Feeds:
Posts
Comments

Posts Tagged ‘Carcassonne’

( Sambungan dari Menilik Jejak Islam di Eropa (8) )

Sejarah mencatat bahwa walaupun pada tahun 759 M secara umum Perancis berhasil memukul mundur pasukan Islam dari wilayah mereka namun nyatanya sisa-sisa kekuatan Islam masih ada hingga ratusan tahun kemudian. Ini terbukti dengan adanya sejumlah benteng peninggalan Romawi yang terdapat di pegunungan sepanjang perbatasan Perancis- Spanyol di selatan maupun di perbatasan Perancis–Italia di tenggara.

Islam baru benar-benar lenyap dari bumi Perancis setelah pertempuran Tourtour ( Le Bataille de Tourtour ) pada tahun 973 M. Pada pertempuran yang menyakitkan ini kaum Muslimin yang masih hidup dipaksa memeluk Kristen atau dijadikan budak.

Adalah Ramatuelle. Kota turistik diatas bukit yang sekarang ini merupakan tempat tinggal idaman para seniman Perancis adalah satu diantara kota tua peninggalan Islam yang terletak di perbatasan Perancis–Italia. Kota ini tidak jauh letaknya dari St Tropez, kota pantai laut Mediterania kesayangan para selebritis. Nama asli kota yang memiliki jalan-jalan sempit menanjak ini adalah Rahmatullah, kata Arab yang berarti kasih sayang Allah.

Di dalam wilayah yang dinamakan Le Fraxinet (dalam bahasa Arab Jabal al-Qilâl ) ini pula berdiri sebuah kota benteng yang saat ini dinamakan La Garde Freinet. Disini dulu masyarakat Islam dan peradabannya bertahan.. Dari wilayah inilah Islam terus menyebar ke Italia dan Swis. ( Beberapa sumber lain menyatakan bahwa Le Fraxinet di tahun 800-an memang daerah koloni kesultanan Andalusia).

Sementara di pegunungan di perbatasan Perancis dan Spanyol berdiri sebuah  kota benteng raksasa nan cantik sesuai dengan namanya yaitu Carcassonne. Kota ini terletak sekitar 80 km tenggara kota Toulouse. Ada sebuah legenda terkenal mengenai asal usul nama kota ini. Terus terang ini surprised buat saya. Kisah ini saya temukan dari buku panduan turis yang saya beli di kota tersebut.

Sejarah mencatat bahwa pada tahun 725 M, pasukan Islam berhasil menguasai Carcassone. Pasukan dibawah komando panglima Musa bin Nushair ini terus merangsek ke jantung Perancis hingga akhirnya dikalahkan Charles Martel  di pertempuran Poitiers. Pasukan Islam dipaksa mundur meninggalkan daratan Perancis dan kembali ke Spanyol. Namun dalam keadaan terjepit tersebut, pasukan Musa ini sempat menduduki 2 kota penting Perancis, yaitu Avignon dan Arles, meski hanya 2 tahun.

( Saya baru saja membaca berita menarik dari sebuah blog pribadi yang ditulis oleh seorang Perancis tentang kunci kemenangan Charles Martel. Ternyata calon raja Perancis ini tidak mau mengambil resiko berat dalam menghadapi pasukan Islam yang dikenal tangguh ini. Untuk menghindari pertempuran frontal, ia mengerahkan orang-orangnya untuk melakukan penjarahan terhadap kota-kota milik  pasukan Islam ! Taktik ini sengaja digunakan untuk melemahkan pertahanan musuh .. dan berhasil. Dalam keadaan kacau inilah kemudian ia menyerang dan menjatuhkan pasukan Islam … 😦 … ).

Namun tidak demikian dengan Carcassone. Kota benteng ini berhasil dipertahankan selama 25 tahun lamanya. Kisah penyerahan kota ini diabadikan oleh para pemeluk Nasrani Perancis melalui kisah yang dipopulerkan dengan nama “ La lagende Dame De Carcas” atau legenda Putri Carcas.

Kisahnya adalah sebagai berikut :

Pada tahun 745 M pasukan gabungan Perancis dibawah Charles Martel, kakek Charlemagne kembali menyerang benteng Carcas. Terjadilah pertempuran sengit antara kedua pasukan tersebut. Dalam keadaan terjepit, sultan Carcas mengirim orang kepercayaannya untuk meminta bantuan saudaranya yang menjadi sultan Narbone, Namun pertolongan tersebut tak pernah kunjung tiba hingga sang sultanpun tewas di pertempuran.

Tinggallah permaisuri Carcas yang dengan gigih berusaha mempertahankan benteng. Seluruh warga dikerahkan, laki-laki, perempuan, tua muda. semua bersatu. Bahkan sang permaisuri sendiri terlihat  berlarian dari satu ke menara yang jumlahnya 29 itu ke menara yang lain. Dengan cerdiknya ia juga berusaha mengelabui lawan dengan membuat orang-orangan dari ijuk agar musuh mengira pasukannya masih banyak.

Namun demikian akhirnya pasukan Perancis berhasil mengepung benteng tersebut  dari luar. Walaupun pasukan ini tetap tidak berhasil mendobrak gerbang kota namun mereka berhasil membuat warga menderita kelaparan hebat.  Sementara itu pasukan Perancis hanya  duduk-duduk santai menanti benteng Carcas menyerah.

Hal ini terjadi hingga 5 tahun lamanya. Akibatnya sebagian besar wargapun akhirnya mati  kelaparan. Hingga suatu ketika permaisuri Carcas menemukan sebuah ide. Ia melemparkan seekor anak babi yang ditemukannya ke luar benteng. Ia berharap agar pasukan yang menanti diluar bagai serigala kelaparan itu mengira bahwa warganya tetap bisa bertahan karena masih memiliki persediaan makanan cukup banyak. Oleh karenanya mereka masih mampu membuang seekor babi seenaknya. Padahal umat Islam memang tidak makan daging babi. Dan sebenarnya  merekapun hanya tinggal memiliki sekarung kecil gandum !

Siasatnya berhasil. Charles Martel akhirnya memutuskan untuk pulang. “ Percuma kita menanti berlama-lama disini. Mereka masih mempunyai persediaan makanan cukup. Mari kita tinggalkan saja kota ini”, begitu perintahnya.

Namun pada saat mereka hendak bergerak mundur tiba-tiba seluruh lonceng yang berada di kota benteng tersebut berbunyi. Rupanya sang permaisuri menghendaki adanya negosiasi.

Carcas  .. sonne “, begitu teriak pasukan Perancis. Sonne artinya berbunyi. Maksudnya warga Carcas telah menyerah. Itu sebabnya kemudian kota tersebut dinamakan  Carcassonne …

Di akhir kisah tersebut diceritakan bahwa Charles Martel, calon raja Perancis itu akhirnya meng-‘hadiahkan’ kota yang dengan susah payah ingin direbut tersebut kepada Carcas sang permaisuri. Kemudian permaisuri tersebut menikah  dengan salah satu pengikut setia dan terbaik Charles Martel yang bernama Roger. Perkawinan  politik ini di kemudian hari menurunkan dinasti Trencavel yang terkenal itu. Sayang akhirnya kisah ditutup dengan di baptisnya Carcas sang permaisuri menjadi Nasrani. 😦

Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mu’min lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mu’min) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mu’min lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran “. (QS.Al-Baqarah(2):221).

Yang juga cukup menarik, dinasti Trencavel yang secara turun menurun kemudian menguasai Carcassonne dan sekitarnya dianggap pihak gereja terlalu toleran, terutama terhadap pemeluk Yahudi. Maka pada sekitar tahun 1200-an Carcassonne harus menerima akibat dengan diperanginya oleh gereja. Peristiwa ini dikenal dengan nama Perang Salib Cathar ( Cathar Crusade) yang berlangsung selama 20 tahun.

Carcassonne dikepung hingga akhirnya kalah karena kekurangan air. Penduduknya banyak yang meninggal, rajanya, Raymond Roger meninggal di kamarnya sendiri karena dehidrasi alias kekurangan air.  Sementara penduduknya yang masih hidup diusir dari kota dalam keadaan  terhina. Dengan hanya secarik kain penutup mereka harus meninggalkan kota.  Selang beberapa tahun kemudian berakhirlah dinasti Trencavel.

Wallahu’alam bish shawab.

Pau – France, 7 Juni 2010.

Vien AM.

Read Full Post »

“Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Maka apakah kamu tidak mendengar?”. Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (QS.Al-Qashash(28):71-72). 

Rasanya ke dua ayat di atas benar-benar pas  untuk memulai laporan perjalanan kami kali ini. Betapa tidak. Jika pada musim panas yang biasanya berlangsung antara bulan Juli hingga Agustus matahari terbit sekitar pukul 5 pagi dan terbenam sekitar  pukul 22.30 maka pada musim dingin yang biasanya berlangsung antara bulan Desember hingga Februari matahari baru terbit pukul 8 lebih dan terbenam sebelum pukul 5 !  Hal ini lebih terasa  lagi ketika kita berpuasa, khususnya puasa Ramadhan. 

Lucunya, ketika bulan Ramadhan jatuh di musim panas, ada saja sejumlah orang yang meminta keringanan karena  puasa kita memang jauh lebih panjang dibanding puasa ditanah air. Namun ketika bulan Ramadhan jatuh di musim dingin yang berarti puasa menjadi jauh lebih pendek,  tak satupun yang memprotesnya ….:-) … 

Begitupun ketika kita berlibur. Di musim panas, selama hampir 17 jam lamanya kita bisa sepuas mungkin menikmati pemandangan di siang hari. Sebaliknya ketika musim dingin, waktu terasa begitu cepat berlalu. Rasanya belum puas kita menikmati pemandangan sembari berfoto-foto mengambil gambar kenangan .. tahu2 hari telah gelap. Inilah salah satu  bukti kekuasaan Allah swt yang tidak mungkin dapat diingkari. 

Perjalanan kami kali ini adalah perjalanan terpanjang yang kami lalui dengan menggunakan mobil pribadi, yaitu 3000 km bolak balik. Salah satu keuntungan  bepergian di Eropa memang melalui jalan darat, baik dengan mobil pribadi maupun mobil sewaan. Dengan cara ini dengan mudah kita dapat  mengunjungi berbagai kota di Eropa. Ini dimungkinkan karena adanya jaringan jalan/highway antar negara yang terkoordinir dengan baik. Disamping itu, dengan tidak adanya pengecekan di perbatasan setiap negara serta digunakannya satu mata uang Uni Eropa, yaitu Euro, menjadikan perjalanan sangat mudah, aman dan nyaman. 

Kota pertama yang kami kunjungi adalah Montpellier. Namun kami mampir dahulu ke kota abad pertengahan ( Cite Medieval), bernama Carcassonne yang terletak sekitar 350 km timur Pau. Kota tua yang dikelilingi benteng kuno ini ternyata menyimpan sejarah kelam kekejaman  pasukan Salib ( The Crusaders) dibawah perintah Paus Innocent III. Carcassonne ( termasuk Toulouse, Beziers dan Montpellier ) yang ketika itu berada dibawah kekuasaan raja Raimond-Roger Trencavel, pada tahun 1209 harus menerima hukuman berat karena sang raja dianggap terlalu permisif dan toleran terhadap pemeluk agama lain. Seluruh penduduk Beziers yang mayoritas Yahudi ini bahkan habis dibunuh. 

Gerbang utama Carcassonne

Gerbang utama Carcassonne

Carcassonne

Carcassonne

Tak sampai seratus tahun kemudian, Carcassonne masih harus menderita hebat akibat pandemi ‘ The Black Death’ yang sangat mematikan. Kemudian dalam ‘ Perang Seratus Tahun ‘antara pemeluk Kristen dan Protestan sekitar tahun 1560, pemeluk protestan kota tersebut habis dibantai musuh !!. Sungguh menyedihkan . Merinding bulu kuduk ini menyaksikan sejarah kota tua tersebut. Jadi rasanya pantas saja jika anak perempuan saya berkomentar : “ Banyak hantunya kali bu ya disini … “ .. Hiii… 

Place De La Comedie, Montpellier

Place De La Comedie, Montpellier

Selanjutnya kami menuju Montpellier. Kota ini adalah kota pelajar yang berubah menjadi kota turis ketika musim panas tiba. Seperti juga kota-kota besar Perancis lainnya, warga  rakyat Montpellier sibuk mempersiapkan diri ketika ‘Fete De La Musique ‘ pesta musik dan seni Perancis, yang biasa diadakan pada setiap tanggal 21 Juni tiba. Pesta musik gratis yang di adakan di semua tempat umum  ini, seperti di taman, teras dll ini biasanya terpusat di Place De La Comedie,  yang merupakan landmark kota.

Di kota ini berdiri sebuah universitas terkenal yang telah berdiri sejak abad 13, yaitu University of Montpellier. Ketika itu fakultas kedokterannya telah menjadi primadona. Ini adalah pengaruh dari kejayaan kerajaan Islam Granada di Spanyol. Tenaga pengajar universitas ini memang khusus didatangkan dari sejumlah perguruan tinggi Granada yang ketika itu sedang berada di puncak kejayaannya dan menjadi kiblat ilmu pengetahuan dan sains. Saat ini Universitas Montpellier telah terpecah menjadi 3 universitas, yaitu  Universitas Montpellier I ( sosial ), Montpellier II ( Sains dan Kedokteran ) dan Montpellier III Paul Valery  ( Seni dan Budaya ).

Katanya sih, banyak juga mahasiswa Indonesia yang menuntut di kota ini. Kami memang melihat sejumlah wajah Asia namun tidak yakin apakah mereka itu mahasiswa kita. Saya rasa mungkin mereka lebih memilih santai istirahat di apartemen mereka daripada berdingin-dingin di jalanan. Temperatur ketika itu memang dingin yaitu 3 derajat ! Bbbrr ..      

Esoknya, setelah menginap semalam di kota yang memiliki kecantikan campuran antara kuno dan modern ini kami melanjutkan perjalanan  ke Cannes. Namun kami menyempatkan diri dulu mencari masjid yang menurut internet ada beberapa. Tetapi ternyata tidak mudah menemukannya.

Setelah bolak-balik ‘ menyatroni’ sebuah gedung yang menurut Mr Google adalah sebuah masjid, akhirnya kami harus menyerah setelah seorang perempuan berjilbab yang kebetulan sedang menanti di halte bus menerangkan bahwa gedung tersebut bukan masjid. Kemudian ia memberi tahu lokasi masjid yang sebenarnya. Tetapi tetap saja kami tidak berhasil menemukannya. Apa boleh buat …Lanjut sajalah ke Cannes, begitu pikir kami ..

Namun Allah swt berkehendak lain. Disebuah perempatan jalan, jauh dari  yang diidentifikasikan muslimah tadi, kami melihat sejumlah orang bergamis dan beberapa perempuan berjilbab sedang berbondong-bondong meninggalkan suatu tempat.

Orang-orang itu dari masjid kali yah .. », teriak anak saya.

Belum sempat suami saya menjawab, tiba-tiba seorang perempuan tua berjilbab datang menghampiri kendaraan kami,  untuk mengemis !!  Kebetulan memang  sedang macet .. dapat dibayangkan .. betapa menyedihkannya melihat saudara kita seiman jauh-jauh di Perancis .. eh, mengemis .. L .. Tampaknya ia adalah satu dari sekian banyak korban perang yang datang dari negri-negri Muslim yang dilanda kekacauan seperti Afganistan, Irak, Chechnya,  Kosovo dll. ( Oya, kemarin kami juga berjumpa dengan seorang pengemis cilik, gadis berusia 8 tahun yang berasal dari Kosovo. Ia mengemis di depan restoran dimana kami makan. Dengan bahasa Perancis yang terbata-bata, ia bercerita bahwa ia datang bersama ibunya yang saat ini sedang sakit, sekitar 2 bulan yang lalu.)

masjid Montpellier - France

masjid Montpellier - France

Darinya kami tahu bahwa bangunan di perempatan tersebut adalah masjid ! Kamipun segera celingukan mencari apa yang disebutnya masjid tadi. Setelah berputar beberapa kali akhirnya kamipun menemukannya. Ya ampun .. masjid itu benar-benar sederhana sekali. Tanpa kubah apalagi menara .. Pantas kami tidak berhasil menemukannya. Padahal di kota tersebut katanya ada beberapa masjid ..

Tiba-tiba saya teringat ketika bulan lalu kami berjalan-jalan di sebuah kota kecil dekat Pau, namanya Mourenx. Ada beberapa teman Indonesia yang bekerja di kota ini. Katanya ada masjid di kota tersebut. Dari seorang perempuan berjilbab yang kami jumpai di telpon umum, kami diberitahu bahwa masjid hanya sekitar 1 km dari tempat kami berada. Namun nyatanya setelah hampir satu jam kami berputar-putar, kami tidak juga menemukannya. Yaah .. begitulah .. kami terlalu sok yakin bahwa namanya masjid pasti ada kubahnya ada menaranya  …  lupa bahwa kami adalah minoritas di negri yang katanya meng-agung-kan azas demokrasi ini. Nyatanya bahkan azanpun tidak boleh sampai terdengar hingga ke luar masjid !! … duuh, sedihnya …

Bersambung ke “ Suka Duka Muslim Di Perancis ( 10).

Read Full Post »