Feeds:
Posts
Comments

Archive for March, 2017

Perbedaan dalam Islam adalah indah, itulah rahmatan lillaalamiin yang amat sangat patut kita syukuri. Perbedaan dapat menambah wawasan hingga kita dapat lebih bijak dan lebih menghargai perbedaan dalam menghadapi permasalahan. Perbedaan bukan berarti perpecahan. Sebaliknya perbedaan yang mengarah pada potensi perpecahan harus di waspadai. Itu sebabnya ada batas-batas yang harus ditaati dan dipahami seberapa jauh perbedaan  dapat ditolerir.

Rasulullah saw bersabda: ”Kutinggalkan kepadamu dua perkara, dan kamu sekalian tidak akan sesat selama berpegang teguh kepada keduanya, yaitu Kitabullah (Al-Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya)”. (HR. Muslim)  .

“Barangsiapa mencari agama SELAIN agama ISLAM, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang RUGI”. (Terjemah QS. Ali Imran (3);85).

“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (Terjemah QS. Al-Hijr: (15):9).

“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan PENUTUP nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (Terjemah QS. Al-Ahzab(33):40).

Kalian akan melihat perselisihan yang hebat sepeninggalku, maka berpeganglah kalian pada sunnahku dan sunnah Khulafa’ur Rasyidin Al Mahdiyin sepeninggalku. Gigitlah ia dengan gigi geraham (peganglah kuat-kuat), dan jauhilah perkara-perkara yang baru (dalam agama), karena setiap bid’ah adalah sesat.” (Shahih Sunan Ibnu Majah)

“ Orang-orang terdahulu lagi pertama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah… “.( Terjemah QS. At-Taubah(9):100).

Dari ayat dan hadist di atas dapat disimpulkan bahwa perbedaan dapat ditrima dan dibenarkan selama mengacu pada ayat-ayat Al-Quran, hadist-hadist shoheh dan mengikuti apa yang dicontohkan para sahabat khulafa’ur Rasyidin. Perbedaan selama tidak menyangkut aqidah/tauhid yaitu ke-Esa-an Allah swt serta sifat-sifat-Nya, Rasulullah Muhammad saw adalah penutup para nabi, Al-Quran adalah murni tidak terjadi pembengkokan di dalamnya serta Islam adalah satu-satunya agama yang benar yang diridho-i Allah Azza wa Jalla, tidak ada masalah. Keempat hal tersebut adalah sebuah keniscayaan yang tidak dapat dipertentangan.

Itu sebabnya MUI menyatakan dengan tegas bahwa Syiah dan  Ahmadiyah adalah sesat. Sementara JIL ( Jaringan Islam Liberal) dengan jargon SIPILIS nya ( Sekuler Pluralis Liberalis) berdasarkan fatwa MUI 2005 haram bagi umat Islam untuk mengikutinya.

http://arsyadal-baghdadi.blogspot.co.id/2012/09/fatwa-mui-tentang-jil.html

Sayangnya, pemerintah hingga detik ini tidak/kurang meng-apresiasi fatwa lembaga ke-Islam-an tertinggi tersebut. Ini dapat terlihat jelas dengan adanya kenyataan ketiga aliran sesat tersebut yang tetap saja exist. Bahkan kabarnya sudah merambah ke dalam pemerintahan. Bahkan lagi,

Jadi disadari atau tidak, perbedaan tajam tersebut memang ada, dan inilah yang dimanfaatkan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, tersangka penista agama yang hingga detik ini tetap bebas beraktifitas bahkan tetap menjabat gubernur DKI, dan bertarung dalam pilkada. Padahal aturan pemerintah tentang seseorang dengan status tersangka harus meletakkan jabatan yang sedang dipegang, ada.

Maka tak heran bila pernyataan berbau SARA yang dilontarkan Ahok di pulau Seribu beberapa bulan lalu ditanggapi dengan bermacam pendapat. Tidak semua ulama sepakat dan mau menerima fatwa yang dikeluarkan MUI bahwa pernyataan tersebut adalah sebuah penistaan agama. Akibatnya mudah ditebak, umat Islam saling gontok-gontokan, masing-masing mencari pembenaran dengan cara merujuk ulama-ulama yang sesuai dengan keinginan dan kecenderungan hatinya. Tidak peduli atau lupa adakah ulama yang diikuti itu menjadikan Al-Quran dan hadist sebagai pegangan atau tidak. Tidak peduli Syiah, Ahmadiyah, JIL atau simpatisannya. Itulah yang ditunggu-tunggu musuh-musuh Islam, perpecahan yang semakin nyata dan runcing !

Tak aneh bila kemudian dalam sidang pengadilan,  tim pengacara Ahok berani mengajukan ulama sebagai saksi ahli seperti Ahmad Ishomuddin, contohnya. Dalam kesaksiannya, dosen IAIN ini menyatakan larangan memilih pemimpin nonmuslim dalam surat Al Maidah 51 tidak berlaku lagi untuk saat ini.Tentu saja pernyataan kontroversial ini memicu banyak reaksi. Termasuk teman-teman Ishomuddin sesama alumni IAIN yang merasa kecewa dan dikhianati hingga akhirnya mengeluarkan pernyataan berlepas darinya.

http://inilampung.com/alumni-iain-radin-intan-kecewa-pada-kesaksian-ahmad-ishomuddin-pada-sidang-ahok/

http://www.portal-islam.id/2017/03/membongkar-kedok-gelar-dan-jabatan.html

Yang menjadi pertanyaan apakah Ishomuddin lupa bahwa ayat yang melarang memilih pemimpin kafir bukan cuma ayat 51 Al-Maidah. Tapi juga Ali Imran 28, 118, 149-150, An-Nisa 144, Al-Maidah 57, At-Taubah 23, Al-Mujadilah 22 dll. Apakah semua ayat tersebut juga sudah tidak berlaku lagi ???

http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2013/10/03/20572/inilah-dalildalil-mengharamkan-umat-islam-memilih-pemimpin-kafir/#sthash.vYAAiT7f.dpbs

Perlu menjadi catatan, sejak lama umat Islam dibuat tidak peduli terhadap masalah politik termasuk kepemimpinan. Tentu kita ingat jargon “ Islam Yes Politik No” yang di populerkan tokoh JIL alm Cak Nur pada tahun  1970an. JIL yang merupakan salah satu produk Yahudi Zionis itu memang sengaja dirancang untuk menghancurkan Islam dari dalam. Dengan berbekal slogan demokrasi, toleransi, HAM dan yang semacamnya jaringan ini berhasil masuk dan mengelabui umat Islam.  Islam digambarkan seolah hanya mengurusi hubungan manusia dengan Tuhannya, agama adalah urusan pribadi yang tidak perlu diperlihatkan kepada umum dan mencampur adukannya dengan masalah kenegaraan dan kepemimpinan. Maka dapat kita rasakan akibatnya sekarang, ayat-ayat yang berhubungan dengan kepemimpinanpun akhirnya diabaikan dan dianggap sepele. Bahkan Jokowi terang-terangan melontarkan keinginannya memisahkan agama dari politik !.

http://www.panjimas.com/news/2017/03/26/jokowi-ingin-pisahkan-agama-dan-politik-pemuda-muhammadiyah-ini-bertentangan-dengan-pancasila/

Siasat Yahudi dengan adu dombanya bukankah hal baru. Sebelum datangnya Islam, suku Aus dan Khahraj sering di adu domba oleh Yahudi yang sama-sama menetap di Yatsrib ( Madinah). Perseteruan kedua suku  yang merupakan cikal bakal kaum Anshor tersebut membuat kedua suku tersebut tidak mampu  menghadapi dominasi Yahudi di kota tersebut. Hal itu terus terjadi hingga hijrahnya Rasulullah saw ke Madinah dan mempersaudarakan suku Aus dan Khahraj dengan kaum Muhajirin. Dan dengan adanya persatuan dan persaudaraan tersebut akhirnya runtuhlah dominasi Yahudi di Madinah. Inilah yang menambah kebencian Yahudi terhadap Islam.

Persaudaraan dan persatuan dalam Islam adalah kunci kemenangan Islam. Hal ini sangat disadari musuh-musuh Islam. Sayang justru sebagian Muslim kurang menyadarinya. “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal kasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam.” (HR. Muslim).

Namun bagaimanapun apa yang diucapkan Ahok di kepulauan Seribu beberapa waktu lalu tidak terlepas dari skenario Allah Azza wa Jalla. Seperti juga apa yang terjadi di Madinah paska turunnya ayat jihad menuju kemenangan Islam, Allah swt memperlihatkan mana muslimin sejati dan mana yang tidak alias munafikun.

https://vienmuhadisbooks.com/2011/06/11/xvi-pengkhianatan-pertama-yahudi-dan-munculnya-tanda-tanda-kemunafikan/

“Tidak, bahkan jumlah kalian banyak. Namun kalian seperti buih di air bah, sungguh Allah akan mencabut rasa takut dari hati musuh-musuh kalian, dan sungguh Allah akan memasukan penyakit Wahn didalam hatimu. Kami bertanya, “Apakah penyakit Wahn itu wahai Rasulullah? Beliau menjawab, “Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Ahmad dan Abu Daud)

Sesuai peringatan Rasulullah saw 15 abad lalu, di akhir zaman nanti jumlah umat Islam memang banyak tapi sayang hanya seperti buih. Penyebabnya karena kecintaan yang berlebihan kepada segala yang bersifat duniawi, seperti harta benda, kemegahan dan yang semacamnya. Lupa bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara, dunia adalah ladang mencari amal untuk kehidupan akhirat. Lupa bahwa 1000 tahun hitungan manusia hanyalah 1 hari di sisi Allah. Artinya bila usia kita sama dengan Rasulullah saw yaitu kurang lebih 63 tahun, berarti itu sama dengan 1.5 jam di akhirat.

Pertanyaannya akankah kita menyia-nyiakan waktu yang hanya sangat sedikit itu dengan memilah ayat sesuka hati kita dan lebih memilih hal-hal keduniawian yang tidak mendatangkan manfaat bahkan mudharat ???

“Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu”. ( Terjemah QS. Al-Hajj ( 22):47).

Wallahu’alam bish shawwab.

Jakarta, 26 Maret 2017.

Vien AM.

Read Full Post »

Kedatangan raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz al-Saud, Sang Penjaga Dua Kota Suci ( Khadimul Haramain) pada hari Selasa, 1 Maret 2017, disambut meriah oleh berbagai pihak. Ini adalah kunjungan pertama setelah 47 tahun silam almarhum raja Abdullah bin Abdul Aziz mengunjungi Indonesia. Padahal selama kurun waktu tersebut presiden kita seperti Gus Dur, SBY dan Megawati telah berkunjung ke Arab Saudi. Terakhir adalah Jokowi yaitu pada September 2015.

Kunjungan kepala negara produsen minyak terbesar di dunia tersebut bagaikan oasis di padang pasir bagi sebagian besar umat Islam yang sejak beberapa bulan belakangan ini terasa terpinggirkan. Kasus penistaan agama yang berlarut-larut, menyebabkan perpecahan baik di antara umat Islam sendiri maupun dengan umat agama lain, bahkan merambat hingga ke sentiment anti Arab. Olok-olok “ sok Arab”, “ onta”, “pindah saja ke Arab” dll menjadi hal biasa di medsos. Belum lagi ulama-ulama MUI dan GNPF-MUI yang terus dicari-cari kesalahannya oleh pihak kepolisian.

( Kabar terakhir menurut ustad Bahtiar Nasir, kapolri telah menemui beliau dan menyatakan bahwa kasus beliau akan segera ditutup dan tidak akan diperpanjang. Hhmm  … semoga saja benar, Alhamdulillah … )

https://www.kaskus.co.id/thread/586a3b6d5c779832138b4568/dituduh-bantu-teroris-di-suriah-lembaga-kemanusiaan-turki-siapkan-gugatan-ke-indo/

Kedatangan raja beserta rombongan besar, dengan membawa sendiri kendaraan canggih lengkap dengan segala perlengkapannya, apalagi dengan membawa dana pinjaman yang jumlahnya sangat besar, tanpa bunga dan tanpa tenaga kerja seperti yang apa yang dilakukan RRC, sungguh membuat hati ini terhibur.  Seolah ini adalah jawaban permohonan jutaan kaum Muslimin pada aksi bela Islam 411, 212 dan 112 dari Sang Khalik.

Siapa yang berjalan untuk  membantu saudaranya sesama muslim maka Allah akan menuliskan baginya suatu  kebaikan dari tiap langkah kakinya sampai dia pulang dari menolong orang  tersebut. Jika dia telah selesai dari menolong saudaranya tersebut, maka dia  telah keluar dari segala dosa-dosanya bagaikan dia dilahirkan oleh ibunya, dan  jika dia ditimpa kecelakaan (akibat menolong orang tersebut) maka dia akan  dimasukkan ke dalam surga tanpa hisab ”  (HR. Abu Ya’la ).

Seperti kita ketahui hubungan pemerintahan RRC dengan Indonesia di era Jokowi saat ini sedang berada di puncaknya.  Termasuk pinjaman hutang yang nilainya fantastis. Celakanya lagi, pinjaman tersebut juga mencakup tenaga kerja buruh dari daratan Tiongkok sana. Padahal pengangguran di negri ini semakin hari semakin menumpuk.

https://ekbis.sindonews.com/read/1005965/33/china-sebut-kerja-sama-era-jokowi-terbaik-1432716916

http://www.konfrontasi.com/content/global/utang-era-jokowi-dan-utang-raksasa-china

http://www.dakwatuna.com/2015/09/02/73984/buruh-cina-di-era-jokowi-dan-keresahan-masyarakat/#axzz4aE7UMz58

Bahkan kasus penistaan agama yang berlarut-larut itupun kabarnya ada indikasi campur tangan 9 naga/taipan cina yang mempunyai kepentingan agar proyek reklamasi berjalan lancar. Maka tak heran jalan apapun ditempuh demi terpilihnya si petahana sekaligus penista yang telah berstatus tersangka itu.

https://www.nahimunkar.com/inilah-trio-mata-sipit-biang-kerok-kongkalikong-reklamasi-teluk-jakarta-ahok-aguan-dan-trihatma/

http://www.mediabangsaku.com/2017/03/raja-salman-datang-ke-indonesia.html

Sayangnya, pada acara penyambutan raja Salman yang sangat dielu-elukan itu, Jokowi tetap mengajak orang yang telah membuat heboh negri ini. Meski memang posisinya yang masih aktif sebagai gubernur DKI memungkinkan hal tersebut. Tapi juga jangan lupa adanya Undang-Undang ( Pemda) pasal 83 ayat 1 tentang seorang pejabat dengan status tersangka harus di non aktifkan secara sementara.

Keberpihakan pemerintah terhadap orang-orang yang memusuhi Islam memang tidak dapat disembunyikan. Selain Ahok, Jokowi juga memberi kesempatan khusus  ketua umum PDIP Megawati dan putrinya, Puan Maharani yang kebetulan menjabat sebagai menko, untuk bertemu langsung dengan raja Salman. Tanpa sedikitpun merasa risih, mantan presiden RI ini menemui sang  Khadimul Haramain tanpa menutup auratnya. Padahal bahkan ratu Elizabeth dari Inggris yang notabene non Muslim saja menutupnya ketika berhadapan dengan raja Arab Saudi.

Megawati selama ini dikenal sangat memusuhi Islam dan segala yang berbau Arab. Pada pidato terakhir di acara ulang tahun partai yang dipimpinnya ia bahkan melontarkan pernyataan yang berbau komunisme yaitu mempertanyakan adanya kehidupan akhirat yang merupakan ruh semua agama.

Para pemimpin yang menganut ideologi tertutup pun memosisikan diri mereka sebagai pembawa ‘self full filling prophecy’, para peramal masa depan. Mereka dengan fasih meramalkan apa yang pasti terjadi di masa yang akan datang, termasuk dalam kehidupan setelah dunia fana, padahal notabene mereka sendiri tentu belum pernah melihatnya’.

Selanjutnya, pada acara temu ulama yang digelar di istana dimana puluhan ulama pimpinan pesantren dan ormas dundang. Ternyata nama Habib Riziek Syihab sebagai ketua ormas besar FPI dan ustad Bachtiar Nasir yang merupakan ketua umum GNPF-MUI, tidak termasuk di dalam daftar yang diundang. Padahal ke dua tokoh tersebut sedang mencuat namanya. Pasti raja Salman yang dikenal sangat peduli terhadap dunia Islam sudah mendengar kiprah keduanya. Demikian pula aa Gym, dai kondang pimpinan pesantren terkenal Darut Tauhid, yang selama ini dikenal kalem dan tidak pernak bicara politk namun belakangan ikut bicara keras tentang ayat haramnya memilih pemimpin kafir. Beliau juga tidak termasuk dalam daftar undangan.

Mungkin menjadi pertanyaan mengapa umat Muslim begitu menaruh harapan kepada raja Salman yang baru pada Januari 2015 dinobatkan sebagai raja Arab Saudi. Berikut beberapa diantara alasannya:

  1. Raja Salman adalah seorang raja yang sangat takut pada Tuhannya. Ia seorang yang taat beribadah. Pada usia 10 tahun Salman muda sudah menjadi hafizd.
  2. Jauh sebelum diangkat menjadi presiden, raja Salman sudah mendukung Mursi, presiden Mesir yang bermaksud menerapkan syariat Islam tapi kemudian dikudeta, agar diberi kesempatan menyelesaikan jabatannya.
  3. Begitu menjadi raja, raja Salman mencopoti pejabat yang diangkat berdasarkan hubungan kekerabatan. Bahkan raja tidak ragu menjatuhan hukuman pancung di hadapan khalayak terhadap keponakannya sendiri karena membunuh orang.  Raja Salman mengatakan, “Tidak ada perbedaan antara pangeran dan rakyat biasa dihadapan hukum. Semua diperlakukan sama.”
  4. Raja Salman menjalin hubungan yang sangat baik dengan Turki dibawah presiden Erdogan yang sama-sama menjunjung syariat.
  5. Dan lain-lain.

Ironisnya, di tengah hebohnya penyambutan raja Salman, mereka yang mengaku Islam tapi membenci agamanya sendiri, terus saja memojokkan Islam. Para Munafikun, bekerja sama dengan orang-orang Syiah, terlihat jelas ingin  menjatuhkan marwah dan martabat raja Salman beserta kerajaannya, diantaranya dengan isu Wahabi. Mereka juga menyebarkan foto eksotis putri Ameera yang mereka nisbatkan sebagai putri raja Salman. Padahal itu sama sekali tidak benar. Ameera adalah bekas mantu raja karena sudah bercerai dari suaminya, yaitu pangeran al-Waleed bin Thalal putra raja. Seandainyapun putri raja bersikap demikian, jangankan anak raja yang notebene manusia biasa, putra nabi Nuh as pun, bukanlah seorang yang patuh pada perintah Tuhannya.

http://www.masjumat.com/2017/03/06/princess-ameera-putri-raja-salman-yang-tidak-berjilbab/

Yang lebih menjengkelkan lagi, foto itu kemudian disandingkan dengan beberapa foto Muslimah Indonesia berhijab dan diberi komentar nyinyir “ sok Arab”. Sungguh menyakitkan. Tidakkah mereka menyadari bahwa perintah berhijab adalah perintah Allah, bukan ikut-ikutan atau latah “sok Arab” !

Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang”. ( Terjemah QS.Al-Ahzab (33):59).

wahabi-vs-wahabiMengenai Wahabi. Isu wahabi adalah isu lama yang dihembus-hembuskan musuh Islam agar sesama Muslim saling bermusuhan. Padahal aliran sesat Wahabi yang dibawa Abdul Wahab bin Abdurrahman bin Rustum al Farisi pada abad ke 2 H itu adalah ajaran Khawarij. Sedangkan “wahabi” yang dinisbatkan kepada kerajaan Arab Saudi adalah merujuk kepada Muhammad bin Abdul Wahab an-Najd yang hidup pada abad 12 H. Ulama kenamaan asal Najd ( Arab) ini adalah seorang ahlussunnah wal jamaah tulen.

http://www.jurnalmuslim.com/2016/04/buya-hamka-mereka-memusuhi-wahabi-demi-penguasa-pro-penjajah.html?m=1

http://www.voa-islam.com/read/opini/2015/05/06/36785/wahabi-versus-dan-siapa-sesat/#sthash.YkVU4t9G.M2P7Qw6y.dpbs

http://beritajatim.com/internasional/291329/sosok_tegas,_raja_salman_pernah_eksekusi_pangeran.html

Menjadi pertanyaan besar,  bagaimana kira-kira reaksi raja Salman mendengar berita ustad Dr Khalid Balsamah yang di tengarai “wahabi” digruduk banzer NU ketika sedang berceramah ??? Padahal paska pertemuan lintas agama di istana beberapa hari lalu, raja Salman memberikan pujian terhadap toleransi ber-agama di Indonesia.

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. ( Terjemah QS. Al-Hujurat (49)13).

Sungguh sedih dan malu hati ini membayangkan kekecewaan yang bakal muncul dari balik wajah lembut sang khadimul Haramain. Kekecewaan demi kekecewaan, dari hari pertama penyambutan hingga hari-hari akhir yaitu ketika penanaman pohon. Seakan tidak belajar dari pengalaman, bagaimana raja Salman meninggalkan Obama yang ketika itu masih menjabat presiden negara adi daya Amerikat Serikat, demi memenuhi panggilan shalat. Pada hari penanaman pohon bersama Jokowi, setelah dibisiki ajudannya, raja Salman segera meninggalkan lokasi padahal acara belum selesai. Ada apa gerangan ?? Ternyata azan Zuhur telah berkumandang … Itu sebabnya ketika acara penyiraman pohon Jokowi terlihat tidak ditemani sang tamu agung yang lebih memilih mendahulukan panggilan Tuhannya … Allahu Akbar …

Dari ‘Abdullah bin Mas’uud radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Aku pernah bertanya kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam tentang amal apakah yang paling dicintai oleh Allah. Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab : “Shalat pada waktunya”. Ibnu Mas’uud berkata : “Lalu apa ?”. Beliau menjawab : “Berbuat baik kepada kedua orang tua”. Ibnu Mas’uud berkata : “Lalu apa ?”. Beliau menjawab : “Jihad di jalan Allah”. ( HR. Bukhari Muslim).

Demikianlah Allah swt membalas hamba-Nya yang taat, yang ber-ahklak mulia dengan balasan yang setinggi-tingginya, tidak hanya di akhirat nanti tapi juga di dunia … Masya Allah …

http://www.masjumat.com/2017/01/27/kelebihan-arab-saudi-dalam-hal-suksesi-kepemimpinan/

http://www.pikiran-rakyat.com/nasional/2017/03/01/raja-salman-sang-penjaga-dua-kota-suci-yang-peduli-kemanusiaan-394864

Wallahu’alam bi shawwab.

Jakarta, 6 Maret 2017.

Vien AM.

Read Full Post »