Feeds:
Posts
Comments

Posts Tagged ‘Cleopatra’

Incest ( baca Inses) yang dalam bahasa Indonesia sering disebut hubungan sumbang adalah perkawinan ( resmi maupun tidak resmi) antar anggota keluarga. Atau tepatnya hubungan seksual yang dilakukan diantara mereka. Bisa ayah dengan anak perempuannya, ibu dengan anak lelakinya, antar saudara kandung, saudara tiri atau juga paman atau tante dengan ponakan dan sebaliknya.

Dalam dunia kesehatan modern hari ini, hubungan seperti diatas sangatlah tidak dianjurkan, karena ternyata amat berbahaya bagi kesehatan. Hubungan tersebut berpotensi tinggi menghasilkan keturunan yang lemah, cacat, baik fisik maupun mental. Bahkan bisa mengakibatkan kematian !

Hal ini dimungkinkan karena gen-gen pembawa sifat lemah terakumulasi pada keturunannya. Penelitian menunjukkan bahwa anak hasil perkawinan seperti ini memiliki risiko lebih besar menderita penyakit-penyakit genetik tertentu dari pada perkawinan pada umumnya. Biasanya penyakit tersebut adalah penyakit yang berhubungan dengan kelainan darah. Thalasemia dan Haemophilia adalah salah satunya. Seperti yang terjadi pernah pada abad 19, di lingkungan keluarga kerajaan Inggris, dimana perkawinan antar keluarga masih sering dilakukan.

Sejarah mencatat bahwa beberapa masyarakat kuno terbiasa melakukan perkawinan antar keluarga tersebut tanpa menyadari resikonya. Ada beberapa alasan mengapa mereka melakukan hal ini. Yang terbanyak adalah karena alasan politik, yaitu demi melanggengkan kekuasaan. Bisa juga demi alasan kemurnian keturunan atau ras.

Dalam mitologi Yunani kuno, dewa Zeus yang merupakan dewa tertinggi adalah suami dari dewi Hera, yang tak lain adalah kakak kandungnya sendiri. Sedangkan dalam mitologi Mesir kuno, pasangan dewa Osiris dan dewi Isis sebenarnya juga adalah 2 saudara kakak beradik.  Demikian juga Ptolemeus II, seorang raja Mesir kuno. Salah satu istrinya, yaitu Elsinoe, adalah saudara perempuannya sendiri. Juga ratu legendaris Mesir masa lalu, Cleopatra, ia pernah menikahi dua orang saudara kandungnya sendiri.

Di Indonesia hal ini juga tercatat pernah terjadi, meski hanya sebatas legenda. Yang terkenal yaitu kisah Sangkuriang dari Jawa Barat dan kisah Prabu Watugunung dari Bali. Kedua kisah ini memiliki kemiripan, yaitu tentang pemuda yang ingin mengawini ibu mereka. Keduanya awalnya tidak mengetahui bahwa perempuan jelita yang mereka cintai itu adalah ibu mereka sendiri.

Kisah Sangkuriang adalah kisah yang melatar belakangi lahirnya kota Bandung, dengan gunung Tangkuban Perahunya. Ibunya bernama Dayang Sumbi. Namun perkawinan antar anak dan ibu ini akhirnya bisa terhindari berkat usaha sang ibu yang akhirnya menyadari bahwa pemuda yang jatuh cinta padanya dan ingin mengawininya itu adalah anak kandungnya sendiri.

Ia menyadari hal tersebut setelah melihat bekas luka dikepala sang pemuda. Luka tersebut adalah luka pukulan sang ibu karena Sangkuriang telah membunuh ayah kandungnya, meski sebenarnya tidak sengaja. Kemudian Sangkuraing lari melarikan diri dan baru bertemu lagi dengan ibunya Sumbi setelah ia dewasa. Ia tidak mengetahui bahwa perempuan tersebut adalah ibunya. Demikian pula Dayang Sumbi, ia tidak tahu bahwa pemuda tersebut adalah anaknya.

Sebaliknya dengan Prabu Watugunung, istrinya yaitu Dewi Sinta, sangat terlambat mengetahui bahwa suaminya ternyata adalah anak kandungnya sendiri. Ini terjadi setelah ia melahirkan 28 anak dari suaminya itu. Ia baru menyadari hal itu setelah suatu hari melihat luka di kepala sang suami. Luka tersebut adalah luka akibat pukulan sang ibu bertahun-tahun yang lalu karena kenakalan putranya, yang menyebabkannya melarikan diri dan baru bertemu lagi setelah ia dewasa.

Saat ini, sejumlah Negara barat seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman dan Australia, Incest dikategorikan sebagai suatu kejahatan pidana, dan pelakunya harus mendapat hukuman. Amerika misalnya, Incest dinyatakan illegal dengan hukuman bervariasi di tiap Negara bagiannya. Massachusetts adalah Negara bagian paling keras hukumannya yakni bisa mencapai 20 tahun penjara, sedang di Hawai hanya 5 tahun. Sementara di Inggris, hukumannya adalah 12 tahun penjara.

Pada tahun 2000-an, masyarakat Jerman pernah dihebohkan dengan kasus perkawinan Incest. Adalah Patrick dan Susan, pasangan suami istri yang juga saudara kakak beradik kandung. Perkawinan illegal mereka baru terbongkar setelah berjalan bertahun-tahun lamanya. Setelah proses panjang pengadilan, 2001 hingga 2008, keduanya akhirnya harus menjalani hukuman penjara 2 tahun.

Namun pasangan yang telah memiliki 4 orang anak, 2 cacat, tersebut sempat naik banding. Mereka beralasan bahwa larangan perkawinan Incest yang telah berlaku sejak tahun 1871 itu sudah ketinggalan zaman dan melanggar HAM. Karenanya harus diteliti kembali. Perdebatan hangatpun muncul di berbagai media massa.

Namun dengan tegas, profesor Juergen Kunze, seorang ahli genetika di Rumah Sakit Berlin, mengatakan, undang-undang ini diperlukan bukan hanya di Jerman tapi juga di seluruh Eropa.

“Penelitian menunjukkan risiko terjadinya kelainan genetik sangat tinggi akibat hubungan Incest. Kemungkinan lebih dari 50 persen anak akan cacat,” ujarnya.

Sekedar info tambahan, temuan tersebut baru terungkap beberapa tahun belakangan ini saja, yaitu diawali dengan ditemukannya teori tentang Genetika pada akhir abad 19 oleh George Mendel.

Lalu bagaimana ajaran Islam sendiri memandang perkawinan antar keluarga seperti ini ?

Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”,(QS. An-Nisa (4):23).

Subhanallah … Ayat ini telah diturunkan pada abad 7, jauuuh sebelum adanya penemuan ilmiah bahwa perkawinan antar anggota keluarga beresiko menurunkan keturunan yang rentan dan lemah, bahkan bisa mematikan.

Ini makin membuktikan bahwa perintah dan larangan yang diturunkan Allah swt itu pasti mengandung hikmah, yang pada akhirnya akan menguntungkan kita. Meski sebenarnya, takwa, adalah tujuan utamanya. Artinya, tidak penting apakah ayat tersebut  menguntungkan kita atau tidak. Karena sebenarnya hanya dengan izin-Nya jua semuanya bisa terjadi.

Kisah Qabil dan Habil, dua putra nabi Adam as dan Siti Hawa adalah contohnya. Ketika itu, demi berkembangnya manusia didunia ini, Allah swt memerintahkan agar ke 6 pasang putra nabi pertama sekaligus manusia pertama di dunia ini saling menikahi saudaranya masing-masing, dengan syarat bukan kembarannya sendiri.

Namun ternyata Qabil tidak mau mentaati perintah tersebut. Dengan nekad, ia malah membunuh Habil, saudaranya yang diperintahkan menikahi kembaran Qabil. Ini terjadi setelah keduanya ditantang Sang Khalik agar melakukan kurban, dan kurban Qabil tidak diterima oleh-Nya. Inilah peristiwa pembunuhan pertama yang terjadi di muka bumi ini. Akibatnya Qabilpun menyesal dan hidup menderita selamanya.

“Ceriterakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!” Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa”.(QS. Al-Maidah(5):27).

Kalau kita cermati contoh-contoh kasus Incest yang terjadi, kebanyakan mereka adalah saudara kandung atau anak yang terpisah dari saudara atau ayah-ibunya. Mereka bertemu dan jatuh cinta tanpa mengetahui bahwa sebenarnya mereka bersaudara dan mempunyai hubungan darah.

Dari sini, satu lagi hikmah ayat Al-quran dapat kita petik, yaitu dilarangnya mengambil anak angkat tanpa menyebutkan asal usulnya. Ini yang terjadi pada Zaid bin Haritsah, putra angkat Rasulullah saw, yang sebelum turunnya perintah Allah menggunakan nama Zaid bin Muhammad. Yang dengan demikian dapat menghindarkan kemungkinan jatuh cinta dan menikah dengan saudara kandung sendiri.

Dari `Uqbah ibn Harits bahwa dia menikahi anak perempuan Ihab ibn `Azis. Maka datang kepadanya seorang perempuan maka (dia) berkata, “Sesungguhnya saya telah menyusui `Uqbah dan (perempuan) yang dia nikahi.” Maka berkata kepadanya `Uqbah, “Aku tidak tahu kalau engkau telah menyusuiku dan engkau tidak pula memberitahuku.” Maka (`Uqbah) berkendara menuju Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam di Madinah, maka dia bertanya kepada beliau. Maka bersabda Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam, “Bagaimana (lagi) padahal sudah dikatakan (bahwa kalian adalah bersaudara susuan)?” Maka `Uqbah menceraikannya (istri) dan menikahi istri (perempuan) selainnya. (HR Bukhari).

Hadist diatas juga membuktikan betapa di masa lalupun, umat Islam telah terbiasa memperhatikan siapa saja saudara sesusuan mereka. Ini penting agar perkawinan Incest tidak terjadi.

Ironisnya, perkawinan yang tidak diridhoi Allah swt ini masih saja terus terjadi, di sekitar kita.  Adalah suku Polahi. Suku Polahi adalah sebuah suku masyarakat yang tinggal di suatu daerah di hutan pedalaman Gorontalo, Sulawesi Selatan. Menurut kabar, suku ini adalah suku masyarakat pelarian zaman penjajahan Belanda yang melakukan eksodus ke hutan karena takut dan tidak mau dijajah oleh kolonial Belanda, sehingga menjadikan mereka sebagai suku terasing sampai dengan saat ini.

Suku ini masih sangat terbelakang. Mereka  belum mengenal pakaian, mereka hanya mengenakan daun palma dan kulit kayu sebagai penutup syahwat mereka. Rumah mereka sangat sederhana, tak ada dinding pembatas di dalamnya. Mereka juga tak mengenal sekolah dan fasilitas kesehatan modern. Kabarnya mereka hanya bisa menghitung sampai angka 4, lebih dari itu dikatakan “banyak”. Yang lebih parah, masyarakat yang hanya berjumlah 500 orang ini terbiasa mengawini anggota keluarga mereka sendiri. Tak tanggung-tanggung, antar kakak beradikpun jadi !

Namun yang lebih menyedihkan lagi, belakangan ini kasus pemerkosaan yang dilakukan ayah terhadap anak kandung perempuannya sendiri makin meningkat. Apa yang terjadi dengan umat ini? Apa dan bagaimana tanggung jawab penguasa negri ini? Tidakkah cukup segala musibah yang melanda negri ini??

Nau’dzubillah min dzalik.

Jakarta, 23 April 2013.

Vien AM.

Read Full Post »

Tampaknya sulit untuk dipungkiri bahwa  pengaruh prilaku perempuan terhadap prilaku pasangannya  jauh  lebih besar dibanding pengaruh prilaku lelaki terhadap prilaku perempuan. Pengaruh ini bisa pengaruh positif bisa juga pengaruh negatif. Hal ini terjadi karena pada umumnya lelaki sekuat dan seperkasa apapun cenderung selalu ingin menyenangkan dan menuruti kemauan istri/kaum perempuan walaupun keinginan tersebut tidak sesuai dengan syariah. Ini adalah fitrah.

Tampaknya hanya lelaki yang memiliki keimanan ekstra tinggi saja yang mampu terhindar dari pengaruh negatif perempuan.  Mereka itu adalah orang-orang yang senantiasa berada dalam lindungan Allah swt. Contohnya adalah nabi Nuh as dan nabi Luth as. Prilaku kedua istri nabi ini sangat buruk sehingga Allah swt mengazab keduanya dengan azab yang amat pedih.  Sebaliknya prilaku positif  seorang perempuan acapkali tidak mampu mempengaruhi tindak tanduk lelaki tidak beriman yang keras kepala. Contohnya adalah Asiya, istri Fir’aun.

Allah swt sengaja mengabadikan kisah ketiganya melalui firman-Nya dalam Al-Qur’an agar menjadi peringatan bagi kaum perempuan untuk selalu berhati-hati dan memperhatikan prilaku dan tindak tanduk mereka. Karena perempuan adalah sumber fitnah terbesar bagi lelaki.

Rasulullah bersabda : ”Aku tidak meninggalkan fitnah yang paling berbahaya bagi kaum lelaki kecuali fitnah yang datang dari perempuan”.

Itu sebabnya mengapa mendidik anak perempuan dengan baik dapat menyelamatkan seseorang dari api neraka. ”Barangsiapa yang merawat atau membesarkan kedua anak perempuannya maka aku dan dia masuk surga secara bersama-sama, seraya nabi memberi isyarat seperti dua jari tangannya” (HR Muslim).

Berikut beberapa contoh pengaruh dan keteladanan perempuan yang hidup dalam lingkungan kekuasaan dan kerajaan.

1. Ratu Bilqis dari kerajaan Sa’ba. (sekarang Yaman).

Barat mengenalnya dengan nama Ratu Sheba. Ia memerintah kerajaan Sa’ba yang sekarang ini adalah negri Yaman, di selatan jazirah Arab. Ketika masih berada dibawa kekuasaannya,negri ini juga meliput Etiopia di benua Afrika. Ia diperkirakan memerintah pada tahun 900 SM, bersamaan dengan kerajaan Sulaiman di Palestina.

”Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: “Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini.Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk, agar mereka tidak menyembah Allah “. (QS.An-Naml(27):22-24).

”Berkata Sulaiman: “Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta. Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkanlah kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan”. Berkata ia (Balqis): “Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia. Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan sesungguhnya (isi) nya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang berserah diri “. (QS.An-Naml(27):28-31).

Untuk menunjukkan kekuatan dan kekuasaan kerajaannya, Sulaiman as kemudian memerintahkan agar istana sang Ratu dipindahkan ke dekat istana raja Sulaiman. Hal ini dapat terjadi karena Allah SWT memang telah memberinya kekuasaan dan kepercayaan dalam banyak hal sebagai cobaan baginya.

” Dikatakan kepadanya: “Masuklah ke dalam istana”. Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman: “Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca“. Berkatalah Balqis: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam”. (QS.An-Naml(27):44).

Maka sebagaimana kerajaan Sulaiman, Kerajaan Sa’bapun dengan ratunya, yaitu Ratu Balqis akhirnya mengikrarkan diri sebagai kerajaan yang hanya tunduk  kepada kekuasaan tertinggi yang sesungguhnya, yaitu kekuasaan Allah swt, Tuhan semesta alam. Selanjutnya kerajaan ini menjalankan pemerintahan hanya berdasarkan hukum-Nya dan mengalami masa kejayaan hingga berabad-abad kemudian.

2. Ratu Cleopatra dari Mesir.

Pada tahun 51 SM, Cleopatra bersama adik yang sekaligus merangkap sebagai suaminya, Ptolemee XIII, diangkat menggantikan kedudukan ayahnya sebagai firaun Mesir. Ketika itu ia baru berusia 18 tahun. Namun tak lama kemudian, terjadi pertikaian, yang mengakibatkan dibuangnya Cleopatra dari Mesir.

Tak lama setelah itu, berkat bantuan diktator Romawi, Julius Caesar, Cleopatra berhasil membunuh suaminya itu. Dengan  demikian ia berhasil mendapatkan kembali kekuasaannya. Kemudian ia kembali menikahi adiknya yang lain. Disamping itu, untuk menghindari kerajaannya dianektasi oleh Julius, sang jenderal dewa penolong, Cleopatra menjalin hubungan asmara dengannya hingga akhirnya membuahkan anak.

Akan tetapi ketika pada suatu peristiwa sang jenderal terbunuh, Cleopatra segera mendekati jenderal lain, Mark Antoine. Dengan daya tarik keperempuanannya, ratu Mesir ini berhasil membius Antoine hingga ia mabuk kepayang dan menyerahkan bagian barat kerajaannya ke bawah kekuasaan Cleopatra. Hubungan gelapnya dengan jenderal ini membuahkan 3 orang anak. Selanjutnya, terjadi pertempuran antara pihak Romawi dibawah jenderal Octavius yang kecewa dan gusar terhadap kebijakan Antoine melawan Antoine, si pengkhianat negara. Pihak Antoine memang kalah tetapi Antoine sendiri tewas bukan karena pertempuran tersebut. Ia bunuh diri dengan pedangnya karena  mendengar kabar bahwa kekasihnya, Cleopatra, bunuh diri.

Padahal ratu Mesir, penggoda  lelaki yang gila kekuasaan ini sebaliknya sedang berusaha merayu musuhnya, Octavius!  Namun kali ini rayuan mautnya tidak berhasil sehingga akhirnya ia bunuh diri dengan membiarkan dirinya di gigit ular beracun sebagaimana kebiasaan orang Mesir kuno bunuh diri.

3. Asiya, istri Fir’aun dari Mesir.

Asiya adalah seorang perempuan yang terkenal disamping sangat cantik parasnya juga cantik budi pekertinya. Rasulullah pernah bersabda bahwa istri firaun ini adalah salah satu hamba Allah, disamping Khadijah ra dan Maryam ibu Isa Almasih, yang dijanjikan menjadi  penghuni surga.

Asiya seorang yang shalehah walaupun bersuamikan orang yang tidak hanya kejam dan bengis namun juga menganggap dirinya adalah Tuhan. Ia tetap tegar dan kokoh pada pendiriannya untuk  menghambakan diri hanya kepada Allah swt. Firaun tidak pernah berhasil memaksa Asiya untuk menuhankan dirinya.

”Dan Allah membuat isteri Fir`aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: “Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir`aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim”(QS.At-Tahrim(66):11).

Asiya  memang tidak bisa menyadarkan suaminya namun dalam salah satu ayat Al-Quran diceritakan bagaimana ia  membujuk suaminya itu agar tidak membunuh bayi yang ditemukannya di sungai yang mengalir hingga ke dalam istana. Ia menginginkan agar bayi tersebut tetap tinggal di istana dan diakui sebagai anak oleh pasangan tersebut. Padahal sebelumnya firaun telah memerintahkan agar seluruh bayi laki-laki yang lahir di negri tersebut dibunuh karena ia bermimpi bahwa kelak akan ada lelaki Yahudi yang akan menjatuhkan kekuasaannya.

Namun nyatanya pemimpin biadab nan kejam ini tidak kuasa menolak permintaan istrinya tercinta. Ironisnya, bayi itulah yang dikemudian hari berontak melawan kekuasaan  dan kekejamannya. Bayi itu adalah  Musa as.

4. Zulaikha, istri seorang mentri kerajaan Mesir.

Yusuf as adalah seorang pemuda tampan. Ketika kecil karena kecemburuan saudara-saudaranya terhadap prilaku ayahnya yang mereka anggap kurang adil,  ia dibuang ke dalam sumur. Tetapi berkat pertolongan-Nya, ia diselamatkan oleh kafilah yang melewati sumur dimana ia dibuang walaupûn akhirnya ia hanya dijual sebagai budak di negri Mesir. Di negri ini ia dibeli oleh sepasang suami istri yang tidak mempunyai keturunan. Si suami adalah seorang pejabat negara yang sangat sibuk dengan pekerjaan sementara Zulaikha, istrinya sering merasa kesepian di rumah.

Suatu hari ketika Zulaikha sedang sendiri di rumah ia  memperhatikan bahwa budaknya, yaitu Yusuf as,  adalah  seorang yang ketampanannya tidak tertandingi oleh siapaun. Syaitan segera bekerja, ia membisikkan agar perempuan cantik ini menggoda budaknya tersebut.

”Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: “Marilah kesini.” Yusuf berkata: “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.” Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung”.(QS.Yusuf(12):23).

Yusuf segera berlari menuju pintu tetapi perempuan yang sedang dirasuki bisikan syaitan tersebut tidak mau membiarkannya. Ia menarik bagian belakang gamis Yusuf. Keika itulah muncul sang suami di depan pintu. Segera Zulaikha berlepas diri. Ia melempar fitnah bahwa budaknya itu hendak memperkosanya.

Yusuf berkata: “Dia menggodaku untuk menundukkan diriku (kepadanya)”, dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksiannya: “Jika baju gamisnya koyak di muka, maka wanita itu benar dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusta. Dan jika baju gamisnya koyak di belakang, maka wanita itulah yang dusta, dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar.” QS.Yusuf(12):26-27).

Namun tatkala suami Zulaikha mendapatkan bukti bahwa gamis Yusuf koyak di belakang, yang berarti istrinyalah yang  bersalah, ia tetap membela istrinya. Ia bahkan  malah  menghukum Yusuf. Maka Yusuf harus menjalani kurungan penjara selama beberapa tahun. Sebaliknya Zulaikha, ia segera bertaubat  dan memohon ampunan kepada-Nya. Ia menyadari kesalahannya hingga terperosok dalam bisikan syaitan. Beruntung Allah swt menerima taubatnya itu.

Sementara itu dalam suatu kisah diceritakan bahwa setelah Yusuf bebas dari penjara, suami Zulaikha telah meninggal dunia. Yang Maha Kuasa kemudian mengabulkan keinginan terpendam Yusuf yang sebenarnya ketika itu juga menyimpan keinginan terhadap Zulaikha. Namun karena rasa takutnya terhadap Sang Khalik membuatnya ia terbebas dari bisikan nafsu syaitan tersebut. Oleh karenanya dengan ridho’ Allah, merekapun akhirnya menikah dan hidup berbahagia.

5. Syajaratud Dur, seorang sultan  Mesir.

Syajaratud Dur  adalah seorang  pemimpin perempuan pertama yang berhasil menduduki kursi tertinggi pemerintahan  dalam sejarah Islam. Ini terjadi pada abad ke 12 M di Mesir.

Ketika suaminya meninggal dunia, semula ia hanya berusaha meneruskan jalannya pemerintahan. Ia menyembunyikan berita kematian suaminya tersebut dari khalayak umum. Kemudian dengan bantuan seorang anaknya, ratu ini berhasil menghadapi serangan pasukan Salib dan bahkan berhasil mengusir mereka dari tanah Mesir. Namun kemudian dorongan nafsu dan bisikan syaitan untuk meneruskan ambisi kekuasaan menguasainya. Ia  kemudian membunuh anaknya tersebut.

Beberapa lama kemudian ketika akhirnya rahasianya terbongkar, dengan kecerdikannya ia segera menikah kembali dan menjadikan suami barunya itu  sebagai sultan. Tak puas dengan  kedudukan baru yang hanya sebagai pendamping seorang sultan, iapun kembali  membunuhnya. Namun kali ini, rupanya Allah swt tidak mau lagi menyembunyikan kebusukan dirinya yang sudah keterlaluan. Rahasianya terbongkar dan masyarakat tak lagi dapat memaafkannya. Ia kemudian disingkirkan dari kursi kesultanan dan harus mempertanggung-jawabkan apa yang telah diperbuatnya selama itu.

Wallahu’alam bishawab.

Jakarta, April 2009.

Vien AM.

Baca lengkap click  kolom  e-Book  ” Perempuan dan Lelaki dalam pandangan Islam ; Mitra atau Rival ? “

Read Full Post »