harus terbang meninggalkan Rusia bagaimanapun caranya, meski dengan terpaksa bermalam di bandara Lituania, tetangga terdekat Rusia. Mengapa bisa demikian?

mushola bandara Moscow

mushola bandara Moskow

Sore menjelang magrib hari itu kami terjebak kemacetan luar biasa di jalanan Moskow, persis seperti kedatangan kami 5 hari lalu. Akibatnya beginilah, kami ketinggalan pesawat … Namun demikian kami tetap sempat melihat bahwa di bandara Moskow ada musholanya lho, Alhamdulillah …

Jakarta, 28 Juni 2013.

Vien AM.

Sumber :

http://www.sptimes.ru/index.php?action_id=2&story_id=36352 )

http://putrahermanto.wordpress.com/2009/10/12/sejarah-islam-di-rusia/

Read Full Post »

P1020190Kremlin (benteng) Kazan terletak di atas bukit kecil. Dari kejauhan masjid Kul Syarif yang selama ini hanya kami lihat melalui internet memamerkan menaranya. Saking semangatnya saya langsung menarik suami untuk mendekatinya, tanpa mencari tahu dahulu dimana pintu masuknya. Dan memang kami kecele karena untuk memasuki masjid harus melalui satu-satunya pintu, yaitu pintu utama benteng. Bersama beberapa wisatawan yang juga kecele, kami terpaksa berputar.

Namun tidak rugi juga karena dari atas bukit di luar benteng ini pembangunan kota baru terlihat jelas. Kazan memang sedang merayakan 10 abad berdirinya kota. Pembangunan besar-besaran dan renovasi dipusatkan di Kremlin dan sekitarnya, yang dulunya adalah pusat kota. Pembangunan ini dimulai sejak tahun 2005, tepat pada perayaan 1000 tahun lahirnya kota, yaitu tahun 1005. Kazan rupanya juga dipersiapkan untuk menerima tamu manca negara dalam rangka Piala Dunia 2018. Stadion sepak bola berskala dunia dibangun persis menghadap masjid Kul Syarief.

P1020248P1020252P1020253Sesampai di depan pintu gerbang, sebuah monumen pembebasan dan beberapa lukisan batu para pahlawan Kazan telah menanti. Yang menarik disamping deretan lukisan tersebut terpampang tulisan dengan huruf hijaiyah. Apakah ini cuplikan ayat Al-Quran ? Tidak ada keterangan.

P1020209Di dalam Kremlin berdiri sejumlah bangunan, ada gedung pemerintahan, museum, gereja  dll.  Masjid Kul Syarif sendiri terletak di bagian agak belakang. Namun kemegahannya terasa mendominasi areal ini. Masjid yang kabarnya merupakan masjid terbesar di Eropa ini diresmikan pembukaannya pada tahun  2005, bertepatan pada hari jadi kota ini. Tercatat lebih dari lima ribu umat Muslim dari seluruh kawasan Rusia dan  lebih dari 40 perwakilan negara termasuk perwakilan PBB dan Dewan Eropa datang menghadiri acara akbar ini. Ini adalah sebuah acara yang sejak lama dinantikan penduduk kota yang lebih dari separuhnya Muslim ini, sebagian besar etnis Tatar.

P1020214Masjid ini didirikan di masa kerajaan Khanat Kazan. Tetapi seiring dengan kejatuhan kerajaan oleh serbuan pasukan Ivan the terrible dari Moskow, masjidpun ikut menjadi korban. Ia dihancurkan pada tahun 1552. Itu sebabnya masjid ini diberi nama Kul Syarif, sebagai penghormatan terhadap pemimpin kerajaan Kul Syarif, yang terbunuh ketika sedang mempertahankan kerajaan benteng tersebut. Pada peristiwa tersebut penduduk hanya diberi 3 pilihan, tetap hidup namun harus berpindah agama menjadi Kristen Orthodoks, mati atau meninggalkan kota. Tercatat jutaan penduduk memilih mati. Rumah ibadah milik bangsa Tatar ini baru direkonstruksi kembali pada tahun 1996.

OLYMPUS DIGITAL CAMERASayangnya, masjid berwarna biru megah nan rupawan ini ternyata TUTUP! Padahal kami sungguh berharap dapat melaksanakan shalat di dalam masjid yang bagian dalamnya tak kalah indahnya dengan bagian luarnya itu. Kami sungguh ingin melihat dan menjadi saksi kecantikan tidak hanya bagian luar masjid tapi juga bagian dalamnya. Kami berusaha mencari informasi mengapa masjid tutup, apakah ini hanya sementara atau jangan-jangan hanya berfungi sebagai museum alias pajangan belaka. Namun sampai kami meninggalkan lokasi kami tidak menemukan jawaban yang memuaskan.

P1020230Sebaliknya kami sempat menyaksikan sepasang pengantin sedang berpose tidak jauh dari tempat kami berdiri. Mereka menjadikan bekas masjid yang diperkirakan dapat menjadi bukti bahwa Kazan telah berdiri lebih dari 10 abad yang lalu, sebagai latar belakang pemotretan tersebut. Uniknya lagi, pasangan pengantin Muslim ini menggunakan kereta kuda sebagai kendaraan pengantin mereka, bukan limusin, sebagaimana pasangan-pasangan pengantin yang kami saksikan di Moskow beberapa hari yang lalu.

P1020228P1020244Selain itu kami juga melihat adanya prasasti mausoleum para khan. Disinilah dulu para khan dimakamkan. Juga sebuah prasasti berbahasa Arab yang sayangnya kami tidak tahu itu prasasti apa. Puas berkeliling di dalam kremlin kamipun meninggalkan areal dan menuju stasiun metro yang terletak di samping gerbang utama.

P1020256Pengadaan transportasi umum masal metro ini juga bagian dari perayaan 1000 tahun ulang tahun kota, dibuka pada tahun 2005. Yang unik, ke 7 stasiun yang dimiliki alat transportasi ini dibangun dengan nuansa Islami. Saya membayangkannya seperti suasana hidup di negri Aladdin.  🙂 …

Dengan bermodalkan peta ditangan, kami turun di salah satu stasiun yang kami perkirakan paling dekat dengan sebuah masjid yang ingin kami kunjungi. Namun pada kenyataannya kami tersasar. Sepasang anak muda yang kami jumpai di sekitar lokasi tidak memberikan jawaban yang memuaskan.

Setelah berjalan dan bertanya kesana kemari tanpa hasil, akhirnya kami memutuskan untuk berhenti sebentar dan makan siang di sebuah resto cepat saji yang ada di dekat kami. Ketika itulah tiba-tiba saya melihat sebuah menara menyembul di kejauhan.

“Yah, itu menara masjid bukan?”, teriak saya kegirangan kepada suami.

Secepatnya kami memesan makanan dan melahapnya dengan suka ria, membayangkan sebentar lagi kami bisa sampai tujuan. Meski ternyata untuk mencapai tempat tersebut dibutuhkan waktu yang tidak sedikit, dan tidak terlalu mudah pula.

P1020326P1020333Kami tiba di masjid bernama Zakabannaya atau The Anniversary Of Islam Mosque ini di detik2 terakhir waktu Asar, dengan nafas tersengal-sengal. Masjid yang dibangun pada tahun 1922 sebagai peringatan 1000 tahun Islamnya kerajaan Volga Bulgar ini, ketika kami masuk, dalam keadaan sepi.

Seorang penjaga yang sedang duduk di balik meja menyambut kedatangan kami dengan wajah sedikit terheran-heran. Kelihatannya masjid ini jarang didatangi tamu berwajah asing seperti kami. Saya segera dipersilahkan naik ke lantai atas begitu ia mengetahui kami hendak mengerjakan shalat. Meski ternyata lantai atas hanya terdiri atas ruang-ruang kelas. Tidak masalah, saya segera menggelar sajadah yang tergantung di salah satu kursi di dalam ruangan tersebut dan mendirikan shalat Zuhur dan Ashar yang digabung.

Dari Muadz bin Jabal bahwa Rasululloh SAW apabila beliau melakukan perjalanan sebelum matahari condong (masuk waktu sholat zuhur), maka beliau mengakhirkan sholat zuhur kemudian menjamaknya dengan sholat ashar pada waktu ashar, dan apabila beliau melakukan perjalanan sesudah matahari condong, beliau menjamak sholat zuhur dan ashar (pada waktu zuhur) baru kemudian beliau berangkat. Dan apabila beliau melakukan perjalanan sebelum magrib maka beliau mengakhirkan sholat magrib dan menjamaknya dengan sholat isya, dan jika beliau berangkat sesudah masuk waktu magrib,maka beliau menyegerakan sholat isya dan menjamaknya dengan sholat magrib. (Hadits Riwayat Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi).

Tak berapa lama setelah itu azan Magribpun terdengar. Saya meneruskan shalat sendiri, tetap di lantai atas. Setelah itu baru turun. Disitu, saya melihat suami sedang berbincang dengan beberapa jamaah. Syukurlah mereka bisa berbahasa Inggris, kata saya dalam hati. Suami saya memperkenalkan saya kepada mereka.

Tak dinyana, ternyata salah satu dari mereka itu adalah imam masjid sekaligus dosen  Universitas Islam Rusia (UIR). Universitas yang didirikan pada tahun 1998 ini memang terletak di Kazan. Suami saya juga sempat berbisik kepada saya bahwa salah satu anak muda yang ada di hadapan kami itu adalah yang tadi menjadi imam shalat “Bacaannya bagus banget”, bisiknya… Masya Allah  …

Yang lebih surprised lagi, begitu sang dosen tahu bahwa kami berdua ini jauh-jauh ke Kazan ingin melihat perkembangan Muslim di kotanya, ia langsung menawarkan kami untuk datang ke kampusnya, malam itu juga! Tanpa berpikir dua kali kamipun segera meng-iya-kan tawaran istimewa tersebut.

“Pulangnya gimana yah, diantar g yaa”, bisik saya sedikit khawatir, dalam perjalanan di atas mobil tuanya yang dipenuhi buku-buku itu. Bukan apa-apa, ini saya tanyakan karena ternyata universitas terletak agak jauh dari lokasi masjid, malam hari pula.

Tetapi kekhawatiran tersebut segera hilang tertutup kegembiraan yang meluap melihat kenyataan kami bisa masuk kampus tanpa kesulitan. Dosen ekonomi dan keuangan universitas ini mengajak kami berkeliling dan memasuki kelas-kelas yang menempati gedung berlantai 4 ini. Sambil berkeliling ia bercerita tentang Islam di negri ini.

Berfoto bersama dosen UIR

Berfoto bersama dosen UIR

Menurutnya hal terpenting yang harus dibangun umat Islam di negrinya adalah segera mengejar ketertinggalan mereka dalam sains dan ekonomi. Sementara tantangan terberat adalah isu terorisme. Darinya, kami mendapatkan jawaban pertanyaan tadi pagi yang belum terjawab, yaitu mengapa masjid Kul Syarief tutup …

Jawaban tersebut ternyata adalah adanya ancaman bom tepat di hari raya iedul adha beberapa hari yang lalu. Persis dengan masjid biru St Petersburg yang tutup dan puluhan polisi Moskow yang berjaga-jaga di sekitar masjid dan stasiun metro tepat ketika kami berdua sedang berada di 2 kota tersebut beberapa hari lalu. Ironisnya, penyebar ancaman tersebut dari kelompok Islam juga ! Apakah ini hanya provokasi pihak lain? Ntahlah. Yang pasti betapa sayangnya bila Islam harus ternodai perpecahan di dalam tubuh sendiri apalagi kalau bukan menyangkut hal yang pokok. Padahal Islam di Rusia saat ini sedang berada di atas angin.

Contohnya ya Universitas Islam Rusia ini. Kampus ini termasuk perguruan tinggi Islam terbesar di Rusia. Menurutnya saat ini kampus memiliki sekitar 800 mahasiswa, 400 diantaranya tinggal di asrama. Kampus  ini membuka program S1 dan S2 untuk beberapa bidang studi, termasuk program Tahfidz Al-qur’an yang menjadi program andalan universitas ini. Kampus juga memiliki masjid sendiri yang berdiri megah disamping kantin kampus.

Tak sampai 1 jam kami berada di dalam kampus dan berbincang, sebelum akhirnya pak dosen berpamitan. Oya, di depan gerbang kampus kami sempat berpapasan dengan beberapa anak muda yang memberi salam kepada beliau.

“Itu mahasiswa tahfiz”, terang beliau. Masya Allah …

Sekarang tiba giliran kami kebingungan mencari jalan pulang ke hotel. Hari telah larut malam. Kami segera berjalan menuju perempatan jalan raya dimana sejumlah bus tampak masih lalu lalang. Masalahnya bus yang mana yang melalui depan atau sekitar hotel …

Tiba-tiba mata saya tertumbuk pada seorang gadis muda berjilbab sedang menyeberang jalan, kelihatannya ia baru turun dari bus. Saya langsung menghampirinya,

“Assalamualaykum”, tegur saya, sebuah teguran umum yang pasti menyentuh semua Muslim di belahan dunia manapun.

“Waalaykum salam”, jawabnya sambil tersenyum ramah.

“ Do you speak English ?”, tanya saya penuh harap.

“ No .. yes, but just a little”, jawab gadis bermata biru ini, ragu, namun tetap dengan nada ramah.

Saya segera menunjukkan peta yang saya punyai dan menyebut nama hotel yang kami tinggali. Dengan bahasa gado-gado, antara bahasa Inggris yang benar-benar pas-pasan dan bahasa isyarat, ia menerangkan no bus yang harus kami tumpangi.

Di sela-sela itu kami sempat menyaksikan beberapa gadis kecil berjilbab menghampiri dirinya, mengucap salam dan mencium tangannya. Ternyata gads muda tersebut mahasiswi S2 universitas yang baru saja kami kunjungi dan gadis-gadis kecil tersebut adalah yuniornya, Subhanallah …

Sementara itu, mengetahui bahwa kami terlihat agak bingung dan ragu akan keterangannya, gadis tersebut mengantar kami hingga ke halte bus. Tak tanggung-tanggung, ketika bus datang, iapun ikut naik bus, dan menerangkan kepada ‘kenek’ bus yang juga perempuan, kemana kami hendak pergi dan memintanya agar memberi tahu kami dimana kami harus turun. Hebatnya lagi, di stasiun berikutnya iapun turun! Allahuakbar  … rupanya ia naik bus dengan tujuan agar kami tidak tersesat …. Ya Allah balaslah kebaikan dan ketulusan muslimah Rusia tersebut dengan yang jauh lebih baik, aamiin …

Malam  itu kami menutup hari dengan makan malam di resto hotel dengan menu caviar, menu khas Rusia yang dikenal eksklusif itu, namun ternyata harganya masih bisa kami jangkau, dengan hati yang puas. Alhamdulillah …

“Maka ni`mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar-Rahman(55):25).

( Bersambung).

Read Full Post »

Alhamdulillah, puji syukur kupersembahkan hanya pada-Mu ya Allah. Dengan izin-Mu tiba juga kami akhirnya di Kazan. Hari itu ialah Minggu 29 Oktober 2012. Kami melakukan penerbangan menuju Kazan dari St Petersburg setelah transit dulu di Moskow. Kazan adalah ibu kota Tatarstan, yang merupakan satu dari 83 negara bagian Rusia.

Kota ini terletak di sebelah timur Moskow dengan jarak 862 km, sementara jarak Moskow dan St Petersburg yang terletak di barat laut Moskow adalah 705 km. Sebuah jarak yang cukup jauh bila harus ditempuh melalui darat. Pesawat mengudara pada hari Minggu pukul 4.30 pagi. Sekitar 1 jam kemudan pesawat mendarat di bandara Moskow dengan selamat. Sayangnya para penumpang tidak dapat turun karena salju mulai turun padahal pesawat tidak dilengkapi belalai. Maklum penerbangan domestik. Ketar ketir juga hati ini, karena penerbangan kami berikutnya hanya tinggal 1 jam saja.

« Kalo lihat cuaca kayak gini, palingan penerbangan kita juga mundurlah. Tenang aja”, begitu perkiraan suami, berusaha menenangkan hati.

Untung tidak sampai 30 menit kemudian para penumpang diizinkan turun. Maka kamipun keluar dari pesawat dibawah curahan salju yang makin deras dan landasan yang licin karena mulai tertutup lapisan salju. Kami segera menuju ke terminal penerbangan selanjutnya. Ternyata dugaan suami benar, pesawat delay, tanpa pemberitahuan pasti untuk berapa lama.

Satu jam kami menunggu, hingga akhirnya ada pemberitahuan bahwa pesawat akan terbang dan para penumpang dipersilahkan menaiki pesawat. Dengan hati senang, lega bercampur was-was kamipun menaiki pesawat. Salju belum berhenti turun, landasanpun masih tertutup salju tebal, mungkinkah pesawat bisa terbang, begitu pertanyaan kami.

IMG_0909Benar saja, setelah semua penumpang telah siap di dalam pesawat, pesawat memang tidak bisa meninggalkan landasan. Selama 2 jam kami dalam keadaan demikian, menunggu di dalam pesawat, menyaksikan dari jendela pesawat salju yang turun makin lama makin tebal menutupi landasan. Dengan hati was-was kami hanya bisa berdoa, memohon agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diharapkan. Saat menjelang terbang kami juga sempat mendengar suara berisik di atap pesawat, ternyata suara tersebut adalah salju di atas tubuh pesawat yang sedang dikerok !

“Dia-lah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan mendung. Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, … …”.(QS.Ar-Raad(13):12-13).

Maka ketika akhirnya pesawat terbang dan mendarat dengan selamat di bandara Kazan, alangkah senang dan leganya hati ini. Dari jendela kaca pesawat terlihat cuaca kota yang terbalik 180 derajat di banding di Moskow. Pilot mengumumkan bahwa temperatur di kota tersebut 28 derajat Celcius.

Sayangnya, kegembiraan kami sedikit ternodai dengan kenyataan bahwa bagasi kami tidak terangkut! Rupanya kondisi buruk di Moskow pagi tadi tidak memungkinkan petugas memindahkan bagasi kami ke pesawat yang kami tumpangi ini. Sebenarnya kami bisa memaklumi hal ini kalau saja petugas bandara dapat menerangkan keadaan tersebut dengan jelas.

Masalahnya tak satupun petugas bandara yang bisa berbahasa Inggris. Dapat dibayangkan bagaimana sulitnya membuat laporan baggage claim dalam keadaan seperti ini. Ini masih ditambah lagi dengan form isiannya yang dalam huruf dan bahasa Rusia. Meski akhirnya dengan susah payah, kami dapat mengerti info yang diberikan, bahwa besok kami harus mengambil bagasi tersebut di bandara. Karena tidak ada jasa pelayanan pengiriman bagasi ke hotel, meski itu sebenarnya adalah tanggung jawab Aeroflot, satu-satunya maskapai penerbangan domestik yang dimiliki negri ini. Yaah, apa mau dikata, padahal waktu kami sangat singkat dan jarak bandara ke pusat kota tidak dekat  … 😦

Singkat kata, dengan mengendarai taxi, sampailah kami di hotel tanpa kesulitan berarti. Alhamdulillah recepsionis hotel bisa berbahasa Inggris. Setelah check in, kami segera keluar lagi, dan dengan berjalan kaki tibalah kami di Kremlin Kazan yang merupakan obyek utama  kota ini.

P1020190Tapi rupanya rute yang kami lalui ini sedang dalam tahap pembangunan, termasuk pedestriannya yang super lebar ini. Bangunan-bangunan di sepanjang jalan ini sedang direnovasi dengan bangunan model klasik yang cantik, menampakkan nuansa Eropa yang kental. Pedestrian ini berujung di Kremlin yang terletak di atas bukit kecil. Seperti yang telah saya katakan di artikel sebelum ini, Kremlin sebenarnya adalah kata untuk menunjukkan kompleks gedung pemerintahan yang dipagari benteng. Demikianlah Kremlin Kazan ini.

Sejarah Kazan adalah sejarah yang panjang. Kota ini didirikan pada tahun 1005 di pertemuan sungai Volga dan Kazanka oleh bangsa Bulgaria Volga. Bangsa Bulgaria Volga sendiri adalah bangsa yang dipimpin oleh kerajaan dengan nama yang sama, yaitu Bulgaria Volga, yang berkuasa pada abad ke 7 hingga abad 13.

Pada tahun 922 raja kerajaan ini menjalin kerja sama dengan kerajaan Abbasiyah di Baghdad. Ia mengirimkan duta besarnya. Sebagai balasan, kalifah Baghdadpun mengirimkan duta besarnya. Dan dari duta besar inilah sang raja kemudian mengenal Islam dan akhirnya bersyahadat. Selanjutnya kerajaan pagan inipun menjadikan Islam sebagai agama resmi Negara. Vladimir I dari Kiev kabarnya pernah ditawari agar memeluk Islam, namun menolak dengan alasan wine, terlalu nikmat untuk ditinggalkan.

Kerajaan Islam Bulgaria Volga ini jatuh pada tahun 1238 M oleh serangan bangsa Mongol yang dipimpin oleh Jochi Khan, yang kemudian mendirikan kekaisaran Kipchak Khanate atau Golden Horde dan menjadikannya bagian dari kekaisarannya. Ia merebut banyak sekali wilayah Eropa Timur dan Asia Tengah. Jochi adalah anak pertama Jengis Khan, sekaligus paman Hulagu Khan, cucu Jengis Khan yang terkenal sadis itu. Hulagu inilah yang bertanggung-jawab atas hancurnya kerajaan Islam terbesar Abbasiyah waktu itu. Ini terjadi hanya 20 tahun setelah jatuhnya Bulgaria Volga, yaitu pada tahun 1258M. Ini masa terpahit bagi sejarah Islam yang berhasil diporak-perandakan pasukan Mongol, secara kejam dan brutal pula.

P1020238Pada masa inilah Kazan yang berpusat di Kremlin didirikan. Menara Söyembikä yang saat ini masih berdiri tegak di dalam kawasan tersebut adalah buktinya. Sayang menara bergaya abad pertengahan yang dulunya bagian dari masjid itu kini hanya tinggal tugu kenangan belaka.

Sementara itu, Kipchak Khanat dibawah Berke Khan yang memimpin pada tahun 1257 M menjalin hubungan yang sangat erat dengan kerajaan Islam Mameluk di Mesir. Berke ( ada pendapat bahwa nama ini berasal dari kata Berkah dalam bahasa Arab) memang seorang pemeluk Islam. Ia adalah cucu Jochi dan sekaligus sepupu Hulagu.  Berkat jasa Berke inilah kerajaan-kerajaan Islam selain Abbasiyah luput dari ambisi jahat Hulagu untuk terus menaklukan dunia Islam. Berke berhasil membuat Hulagu dan pasukannya sibuk berperang dengannya hingga terpaksa mengubur dalam-dalam cita-cita kejamnya itu.

Kipchak Khanat mencapai puncak kejayaannya dibawah kekaisaran Oz Beg Khan yang memerintah dari tahun 1313 hingga 1341 M. Kekuasaannya meliputi sebagian wilayah Asia Tengah, sebagian besar wilayah Eropa Timur; dari pegunungan Ural, pesisir barat sungai Danube hingga jauh ke pedalaman Siberia, termasuk Moskow. Di sisi selatan kekuasaannya hingga ke tepi laut Hitam, pegunungan Kaukasus hingga perbatasan dinasti Mongol.

Seperti Berke, Oz Beg juga seorang Muslim, Ia mememeluk Islam ketika dalam pengasingan. Ia jatuh cinta kepada Islam berkat perkenalannya dengan seorang sufi kenamaan dari Bukhara. Ketika itu Oz Beg diasingkan oleh musuh politiknya yang membunuh ayah dan mengawini ibunya secara paksa. Setelah akhirnya ia berhasil menduduki lagi haknya sebagai khan, ia menjadikan kerajaannya sebagai kerajaan Islam dan menjadikannya kesultanan. Kesultanan ini mampu menyaingi kejayaan kesultanan-kesultanan lain yang ada di Timur Tengah yang saat itu juga sedang maju-majunya.

Oz Beg dikenal sangat toleran. Bahkan Paus John XXI pernah mengiriminya surat tanda terima-kasih atas sikap Oz Beg yang mengizinkan kaum Nasrani beribadah di gereja dan melindungi mereka. Kebijakan pemungutan jizyah terhadap kaum dzimmipun diberlakukan dengan baik. Kaum dzimmi adalah para ahli kitab yaitu orang-orang Yahudi dan Nasrani yang tinggal di Negara Muslim.

Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk “.(QS.At-Taubah(9):29).

“Siapa jua yang beragama Yahudi atau Nasara, dia tidak boleh dipaksa meninggalkan agamanya dan wajib ke atasnya jizyah” [HR Abu Ubaid].

Dinarasikan Ibnu Mas’ud RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang menyakiti seorang kafir dzimmi, maka aku kelak yang akan menjadi musuhnya. Dan siapa yang menjadikanku sebagai musuhnya, maka aku akan menuntutnya pada hari kiamat.”

Sayangnya sejak tahun 1430 kesultanan ini mulai bercerai berai menjadi kerajaan kecil-kecil, Khanat Kazan yang berdiri pada tahun 1438 adalah salah satunya. Kerajaan ini menjadikan Kazan sebagai ibu kotanya. Sementara itu Moskow juga mulai memberontak dan menolak membayar jizyah. Akhirnya pada tahun 1552 M, dibawah Ivan the terrible, penguasa Moskow, Khanat Kazanpun jatuh. Kipchak Khanat sendiri ambruk nyaris secara keseluruhan pada tahun 1516 dan baru benar-benar hancur pada 1783. Selanjutnya kekaisaran Rusia dibawah para tsar menguasai wilayah yang luas ini.

IMG_3722Namun jatuhnya Khanat Kazan inilah tampaknya yang dianggap menjadi puncak titik kemenangam Rusia. Ini terbukti dengan didirikannya katedral St Basil, gereja cantik di dalam Kremlin Moskow yang merupakan ikon Rusia itu. Katedral ini dibangun pada tahun 1555- 1561 atas perintah emperor Ivan the terrible untuk memperingati jatuhnya Kazan. Dan, saat ini katedral tersebut menjadi simbol arsitektur tradisional Rusia !

P1020385Dalam hati saya berpikir, mungkin ini adalah jawaban pertanyaan saya mengapa gereja-gereja di Rusia, khususnya Moskow, sangat menyerupai bangunan masjid. Kalau memang benar, “Alangkah ironisnya … “…. 😦  …

( Bersambung).

Sumber :

http://www.hidayatullah.com/read/10675/09/02/2010/berke-khan-dan-golden-horde-.html

Read Full Post »

Masjid yang didominasi warna orange ini diberi nama Historical Mosque. Letaknya memang agak tersembunyi, yaitu di tengah-tengah kompleks gedung apartemen. Pantas kami tidak dapat menemukannya.

IMG_3674Masjid masih tampak ramai. Sisa-sisa perayaan hari raya Iedul Adha masih terlihat. Disana-sini orang bergerombol sambil ngobrol, bercanda dan makan minum. Kami berdua langsung menuju pintu masjid. Sayang saya tidak diperkenankan masuk karena masjid disesaki kaum lelaki yang tengah sibuk mempersiapkan shalat Jumat, meski waktu zuhur masih 2 jam lebih. Saya terpaksa harus puas menikmati masjid dari luar, sementara menanti suami yang masuk untuk tahiyatul masjid.

IMG_3662Historical Mosque dibangun pada tahun 1823. Tsar ( kaisar) Aleksandre I mengizinkan pembangunannya sebagai tanda penghargaan kepada pasukan berkuda Tatar dan Bashkir yang telah berhasil memasuki Paris dalam rangka mengejar Napoleon Bonaparte, kaisar Perancis yang ketika itu menjadi musuh kekaisaran Rusia. Namun dengan berkuasanya Komunisme di negri ini, seperti juga rumah ibadah agama lain, pada tahun 1937 masjid ditutup secara paksa. Dan baru berfungsi lagi pada tahun 1993 menyusul kejatuhan Komunisme.

Menurut laporan, kaum Muslimin di negri ini meliputi 20% dari total 270 juta penduduk seluruh negara. Mereka ini terdiri lebih dari 35 suku yang memakai sekitar 100 bahasa yang berlainan. Laju pertumbuhan Islam merupakan yang tertinggi dibanding agama lain yang ada di negara ini.

Sayangnya pemerintah pusat menganggapnya sebagai ancaman. Rusia memang  pernah lama dikuasai bangsa Tartar yang Muslim. Dan tampaknya mereka tidak menginginkan hal ini terjadi kembali. Sebagai catatan, Islam mulai masuk ke Asia Tengah khususnya di Bukhara dan Samarkand pada awal abad 8.  Dari kota inilah kemudian Islam menyebar ke Siberia pada abad 15.

Pada abad 11 di masa kekuasaan Vladimir, Islam pernah ditolak karena alasan alkohol dan daging babi, yang sudah menjadi kebiasaan bangsa ini. Meski pada dasarnya mereka menyukai persamaan dan toleransi dalam Islam serta kemudahan dalam ibadahnya. Dan pada akhirnya sang kaisarpun memilih Kristen Ortodoks Yunani sebagai agama resmi Negara, bagi bangsanya yang sangat suka takhayul ini.

Selanjutnya ketika terjadi revolusi pada tahun 1917 semua agama dilarang. Semua rumah ibadah ditutup, kitab suci dibakar, termasuk masjid dan Al-Quranul Karim. Akibatnya masjid yang sebelumnya mencapai 10.000-an setelah itu hanya tinggal 100-an yang fungsi dan penggunaannyapun diatur undang-undang Negara.

Kini pasca jatuhnya komunisme di bekas Uni Sovyet ini tercatat ada lebih dari 7.000 masjid di seluruh Rusia dan tidak sedikit pula Muslim Rusia menjadi pejabat penting, seperti wali kota dan gubernur, disamping pengusaha-pengusaha yang cukup sukses dan kaya raya, ujar Aji Surya, diplomat Indonesia di Moskow dalam salah satu bukunya.

Sulit rasanya membayangkan betapa gembiranya kaum Muslimin yang sempat dikebiri selama puluhan tahun itu. Terutama generasi tuanya tentu saja, yang pasti mengalami masa suram tersebut. Terharu rasanya hati ini menyaksikan anak-anak muda bercampur dengan orang-tua mereka memadati halaman masjid yang asri ini.

Historical Mosque, masjid yang saat ini sedang kami kunjungi ini memang tidak begitu besar, namun terlihat terawatt. Tidak jauh dari sana  berdiri beberapa tenda yang menjual pernak pernik perlengkapan Musim. Ada peci khas Rusia, tasbeh, sajadah, buku-buku Islam termasuk Al-Quran dll. Beberapa anak muda dengan wajahnya yang khas tersenyum-senyum melihat saya mencoba peci Rusia dengan tulisan kaligrafi Allah diatasnya. Ingin rasanya membuka percakapan, demi mengorek keterangan tentang Islam di negri ini, namun pesimis mereka bisa berbahasa Inggris.

Setelah puas mengamati masjid kamipun pergi meninggalkannya. Masih ada 2 masjid yang bisa disambangi di ibu kota ini. Sebetulnya 3, namun yang 1 tidak jelas alamatnya. Sementara yang 1 lagi sulit di akses. Padahal sebenarnya masjid ini unik. Ia didirikan di sebuah kompleks rumah ibadah, bercampur dengan rumah ibadah agama lain. Bahkan kabarnya di kompleks ini 2 bangunan masjid, satu masjid Syiah satu lagi milik Sunni.

Tinggal 1 yang kemungkinan besar bisa dikunjungi. Yaitu Moscow Katedral Mosque. Ini adalah masjid terbesar di Moscow. Mengapa dinamakan Katedral? Entahlah … Rencananya kami akan mengunjungi masjid ini sepulang dari St Petersburg dan Kazan. Hari ini kami akan menghabiskan waktu dengan melihat-lihat kota, terutama Kremlin, yang kemarin malam baru kami lihat dari kejauhan.

Kremlin sebenarnya adalah istilah Rusia untuk benteng dimana di dalamnya berdiri kompleks gedung pemerintahan. Kremlin tidak hanya ada di Moskow namun juga di kota-kota besar Rusia lain, Kazan contohnya. Namun orang terbiasa merujuk Kremlin sebagai pusat pemerintahan Rusia atau Uni Sovyet dimasa Komunisme. Biasanya ini menunjuk pada Kremlin yang ada di Moskow.

Kremlin sejak zaman para tsar hingga Uni Sovyet digunakan sebagai tempat tinggal resmi tsar dan orang no 1 negara. Kremlin ini berada di dalam pelataran dinamakan Red Square. Ia merupakan pusat pemerintahan sekaligus pusat spiritual Rusia. Di kompleks ini berdiri beberapa istana, gereja, museum dan sebuah mall raksasa yang cantik.

Namun kabarnya, presiden Rusia saat ini memilih menempati kantor yang berada di luar kompleks ini. Kelihatannya lokasi ini memang tidak cocok untuk dijadikan kediaman resmi presiden. Terlalu crowded

IMG_3714Beberapa kali kami melihat pasangan pengantin dengan Limosin mewahnya singgah dan berpose di tempat ini.  Turis yang berkunjung ke tempat ini tampaknya bukan hanya wisatawan lokal namun juga mancanegara. Apalagi siang ini udara begitu cerah, matahari bersinar terang meski temperature tidak lebih dari 3 derajat Celcius.

IMG_3739Namun ketika kami sedang asik berfoto ria tiba-tiba saja turun hujan, tidak tanggung-tanggung hujan es! Kami segera berlari mencari tempat berteduh. Kebetulan kami sedang begitu jauh dari mall. Jadi kesanalah kami berlindung.

Kami berada di mall tersebut hingga hujan selesai. Kami makan siang di foodcourt raksasa yang sangat padat pengunjung di lantai dasar mall. Setelah lelah berkeliling, berharap menemukan makanan halal, akhirnya kami terpaksa pasrah dan duduk di salah satu pojok untuk memesan mie sea food di sebuah stand makanan cina.

Setelah itu kami pergi meninggalkan mall dan berjalan menikmati bagian luar Red Square. Di pelataran ini terlihat berjejer kaki lima yang menjual berbagai souvenir Rusia. Setelah puas melihat-lihat dan membeli beberapa sebagai oleh-oleh dan kenang-kenangan, kamipun menuju taman yang ada di dekat situ. Hari telah beranjak sore. Kami belum shalat zuhur dan asar.

Shalat adalah kewajiban bagi seorang yang mengaku Muslim. Dalam keadaan sulit bagaimanapun shalat adalah keharusan. Bahkan ketika dalam keadaan perang sekalipun, meski caranya memang agak berbeda dengan shalat biasa.

Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan seraka`at), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum bersembahyang, lalu bersembahyanglah mereka denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. … … ”.(QS.An-Nisa(4):102).

Begitupun ketika dalam perjalanan, Allah swt memberikan beberapa keringanan, diantaranya boleh dijamak-qashar (digabung dan diperpendek), dengan syarat-syarat tertentu.

Dari Abu Hurairah, bahwasanya ia pernah shalat bersama Rasulullah saw dua reka’at-dua reka’at dalam perjalanan ke Makkah, selama muqim di Makkah sampai pulang (ke Madinah). (HR. Abu Dawud Ath-Thayalisi).

IMG_3811Untuk itulah maka kamipun segera mencari tempat yang agak tersembunyi dan tidak begitu menarik perhatian. Namun tidaklah mudah. Untung sore itu tidak terlalu ramai. Maka di salah satu deretan kursi taman akhirnya kami shalat sambil duduk. Kami memilih untuk duduk agak berjauhan dan shalat masing-masing. Saya shalat lebih dulu baru suami menyusul tanpa menunggu saya selesai dulu, dengan tujuan untuk saling melindungi dari berbagai macam gangguan.

Ketika saya mengucap salam terakhir itulah saya baru menyadari bahwa ada 2 orang polisi sedang berjalan pelan mendekati suami saya yang masih shalat. Panik juga saya melihat hal tersebut. Tanpa dapat menduga apa yang akan mereka perbuat reflex saya segera berdiri dan mendekati suami saya sambil memandang keduanya. Tanpa terasa keringat dingin langsung keluar, padahal hari begitu dinginnya.

“ Is he alright?”, tanya salah satu diantara polisi tersebut begitu tiba berada dihadapan  kami.

“Yes, of course, he is alright. He is praying”, jawab saya segera.

Polisi tersebutpun lalu berlalu, terus menoleh ke arah kami dan tersenyum sambil mengangkat bahu.

Wuih leganya hati ini, Alhamdulillah, sambil mengingat wajah sipit yang merupakan ciri khas Muslim negri ini. Apakah ia juga seorang Muslim?, pikir saya, wallahu’alam …

 ( Bersambung).

Read Full Post »

Tanpa terasa 3.5 tahun telah berlalu. Dua bulan lagi selesai sudah tugas suami di Paris, Perancis.  Hidup di Eropa memang ada lebih kurangnya. Salah satu lebihnya, kita dapat bepergian dan mengunjungi negara tetangga dengan biaya relatif jauh lebih murah dibanding pergi dari tanah air.

Dan Rusia akhirnya menjadi salah satu tujuan akhir kami.  Ini dikarenakan kami baru mengetahui belakangan bahwa Islam dinegri ini sedang menggeliat dari tidur lelapnya. Video youtube tentang umat Islam yang shalat menyesaki jalanan seperti juga yang pernah terjadi di Perancis sebelum ada pelarangan, menyadarkan kami akan realitas tersebut. Video yang diberi judul “Russia’s serious problem” dan dikomentari dengan nada sinis serta sound track  thriller ini menjadi bukti nyata kebencian dan kejengkelan Barat terhadap Islam.

http://www.youtube.com/watch?v=VCOATypshlY

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka ruku` dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mu’min). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar“.(QS. Al-Fath(48):29).

Ini masih ditambah dengan buku “Geliat Muslim Di Rusia” karya Aji Surya, seorang diplomat yang sedang bertugas di Moskow. Dengan begitu jelas ia memaparkan  betapa tingginya antusias masyarakat Muslim Rusia  untuk kembali menjalankan ajaran yang sempat dikebiri ex pemerintahan komunis yang pernah memiliki julukan negri Beruang Merah ini.

“Sesungguhnya antara seorang mukmin dengan mukmin lainnya bagaikan bangunan yang saling melengkapi (memperkokoh) satu sama lainnya”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Maka dengan bekal semangat persaudaraan sebagaimana dianjurkan Rasulullah saw pada hadist di atas berangkatlah kami menuju Moskow, Rusia. Berkunjung ke Moskow di bulan Oktober, akhir bulan pula, sebenarnya memang bukan pilihan yang tepat. Itu adalah musim dingin, temparatur maksimal hanya 4 derajat Celcius. Namun pilihan kami saat itu hanya ada 2, pergi atau tidak sama sekali. Dan kami memutuskan untuk memilih pilihan pertama, pergi !

Itineri kami adalah Moskow, St Petersburg, Kazan dan kembali lagi ke Moskow. Kami terbang pada hari Kamis, 25 Oktober 2012  dengan menumpang Lufthansa pukul 8.15 waktu Perancis  dengan transit di Franfurt selama kurang lebih 3 jam. Perjalanan Franfurt- Moskow sekitar 3 jam, sementara perbedaan waktu antara Paris dan Moskow 2 jam. Itu sebabnya pukul 16.50 kami baru mendarat di airport Moskow.

Begitu keluar dari airport kami langsung disambut kemacetan luar biasa, kalah mungkin Jakarta. Kendaraan berjalan tidak beraturan, saling salip dan ganti jalur begitu melihat kesempatan. Bahkan tidak jarang tiba-tiba berputar balik melawan arah dan berbelok masuk ke jalan alternative, benar-benar persis seperti di Jakarta ..:-(

Repotnya lagi sang sopir taxi yang kami tumpangi ini tidak bisa berbahasa Inggis. Akibatnya kami hanya bisa pasrah saja dibawa ngebut dan berputar-putar ke sana kemari. Kami hanya bisa berdoa semoga bisa cepat sampai hotel dalam keadaan selamat. Alhamdulillah doa kami di dengar-Nya. Kami tiba di hotel setelah matahari lama telah terbenam. Itupun setelah sang sopir beberapa kali berhenti dan bertanya kepada penduduk setempat.

Jujur kami tidak menyangka bahwa hotel terletak jauh dari pusat kota. Namun yang lebih menyedihkan lagi, ternyata recepsionis hotelpun tidak bisa dan tidak mengerti bahasa Inggris, olala … 😦 …  Dengan menggunakan bahasa tarzan alias bahasa tubuh kami akhirnya berhasil cek-in.

Setelah beristirahat sebentar kami berniat keluar lagi, minimal untuk memastikan posisi stasiun metro terdekat. Karena besok pagi, sebelum matahari terbit, kami harus sudah meninggalkan hotel. Besok adalah hari raya Iedul Adha, kami ingin menjalankan shalat Ied di masjid bersama Muslim Rusia. Ini adalah salah satu tujuan utama kami mengapa kami berada ribuan kilometer dari tempat kami tinggal.

Untuk itu kami sudah siap bakal sulit mendapatkan informasi, tapi harus dicoba daripada besok lebih repot. Benar dugaan kami, recepsionis tidak dapat menangkap pertanyaan kami. Ketika kami hampir putus asa itulah tiba-tiba muncul petugas kebersihan dari dalam. Tampaknya ia mengerti bahwa kami dalam kesulitan. Ia mengatakan sesuatu pada recepsionis. Sang recepsionis segera tersenyum simpul, membuat kami bertanya-tanya ada apakah gerangan.

Tak lama kemudian perempuan Rusia berbadan lumayan gemuk yang tampak hobby tersenyum itupun mengetikkan sesuatu di komputernya, lalu menghadapkannya kearah kami. Awalnya kami tidak mengerti apa yang diinginkannya. Namun setelah kami memperhatikan layar komputer secara seksama, GOOGLE TRANSLATE !  Waah, benar juga, mengapa tidak sejak tadi saja …. 🙂  … Benar-benar ide brilliant!

Singkat kata akhirnya kami tahu arah menuju stasiun metro, yang ternyata lumayan jauh, sekitar 20 menit berjalan kaki. Dan Alhamdulillah, sampai juga kami malam itu di Kremlin/Red Square  yang merupakan ikon negri Tirai Bambu ini. Itu semua berkat kebaikan hati penduduk setempat yang tanpa kami minta mau membantu kami cara membaca peta Metro yang agak sulit itu karena menggunakan huruf Sirilik. Tentu saja ini pasti atas izin-Nya.

Dan atas tuntunan-Nya pula kami bisa sampai di depan pintu sebuah resto halal. Pucuk dicinta ulam tiba, kami memang betul-betul lapar. Terima-kasih Ya Allah … Resto Turki bernama Zam Zam Coffe ini terletak di ujung Rue Tverskaïa tidak jauh dari stasiun metro tepat di seberang kompleks Kremlin dimana berdiri patung seorang marshal sedang duduk di atas kudanya.

IMG_3649IMG_3655Tanpa berpikir 2 kali kami langsung masuk dan memesan makanan. Restoran ini ditata dengan apik. Walaupun namanya Coffe ternyata resto ini menyediakan masakan yang cukup beragam, lumayan ‘berat’ dan lezat pula. Setelah kenyang dan puas menikmati hidangan yang kami pesan, kamipun keluar dan berpose sejenak di dekat resto dengan latar belakang Kremlin. Waktu telah menunjukkan pukul 11 malam. Segera kami kembali ke hotel dan istirahat.

Esoknya pukul 7 pagi, masih subuh ketika itu, kami telah siap meninggalkan hotel menuju masjid yang kamipun belum tahu persis dimana lokasinya. Di bawah hujan rintik-rintik dan dinginnya udara pagi kami berjalan dengan penuh semangat dan percaya diri, kalau tidak mau dibilang sedikit nekat .. 🙂  …

Informasi yang kami dapat melalui search internet beberapa hari lalu terdapat 4 masjid di kota metropolitan ini. Namun kami masih ragu antara akan shalat di salah satu masjid tersebut atau di KBRI. Karena sebelum berangkat kemarin kami sempat mendapat informasi bahwa KBRI mengadakan shalat Ied. Berdasarkan peta yang kami miliki lokasi keduanya tidak begitu jauh. Stasiun metronyapun sama, yaitu Novokuznetskaya.

Namun ternyata tidak mudah menuju tempat ini. Kami kembali terbentur pada sulitnya mencocokkan nama antara yang dipeta yang berada di tangan kami ( huruf latin) dan yang berada di stasiun. Lagi-lagi huruf Sirilik yang menjadi hambatan. Meski sebenarnya dengan sedikit tambahan waktu bisa ditebak dengan tidak terlalu lama. Paling tidak ini bagi suami saya, tidak bagi saya .. 🙂 .. “ Asal tidak buru-buru lho”, tambah suami saya.

Akhirnya, Alhamdulillah, kali ini masih dengan bantuan penduduk setempat, sampai juga kami di stasiun yang dimaksud. ( Untuk selanjutnya kami membaca nama stasiun dan nama jalan dengan cara menebak-nebak, dan lumayan berhasil … :-)…  ).

Waduh sempet g ya kita shalat”, jam telah munjukkan pukul 8.50. Info dari KBRI yang kami terima shalat akan dimulai pada pukul 9.00. Tapi sayangnya stasiun metro dimana kami turun, ternyata amat padat. Polisi berjaga dimana-mana. Kami bahkan tidak bisa keluar, karena pintu keluar ditutup. Bersama ratusan penumpang lainnya kami terpaksa berhimpitan mencari jalan keluar, tanpa hasil. Terpaksa kami pasrah sembari berpikir ada apa gerangan ini.

Menit demi menit berlalu. Ketika pintu akhirnya dibuka kami melihat sekelompok orang bermata agak sipit tapi tidak mirip dengan sipitnya orang Cina, dengan peci khas Rusia berbondong-bondong menuruni tangga jalan memasuki stasiun. Belakangan kami baru tahu  bahwa itu adalah wajah khas mayoritas Muslim Rusia. Kebanyakan mereka berasal dari Kazastan, Dagestan dan Negara-negara bagian Rusia lainnya yang mempunyai nama akhiran “Tan”.

Subhanallah … rupanya stasiun tadi ditutup untuk mengurangi membludaknya kaum Muslimin yang ingin menjalankan shalat Ied ! Yah, apa mau dikata, berarti shalat sudah selesai.  Sayang sekali kami batal menjadi bagian dari mereka.

Kita coba aja ke KBRI yuuk, siapa tahu disana belum mulai”, hibur suami.

Kamipun segera keluar stasiun. Ternyata selama kami di dalam metro tadi turun hujan salju meski hanya tipis. Namun hal tersebut sudah cukup membuat jalanan licin. Genangan air dari salju yang meleleh terlihat di sana sini. Sekelompok pasukan polisi berkuda masih terlihat didepan stasiun. Tampaknya mereka tadi dikerahkan untuk mengamankan jalannya shalat Ied.

Kepada seorang polisi yang berjaga-jaga di sekitar stasiun, kami sempat  menanyakan posisi kami berada dan letak masjid terdekat. Tentu saja dengan menggunakan bahasa tubuh karena pak polisi Rusia tersebut tidak paham bahasa Inggris. Meski ternyata petunjuknya tersebut tidak benar. Mungkin ia tidak tahu apa yang kami tanyakan.

Sebenarnya kami sempat juga melihat beberapa anak muda dengan sajadah kecil di tangan mereka, namun ketika kami bertanya dimana letak masjid, mereka tidak memahami pertanyaan kami. Berkali-kali kami terpaksa bertanya kepada warga setempat. Dari pengalaman tersebut akhirnya kami menyimpulkan bahwa anak muda Cina adalah yang mereka dapat berbahasa Inggris. Kelihatannya mereka adalah mahasiswa. Kepada mereka inilah kami akhirnya sering bertanya.

Namun sayang, hingga lebih dari 1 jam kami berjalan kesana-kemari, kami tidak juga berhasil menemukan gedung kedutaan maupun masjid. Akhirnya kamipun pasrah dan berusaha menikmati kota. Hingga tiba-tiba tanpa sengaja kami melihat sekelompok anak muda dengan “wajah khas Muslim” sedang bercanda. Suami segera menghampiri mereka.

Alhamdulillah salah satu dari mereka mengerti maksud pertanyaan kami. Mereka langsung mengajak kami mengikuti mereka. Ternyata anak-anak muda ini memang sedang menuju masjid untuk Jumatan. Subhanallah, akhirnya ..

( Bersambung)

Read Full Post »