Feeds:
Posts
Comments

Archive for August, 2009

“Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah neraka Jahannam. Dan itulah tempat kembali yang seburuk-buruknya”.(QS.At-Taubah(9):73).

Jihad dengan jiwa adalah berperang di jalan Allah demi membela kebenaran yang hakiki, kebenaran sejati yang bukan berdasarkan pemikiran dan hawa nafsu manusia semata. Dialah yang Maha Mengetahui, Dialah Sang Pencipta segala yang ada di alam semesta ini, Dialah Sang Pemilik. Dengan demikian memang hanya Dialah Sang Kebenaran, Allah Azza wa Jalla, Tuhan Yang Satu.

Allah SWT menyuruh manusia agar bersabar terhadap segala urusan. Sabar adalah ibadah dan Allah menyukai mahluknya yang memiliki kesabaran yang tinggi. Dan tidak seperti ibadah-ibadah lain yang memiliki ganjaran yang terbatas yaitu hingga 700 kali lipat, tidak demikian dengan sabar.

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui”. (QS.Al-Baqarah(2):261).

Allah SWT tidak membatasi pahala orang yang bersabar karena sesungguhnya sabar adalah hakikat ibadah, yaitu inti dari ketundukkan, kepatuhan dan kepasrahan.

Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”. (QS.Az-Zumar(39):10).

 Kesabaran dalam Islam tidak mengenal batas. Namun sabar yang bagaimanakah itu? Difinisi sabar dalam Islam yaitu menahan diri sesuai dengan tuntutan akal dan tuntutan syariah. Islam mengajarkan sebuah kedisiplinan yang tinggi. Islam bukan untuk dipermainkan. Siapa yang tidak mau menegakkan kebenaran dan keadilan berarti ia memusuhi Allah. Disinilah keimanan kita ditantang.

“Barangsiapa diantaramu yang melihat kejelekan maka rubahlah dengan tangannya. Maka jika tidak sanggup maka rubahlah dengan perkataanya. Dan jika tidak sanggup rubahlah dengan hatinya, dan itulah selemah-lemah iman”.(HR Bukhari-Muslim).

Allah SWT tidak menurunkan ayat jihad dengan jiwa pada awal diturunkannya Al-Quran. Padahal ketika itu Islam begitu dimusuhi dan ditentang. Namun Allah memerintahkan untuk tetap bersabar karena perang dalam Islam bukan ditujukan demi memenuhi nafsu amarah belaka. Sebaliknya perintah Allah untuk berperang dan memerangi orang-orang kafir baru ada setelah Rasulullah berdakwah lebih dari 12 tahun. Hal tersebut dikarenakan umat Islam tidak dapat bebas menjalankan perintah Allah SWT untuk beramal-ibadah dengan tenang. Karena dalam menjalankan ajarannya umat Islam memerlukan adanya sistim dan prinsip-prinsip Islam agar hak dan kewajiban mereka terlindungi dengan baik. Apalagi bila mereka sampai terusir dari tempat tinggalnya sendiri hanya dikarenakan mereka ingin menegakkan kalimat Tauhid maka satu-satunya jalan hanyalah melawan dan berperang.

”Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu (yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: “Tuhan kami hanyalah Allah”…..(QS.Al-Hajj(22):39-40).

Rasulullah SAW berdakwah di Makkah secara sembunyi-sembunyi 3 tahun lamanya. Setelah itu turun ayat agar beliau berdakwah secara terang-terangan. Namun ajakannya menuju kebaikan, menuju penyembahan Tauhid yang benar, tidak disambut dengan baik. Sebaliknya Rasulullah dan para sahabat malah diejek, dilecehkan dan dianiaya. Sejumlah sahabat seperti Sumayyah dan suaminya disiksa kemudian dibunuh. Siksaan demi siksaan terus ditingkatkan. Kaum musyrikin yang keras kepala tersebut bahkan melakukan pemboikotan. Selama 2 atau 3 tahun para sahabat hidup dalam kesulitan baik dalam hal makanan dan minuman maupun berinteraksi dengan dunia luar.  Padahal mereka tidak berbuat kejahatan, mereka hanya ingin memurnikan penghambaan dan penyembahan kepada yang berhak.  Bahkan Rasulullahpun tidak luput dari ancaman pembunuhan sehingga akhirnya kaum Muslimin terpaksa menuju Madinah meninggalkan kota kelahiran mereka, Makkah, kota dimana mereka mencari nafkah kehidupan selama ini, meninggalkan sanak saudara, harta dan semua yang dicintai dan dimiliki.     

Namun di kota baru tersebut, kaum Muslimin tetap tidak dapat hidup dengan  tenang. Kali ini kaum Yahudi yang banyak menempati wilayah-wilayah tertentu di Madinah, ikut memusuhi kaum Muslimin. Mereka merasa benci dan dengki karena Sang Mesiah, utusan yang dijanjikan dalam kitab mereka, ternyata bukan datang dari kalangan mereka, melainkan dari bangsa Arab yang selama ini mereka lecehkan. ‘ Perjanjian Madinah ‘ yang isinya antara lain saling menghormati ajaran masing-masingpun mereka langgar. Orang-orang Yahudi ini malah memprovokasi penduduk Makkah dan sekitarnya agar mereka bersatu menyerang dan mengenyahkan ajaran Islam yang baru tumbuh tersebut. Akhirnya muncullah peperangan demi peperangan : Perang Badar, Perang Uhud,  Perang Parit, Perang Khaibar dan sebagainya.

“ Jika mereka merusak sumpah (janji) nya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencerca agamamu, maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu, karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang tidak dapat dipegang janjinya, agar supaya mereka berhenti”.(QS.At-Taubah(9):12).

Perang yang mendapat izin dari-Nya mulanya memang hanya untuk mempertahankan diri.  Kemudian setelah Islam  berdiri tegak, perang diperintahkan dengan tujuan untuk menghilangkan penyembahan terhadap berhala dan kembali ke ajaran Tauhid. Kecuali bila kaum atau bangsa tersebut memiliki perjanjian damai dan mereka tidak melanggar perjanjian tersebut.. Yang demikian ini, selain harus diberi kesempatan untuk mengenal ajaran Islam dengan baik mereka juga harus dilindungi.

“Dan jika seorang di antara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ke tempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui. ”.(QS.At-Taubah(9):6).

Namun bila mereka melanggar perjanjian, mereka harus diperangi. Islam adalah ajaran yang tegas. Demi keadilan hukum harus ditegakkan. Setelah takluk dan berada di bawah kekuasaan pemerintahan Islam, sebagai jaminan perlindungan mereka wajib  membayar jiziah. Ini adalah sebuah kewajiban sebagaimana  penduduk Muslim wajib membayar uang zakat. Dan sebagai gantinya, kaum dzimmi, sebutan bagi non Muslim pembayar jiziah, hak hidup, harta dan agama mereka dilindungi oleh penguasa.  

Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk ”.(QS.At-Taubah(9):29).

Sementara bagi kaum atau bangsa yang tidak memiliki ikatan perjanjian apapun bila setelah didakwahi secara baik-baik tetap menolak dan tetap pada pendirian semula, apalagi bila mereka mengganggu dan menghalangi ajaran Islam maka mereka wajib diperangi. Namun demikian perempuan, anak-anak, orang tua bahkan tanamanpun sekalipun dilarang untuk dihancurkan kecuali karena sebab-sebab khusus. Jadi perang dalam Islam bukan untuk kepentingan pribadi, kelompok, ras maupun  golongan tertentu apalagi politik. Perang dalam Islam juga bukan untuk melampiaskan hawa nafsu, kemarahan dan yang semacamnya. Perang adalah  demi ketaatan dalam menjalankan perintah-Nya. Perang adalah pilihan terakhir demi tercapainya masyarakat yang adil, damai, tunduk dan patuh terhadap aturan Sang Pemilik Yang Tunggal. Upah dan imbalan yang diharapkanpun bukan upah duniawi!  

” Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam”.(QS.Asy-Syuara’(26):107-109).

Demikianlah  yang dikatakan semua Rasul dan Nabi-Nya.

Bila kita perhatikan suasana di Timur Tengah saat ini, akan terlihat nyata betapa kaum kafir telah mempermainkan, melecehkan bahkan telah sampai pada tahap penganiayaan terhadap saudara-saudara kita seiman. Rakyat Palestina telah terusir dari kampung halamannya. Mereka ditindas dan diperlakukan secara tidak adil di kampung halaman mereka sendiri. Maka wajib hukumnya bagi umat Muslim dimanapun berada untuk membela hak dan keimanan mereka. Jiwa mereka terancam, bahkan demi melaksanakan kewajiban segala perintah dan larangan-Nya.

 “Kamu akan melihat kepada orang-orang Mukmin itu dalam hal kasih-sayang diantara mereka, dalam kecintaan dan belas kasihan diantara mereka adalah seperti satu tubuh. Jika satu anggota tubuh itu merasa sakit maka akan menjalarlah kesakitan itu pada anggota tubuh yang lain dengan menyebabkan tidak dapat tidur dan merasakan demam.”(HR Bukhari).

 Jalan bagi mereka tiada kata selain berjihad dengan jiwa yaitu berperang. Musuh mereka dalam hal ini adalah musuh yang nyata, syaitan dalam bentuk manusia. Mereka adalah orang-orang kafir yang berusaha menyesatkan manusia dari menyembah hanya kepada-Nya. Dan kita sebagai saudara seiman, wajib untuk membantu dengan segala upaya karena sesama mukmin adalah saudara. Dalam jihad menghadapi orang kafir Allah SWT menghendaki agar kaum mukmin bersatu, saling membantu dan saling menasehati.

 “Sesungguhnya orang-orang mu’min adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat”. (QS.Al-Hujurat (49):10).

 Namun  sayang  pada  kenyataannya, kaum  kafir  telah  berhasil meng-adu domba sesama  mukmin.   Tampak  nyata  bahwa zionis  Israel, dibidani para    Freemansori    yang    bersembunyi    dibalik   pemerintahan  Amerika  Serikat,  telah  berhasil  memaksakan   kemauan mereka dengan menolak  pemerintahan resmi Palestina yang nyata-nyata dimenangkan secara demokrasi hingga  menimbulkan perpecahan didalam negri tersebut. Bahkan mereka telah berhasil memaksakan boikot ekonomi terhadap negeri yang telah menjadi  sedemikian  sempit ini.  Dengan kekuatan  mereka   dibidang  penyiaran baik  penyiaran  melalui media   cetak   maupun media  elektronik,  mereka berhasil  secara  sepihak memaksakan   opini  mereka    ke pihak   lain.

 Menurut   pengakuan  seorang  warga-negara  Australia  asal Jerman, Frederick Toben, peristiwa Holocaust, yaitu peristwa pembantaian bangsa Yahudi secara besar-besaran oleh pihak Jerman di masa lalu yang menghebohkan itu, adalah suatu peristiwa yang terlalu dibesar-besarkan. Hal tersebut sengaja dilakukan sebagai alasan dan jalan untuk lebih memudahkan pihak Yahudi agar dapat membentuk negara dan kerajaan yang mereka cita-citakan di atas tanah yang lebih dari ribuan tahun telah menjadi tempat tinggal bangsa Palestina. Dengan alasan itulah Zionis berhasil mendoktrin orang Yahudi di seluruh dunia untuk ’kembali’ berkumpul di tanah yang mereka klaim sebagai tanah leluhur. Maka dengan izin dan restu PBB yang sangat pro Barat, sekarang ini Yahudi berhasil mendirikan negara Israel. Bahkan hingga detik ini dengan cara semen-mena negara ini terus berupaya memperluas wilayah kekuasaannya tanpa mau menghormati perjanjian internasional yang telah disepakati bersama. 

 Bila diperhatikan, di Barat saat ini orang dapat dengan mudah melontarkan kritik terhadap apapun bahkan terhadap Yesus sekalipun. Namun tidak bila terhadap Holocaust maupun segala yang berhubungan dengan kebijaksanaan Israel, zionisme Yahudi khususnya. Hal tersebut terbukti nyata ketika beberapa waktu yang lalu Presiden Iran, Ahmadinejad, menyelenggarakan konferensi pers membahas tentang kebohongan Holocaust. Sontak pihak Baratpun bereaksi keras, mereka mengancam dengan menjatuhkan hukuman berat bagi para nara sumber yang turut berpartisipasi dalam konferensi tersebut. Sesuatu yang sungguh mengherankan!

 “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”. (QS. Asf-Shaff(61):4).

 Demikian pula keadaan negara-negara Muslim seperti Irak dan Afganistan yang telah dijajah dan diduduki oleh orang-orang kafir dengan berbagai alasannya. Allah SWT telah berulang-kali mengingatkan bahwa orang-orang kafir itu ingin menyesatkan diri orang mukmin dengan cara yang tidak kita sadari. Islam mengajarkan suatu ketegasan bila kita ingin menang dan ingin dihargai. Kita harus melawan dan menunjukkan jati diri sebagai pasukan Allah demi menumpas kemungkaran.

 “Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong (mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorangpun di antara mereka pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong, kecuali orang-orang yang meminta perlindungan kepada sesuatu kaum, yang antara kamu dan kaum itu telah ada perjanjian (damai) atau orang-orang yang datang kepada kamu sedang hati mereka merasa keberatan untuk memerangi kamu dan memerangi kaumnya. Kalau Allah menghendaki, tentu Dia memberi kekuasaan kepada mereka terhadap kamu, lalu pastilah mereka memerangimu. Tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan tidak memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian kepadamu maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk menawan dan membunuh) mereka”. (QS.An-Ni’sa(4):89-90).

 Dan pahala bagi orang yang berperang karena membela agama Allah adalah pahala yang besar baik di dunia maupun di akhirat nanti. Orang-orang ini adalah orang-orang yang bertakwa, yang berperang karena mengharap ridho’-Nya, yang pantang menyerah, yang bersabar sambil senantiasa berdoa agar Allah SWT mengampuni segala kesalahan atas dosa dan tindakan yang berlebihan dalam berperang serta memohon agar teguh dalam berpendirian.

 ‘Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka, sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. Tidak ada do`a mereka selain ucapan: “Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir“. Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan”.(QS.Ali-Imraan (3):146-148).

 Sedangkan balasan bagi mereka yang mati syahid (dalam berperang) adalah kenikmatan di akhirat bersama para nabi. Semuanya itu disebabkan ketaatannya kepada Allah dan Rasul-Nya.

 “Dan barangsiapa yang menta`ati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni`mat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya”.(QS.An-Nisa (4):69).

 Disamping itu cobalah kita perhatikan  jumlah korban dalam sejarah peperangan Islam.  Selama hampir 23 tahun itu tercatat telah terjadi kurang lebih 20 perang besar dibawah kepemimpinan Rasulullah saw. Berdasarkan penelitian yang dilakukan seorang sejarahwan Dr. Muhammad Imarah ternyata jumlah korban yang jatuh selama itu hanyalah 386 orang saja, baik dari pihak Muslim maupun pihak musuh. Bandingkan dengan perang saudara antara Katholik vs Protestan yang terjadi selama 30 tahun antara 1618-1648. Perang ini menelan korban jiwa 10 juta orang! Menurut Voltaire (1694-1778), seorang filsuf Perancis, jumlah tersebut sama dengan jumlah 40% penduduk Eropa Tengah pada abad pertengahan.

 Bandingkan juga dengan  jumlah korban suku Indian yang tewas paska lahirnya UU Indian Removal Act tahun 1830 yang menyebabkan 70.000 orang Indian tewas dan terusir dari tempat tinggalnya sendiri. Atau bandingkan dengan jumlah korban bom atom di Hirosima dan Nagasaki pada tahun 1945 oleh pihak Amerika Serikat pimpinan Presiden F.D.Rosevelt. yang katanya menjunjung tinggi nilai HAM. Dalam waktu hitungan sekian menit peristiwa biadab ini menelan korban tewas 140 ribu penduduk tak berdosa Hirosima dan 70 ribu penduduk Nagasaki. Belum lagi korban cacat akibat radiasi kimianya yang berdampak.benar-benar berbahaya.

 Jadi jelas, jihad fisik dalam Islam bukan bentuk pemaksaan agar seseorang mau memeluk agama yang lurus ini, sebagaimana sering dituduhkan bahwa Islam adalah agama pedang. Allah SWT memang memerintahkan agar umat Islam berdakwah, yaitu menyadarkan kembali ingatan mahluknya yang lupa, mengajak sekaligus mengajarkan agar seluruh manusia kembali ke jalan yang benar, yaitu menyembah hanya kepada-Nya sebagaimana yang diajarkan Islam melalui Rasulullah SAW dan para Rasul pendahulunya sebelum diselewengkan. Karena yang demikian itu selain akan membebaskan manusia dari api neraka kelak, juga akan memancing ridho Allah agar bumi dan seluruh isinya tetap terjaga dalam keamanan, kemakmuran dan kestabilannya sebagaimana bergulirnya sistim alam semesta yang selalu dalam ketaatan dan kepatuhannya. Tidak ada paksaan dalam hal ini karena manusia memang diperbolehkan memilih, takwa atau durhaka.

 “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui…”. (QS.Al-Baqarah (2): 256).

 Namun satu hal yang tidak boleh dilupakan bila seseorang telah memilih dan menentukan jalan hidupnya ia wajib mengikuti dan mematuhi aturan hukum jalan yang dipilihnya itu, terpaksa ataupun tidak terpaksa!

 Wallahu’alam bishawab.

Jakarta, Juli 2007.

Vien AM.

Read Full Post »

Aku adalah anak perempuan ke tiga dari empat bersaudara. Aku dilahirkan di Melbourne pada tahun1971. Ayahku seorang Kristen Ortodoks yang lahir di Polandia. Keluarganya campuran Rusia & Jerman. Sementara ibuku lahir di Australia. Nenekku dari ibu berdarah Rusia dan Yahudi. Ibu dibesarkan dalam lingkungan Anglikan tetapi tidak begitu rajin menjalankan agamanya.

Ketika aku kecil, seperti juga teman-teman kecilku, setiap minggu aku pergi ke gereja dan ikut sekolah minggu. Sejak kecil hingga dewasa aku selalu sekolah di sekolah  Kristen. Namun ketika aku menjelang dewasa dan suka membaca Bibel, aku mulai suka bertanya-tanya dan ragu tentang banyak hal. Diantaranya adalah konsep trinitas, pengampunan dosa oleh pendeta dll. Meski aku sering bertanya namun jawabannya tak pernah memuaskanku. Aku amat percaya pada Tuhan karena banyak kenalanku mengatakan bila aku percaya pada Tuhan aku akan menjadi orang yang baik. Namun aku tidak pernah paham bahwa Yesus adalah anak Tuhan. Karenanya bila berdoa aku selalu meminta kepada Tuhan bapak bukan Tuhan anak.

Namun demikian aku tetap tidak puas. Akhirnya akupun melirik agama lain. Sayang ketika itu beberapa kenalan Islamku  tidak menjalankan ajarannya dengan baik. Akibatnya aku baru mengenal ajaran ini setelah  lama terombang-ambing mempelajari agama-agama lain.

Mulanya adalah ibuku yang telah bercerai dari ayah. Ketertarikannya dalam study perbandingan agama telah membuatnya lebih dulu memeluk Islam daripada aku. Namun demikian ia tidak pernah membicarakan ajaran barunya itu kepadaku. Tapi aku pikir kalaupun ia mengajarkannya mungkin aku justru tidak tertarik.

Suatu hari aku menemukan Al-Quran yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Muhammad Marmaduke Pickthall. Aku segera membelinya dengan maksud akan kuberikan kepada ibu. Aku sempat membuka-buka sedikit. Akan tetapi baru  beberapa bulan kemudian aku mulai serius mempelajarinya. Namun demikian aku jadi suka membela ajaran Islam ketika ada orang  yang mengkritik ajaran ini. Aku begitu bergairah mempertahankan Islam seolah aku adalah seorang Muslim.

Akhirnya di pagi hari raya Idul Fitri di tahun 1992, setelah shalat Ied, aku mengikrarkan syahadat di Islamic Council of Victoria, Melbourne. Sulit aku mengatakan bagaimana perasaanku waktu itu. Yang jelas aku merasa terlahir kembali dan dalam keadaan bersih tanpa dosa sedikitpun pula. Ibuku tentu saja sangat bahagia mengetahui kabar tersebut.

Karena aku mempelajari Islam terlebih dahulu sebelum bersyahadat maka akupun langsung memahami apa yang menjadi kewajibanku. Aku segera meninggalkan pekerjaanku sebagai pelayan yang menghidangkan minuman keras dan mencari pekerjaan yang halal Aku juga segera menutup auratku dengan berjilbab.

Sayang ayah menentang keislamanku. Padahal ketika ibu dulu masuk Islam ia tidak memprotes. Ia  hanya menganggapnya gila dan hilang akal saja! Mungkin karena mereka sudah bercerai jadi ayah tidak peduli. Belakangan aku menyadari bahwa ayah menentangku bukan semata-mata karena ia membenci Islam. Karena ternyata selama ini ia berpikir  bahwa  perempuan Islam diperlakukan buruk dan tidak mempunyai hak apa-apa.

Di luar itu, aku bersyukur bahwa aku tidak mengalami hambatan yang berarti. Walaupun dengan berjilbab ternyata aku tetap dapat bekerja bahkan sebagai baby sitter di keluarga non muslim. ” Kamu orang yang sama dengan yang telah kami kenal selama ini . Anak-anak masih menyukaimu. Demikian juga kami”, begitu komentarnya. Alhamdulillah….Sebelumnya aku memang telah mengenal keluarga ini.

Aku juga aktif di berbagai kegiatan keislaman. Aku pernah bekerja sebagai tenaga sukarela di sebuah sekolah Islam, membantu ibu-ibu mengajar disana. Aku ikut pengajian di beberapa kelompok pengajian yang berbeda dan shalat di masjid-masjid yang berbeda. Aku memang tidak ingin terikat pada satu kelompok pengajian saja.

Sebaliknya aku juga tidak mau hanya membangun kontak dengan sesama Muslim. Aku justru berpikir sebagai Muslimah aku harus berdakwah kepada teman-teman non muslimku. Teman-teman dekatku aku rasa tidak kaget dengan penampilan baruku. Karena mereka memang mengetahui prosesku berislam. Terkadang aku bahkan berdiskusi dengan mereka. Namun teman-temanku yang tidak begitu akrab tampaknya agak terkejut juga  mengetahui kepindahanku. Tapi apa peduliku ?

Sementara itu ayah dan keluarga besarnya tetap memandangku dengan perasaan aneh dan  asing. Kadang-kadang mereka bahkan mengambil gambarku seolah aku ini mahluk ajaib. Tapi aku tidak tersinggung. Aku malah sengaja berpose secantik mungkin. ” Biarkan mereka tahu penampilan perempuan Islam” , pikirku senang.

Kini aku begitu optimis akan masa depanku. Aku berharap semoga aku dapat menjadi muslimah  sekaligus ibu yang baik. Saat ini aku ingin menuntaskan studiku di Monash University untuk belajar ilmu lingkungan yang menurut pengamatanku belum banyak ditangani Muslim. Padahal bukankah kepedulian terhadap lingkungan adalah bagian dari Islam yang sangat  penting ?

Pendek kata, aku ingin berdakwah dengan caraku sendiri. Aku juga terobsesi suatu hari kelak akan memiliki ladang, tinggal disana dan dapat mengendarai kuda kesayanganku sepanjang hari seperti juga Rasulullah saw dulu. Aku memang sangat menyukai kuda. Di tempat inilah secara berkala  aku akan menyelenggarakan acara perkemahan khusus untuk anak-anak Muslim.

Pau-France, 24 Agustus 2009.

Vien AM.

Disarikan dari buku ” Santri-santri Bule”  karangan Prof DR Deddy Mulyana MA.

Read Full Post »

Anak adalah buah hati. Anak adalah penghibur dalam suatu keluarga idaman. Mereka adalah penyemarak keluarga yang dapat menambah kebahagiaan dan keceriaan sebuah keluarga. Islam mengajarkan pentingnya hubungan yang sangat baik dan mesra antara ayah, ibu dan anak. Islam  mengajarkan betapa pentingnya menyayangi anak dan memperlihatkan kasih sayang tersebut.

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata : ” Rasulullah saw mencium Hasan bin Ali dan disisinya ada Al Aqro bin Habis At-Tamimi sedang duduk. Lalu Al Aqro berkata : ” Sesungguhnya aku mempunyai 10 anak. Aku tidak mencium salah seorangpun dari mereka”. Lalu Rasulullah memperhatikan Aqro kemudian berkata: Barangsiapa tidak menyayangi tidak akan disayangi.”

Anaklah yang diharapkan kedua orang-tuanya dapat meneruskan keturunan, mewarisi kekayaan dan harta sekaligus mengurus berbagai urusan kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya. Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka adalah kebanggaan apalagi bila anak-anak ini kelak menjadi orang yang sukses, yang mampu menjaga nama baik orang-tuanya. Hal ini tidak dapat disangkal.

Ironisnya, anak juga dapat menjadi musuh dan lawan, yaitu ketika mereka tidak mau lagi mendengar dan tidak mau menerima nasihat ke dua orang-tuanya. Al-Quran dengan tegas melarang  anak berkata kasar apalagi membentak keduanya. Bahkan  berkata “ ah”  sajapun Allah SWT melarangnya terutama letika keduanya telah lanjut usia.

” ……. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia ”. (QS.Al-Isra’(17):23).

Namun demikian tidak seorangpun di dunia ini yang pernah membayangkan kehilangan orang-tua terutama ketika anak masih belia. Menjadi yatim apalagi piatu ketika seseorang masih begitu membutuhkan perhatian, bimbingan serta kasih-sayang dari kedua orang-tua adalah hal yang sungguh menyakitkan. Itu sebabnya Islam mengajarkan agar kita mau menyantuni anak-anak yatim.

Anas bin Malik ra berkata: Sebaik-baik rumah adalah rumah yang didalamnya ada anak yatim yang diperlakukan secara baik dan sejelek-jelek rumah adalah rumah yang didalamnya ada anak yatim yang disia-siakan. Hamba Allah yang paling dicintai Allah adalah orang yang memperlakukan anak yatim  dan janda dengan baik”.

Tidak seperti hubungan antara suami-istri yang bisa saja tidak kekal dan abadi, hubungan antara anak dan kedua orang-tuanya mustahil terputus. Itu sebabnya Islam melarang adopsi atau mengangkat anak, dalam arti mengakui anak sebagai anak sendiri/ kandung. Memelihara anak yatim/ piatu dan memperlakukannya seperti anak sendiri apalagi di rumah sendiri  memang sangat mulia namun bukan mengakuinya sebagai anak kandung.

Hak dan kewajiban manusia selaku anak (kandung) maupun selaku orangtua dan ibu yang pernah melahirkan seorang anak tidak pernah mungkin bisa dicabut.. Bahkan menurut hukum Islam, anak perempuan ketika menikah memerlukan kehadiran ayah kandung sebagai walinya. Demikan pula dalam hal waris. Kedudukan anak angkat dan anak kandung tidaklah  sama.

Dalam dunia kesehatan modern, pelarangan adopsi dengan menghilangkan asal usul keluarga aslinya, terbukti sangat penting. Ini terkait ketika anak adopsi akan melakukan pernikahan. Karena perkawinan incest / perkawinan antar anggota keluarga yang memiliki hubungan darah yang dekat dapat mengakibatkan penyakit / cacat seumur hidup. Ini bisa saja terjadi diantaranya karena ketidak tahuan bahwa calon pasangan pengantin tersebut mungkin sebenarnya bersaudara. Karena salah satu diantara mereka   adalah anak adopsi yang tidak diketahui asal-usul kedua orang-tuanya.

…….  Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggillah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu”.(QS.AlAhzab(33):5).

Tampaknya ini adalah salah satu sebab mengapa orang Arab selalu mencantumkan ”bin/binti ” mereka. Bin/binti menunjukkan nama bapak, kakek dan moyang mereka. Dengan demikian seseorang dapat mengetahui dengan pasti garis keturunannya. Ini adalah hal yang amat jarang ditemukan di negri kita. Penggunaan bin/binti di negri tersebut tidak dapat disamakan dengan penggunaan nama keluarga seperti halnya beberapa suku di Indonesia, sepeti Siregar, Tamin, Malaiholo dsb. Karena anak perempuan Arab tetap menggunakan binti bapaknya walaupun ia telah menikah. Ia tidak berganti nama dengan nama suami atau keluarga suami.

” Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya;…….  Dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri). Yang demikian itu hanyalah perkataanmu di mulutmu saja. Dan Allah mengatakan yang sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan (yang benar). (QS. Al-Ahzab (33):4)

Ayat diatas menunjukkan bahwa seorang manusia tidak mungkin mampu memperlakukan anak angkat sama persis dengan anak kandungnya. Secara materi hal ini mungkin saja terjadi namun secara hati adalah sesuatu yang mustahil. Allah swt sebagai Sang Pencipa telah memperkirakan hal tersebut. Ini adalah penyebab lain mengapa seseorang dilarang mengakui anak angkat sebagai anaknya sendiri. Walaupun tentu saja hal ini baru akan terasa bila seorang yang mengangkat anak angkat suatu ketika dianugerahi anak kandung. Allahuakbar …Maha benar segala firman-Nya.

Tentu dapat kita bayangkan bagaimana sakitnya perasaan hati seorang anak yang merasa dibedakan dengan saudaranya sendiri. Akan berbeda halnya bila sejak awal ia memang telah mengetahui bahwa ia adalah anak angkat.

Berikut adalah apa yang dialami Rasulullah sehubungan dengan permasalahan anak angkat dan kaitannya.

Zaid bin Haritsah adalah seorang anak yang sejak kecil telah menjadi tawanan. Suatu hari ia dibeli oleh  Hakim bin Hizam untuk diberikan kepada saudarinya, Khadijah binti Khuwailid. Selanjutnya Zaid diberikan Khadijah kepada Rasulullah saw sesudah Khadijah menikah dengan beliau. Selanjutnya kita mengetahui betapa Zaid berkembang menjadi seorang pemuda yang bukan hanya sholeh namun juga  tawakkal. Karenanya ia menjadi kesayangan Rasulullah saw hingga para sahabat sering menyebutnya  dengan nama Zaid bin Muhammad. Hal yang ketika itu adalah hal biasa.

Bertahun-tahun kemudian,  bapak kandung Zaid mengetahui bahwa anaknya berada dalam pemeliharaan Rasulullah. Maka iapun segera mendatangi beliau dengan maksud meminta anaknya kembali. Tetapi Rasulullah saw menyuruh Zaid sendiri yang membuat keputusan. Ternyata Zaid lebih senang memilih Rasulullah  sebagai ayahnya  daripada ayah kandungnya  sendiri. Tak lama kemudian turun  ayat 5 surat Al-Ahzab diatas. Maka sejak itupun Zaid dipanggil dengan nama Zaid bin Haritsah. Haritsah adalah nama ayah kandung Zaid.

Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan ni`mat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi ni`mat kepadanya: “Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah”, sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap isterinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mu’min untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada isterinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi ”.(QS. Al-Ahzab (33):37)

Ayat diatas adalah ayat yang menerangkan bahwa bila mau seseorang dibolehkan menikahi mantan istri anak angkatnya setelah keduanya ( mantan pasangan suami istri ) telah menyelesaikan segala urusannya, yaitu resmi bercerai dan tidak ada lagi hal yang menghambat urusan perceraian mereka. Karena sebelumnya hal tersebut adalah sesuatu yang tabu.

Ini yang terjadi pada Zaid dan istrinya, Zaenab binti Jahsy. Pernikahan pasangan ini sangatlah rapuh. Zainab terus menerus mengeluh bahwa latar belakang diri dan suaminya terlalu jauh hingga ia merasa Zaid tidak akan mampu membahagiakannya. Zaid tidak tahan diperlakukan demikian. Beberapa kali ia meminta Rasulullah sebagai ayahnya agar beliau bersedia mengizikannya menceraikan istrinya itu. Namun beliau menasehati keduanya agar bersabar dan tetap mempertahankan perkawinan mereka.

Hingga suatu ketika akhirnya keduanya tidak tahan lagi dan sepakat untuk berpisah secara baik-baik. Dalam tradisi Arab jahiliyah sudah menjadi kebiasaan bahwa bekas istri anak angkat tidak boleh dinikahi ayah anak angkat yang bersangkutan. Namun dengan turunnya ayat 37 surat Al-Ahzab diatas Allah swt  membatalkan larangan tersebut. Rasulullah Muhammad saw diperintah agar mengawini Zainab binti Jahsy, mantan istri Zaid, anak angkat beliau. Dalam beberapa riwayat dikisahkan, salah satu Umirul Mukminin ini sangat bangga akan kelebihan tersebut.

Wallahu’alam bishawab.

Semoga bermanfaat.

Pau-France, 23 Agustus 2009.

Vien AM.

Read Full Post »

Adalah Aragon, sebuah propinsi paling utara Spanyol yang berbatasan langsung dengan Perancis. Di sejumlah tempat di propinsi ini ternyata masih tercecer kenangan sejarah Islam. Beruntung kami sekeluarga yang kebetulan mendapat kesempatan tinggal di Pau, sebuah kota di Perancis Selatan, atas izin-Nya, berhasil merekam keberadaan kota-kota tersebut.

Torla, Alquezar dan Ainsa. Ketiga kota ini masuk kedalam wilayah propinsi Aragon. Walaupun baru tiga kota ini yang berhasil kami kunjungi namun jejak Islam sudah tampak di wajah ketiganya. Selama abad 13, 14 dan 15 bangunan dan menara khas gaya Mudejar memang tetap dipertahankan di hampir seluruh pelosok Spanyol.

Tujuan pertama kami adalah kota kecil bernama Torla. Kota ini berada di salah satu puncak gunung pegunungan Pirenia Spanyol yang berjarak hanya sekitar beberapa puluh km dari perbatasan Perancis. Lokasinya berada di kawasan Taman Nasional yang dilindungi Negara dan merupakan warisan dunia yang dilindungi.

Menurut saya pribadi, pegunungan yang memiliki lebih dari 30 puncak gunung ini bermuka dua. Bagian yang menghadap Perancis kelihatan lebih hijau, subur dan teduh sementara sisi yang menghadap Spanyol terlihat kering, gersang dan panas. Batu-batu cadas besar yang menghiasi pegunungan ini terlihat gagah dan angker, mengingatkan suasana perjalanan dari Mekah ke Madinah ketika pergi haji atau umrah. Ketika itu temperatur mencapai 38 derajat Celcius!! Saya membayangkan tentu pasukan Muslim Arab yang dahulu berjihad menaklukkan negri ini demi tersebarnya Islam amat bersyukur mendapati kesamaan suasana dan cuaca daerah ini dengan negri asal mereka yang jaraknya ratusan km itu. Allahuakbar…

tora - Sepanyol

Tora , Aragon – Spanyol

Kota Torla berada di sisi kiri jalan menuju Taman Nasional. Puncak gunungnya yang berwarna putih kapur menjadi latar belakang pemandangan kota tua ini. Sementara menara gereja dengan salibnya yang dipasang di ujungnya terlihat mendominasi kota tersebut. Namun demikian warna Islam tetap terlihat melalui bentuk dan tata cara pengaturan kotanya. Bahkan menara gereja terlihat bahwa dulunya adalah menara dimana muazin mengumandangkan azan. Saya membayangkan suatu ketika dulu, ratusan tahun yang lalu mustinya penduduk kota ini, di jam-jam seperti ini sedang berduyun-duyun berjalan menuju masjid yang sudah berubah menjadi gereja tersebut demi memenuhi panggilan azan untuk shalat, mengagungkan nama-Nya. Masya Allah …

Sore harinya kami bermaksud langsung bertolak ke Alquezar. Namun karena perjalanan dari Torla ke Alquezar adalah jalan pegunungan yang jaraknya lumayan jauh maka kami memutuskan menginap di salah satu kota yang kami lalui. Kota tersebut adalah Ainsa.

Mulanya saya tidak begitu peduli dengan nama tersebut. Yang ada dalam benak saya hanya ” Aneh juga nama kota ini” . Namun ketika suami saya berkomentar ” Jangan-jangan dulunya nama kota ini An-Nisa ya..”.An-Nisa dalam bahasa Arab berarti perempuan. Ya..siapa tahu….” Cari informasi ah..”, jawab saya ketika itu.

Namun karena malam telah tiba, kami tidak sempat memperhatikan apalagi mencari informasi seputar kota Ainsa ini. Kami langsung mencari hotel, makan dan istirahat, tidur..Walau begitu selintas saya sempat melihat adanya semacam bangunan di atas bukit..mungkin benteng, yang diberi lampu penerangan cukup mencolok.

Belakangan saya baru tahu, ternyata tempat tersebut adalah landmark Ainsa, namanya La Plaza Mayor. Tempat ini diabadikan diberbagai macam suvenirnya, seperti asbak, gelas, hiasan dinding dsb. La Plaza Mayor adalah bekas benteng kuno yang dibangun kembali oleh raja Philip II pada tahun 1515-1516 untuk melindungi kota dari serangan musuh. Tak ayal lagi, benteng ini dulunya pasti milik Islam. Merekalah yang membangunnya ratusan tahun sebelum pembangunannya kembali.

Dari Ainsa, kami menuju Alquezar. Perjalanan sungguh menegangkan. Kendaraan berjalan menyusuri jalanan kecil yang meliuk-liuk tajam diatas bukit dengan jurang-jurangnya yang sangat dalam dan berbatu besar nan tajam. Beberapa kali saya terpaksa memejamkan mata sambil terus berdoa saking takutnya. Kurang lebih 2 jam kemudian akhirnya kamipun tiba di tujuan.

Alquezar,Spanyol

Alquezar, Aragon – Spanyol

Alquezar, sebuah nama berbau Arab yang dalam bahasa Spanyol berarti benteng, sama dengan bahasa aslinya, adalah sebuah istana tua berbenteng yang berdiri di atas bukit di pegunungan ‘ Sierra Guarra’, Aragon. Istana ini dibangun oleh Jalaf ibn Rasid pada awal abad ke 9 dan sekaligus berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi ibu kota Barbastro yang terletak beberapa km dari Alquezar dari ancaman kerajaan Kristen Sobrarbe. Istana ini jatuh pada tahun 1069 M dibawah raja Sancho I yang kemudian menjadikannya sebagai tempat pertahanannya.

Jalanan di dalam kota Alquezar

Bangunan dan rumah-rumah tuanya yang terbuat dari batu bata merah, jalan-jalannya yang kecil meliuk dan menanjak serta pintu kota dan benteng lengkap dengan gemboknya. Semua ini adalah bangunan khas gaya Mudejar yang sengaja dipertahankan dan menjadi kebanggaan penduduk setempat hingga kini. Ini jelas terlihat karena mereka memang menuliskannya di papan yang dipasang di depan pintu masuk kota untuk menarik perhatian pengunjungnya. Namun demikian saat ini tak ada satupun peninggalan Islam yang tertinggal di dalam kota benteng  ini.

Ingatan sayapun melayang  jauh ke belakang, ke beberapa  ratus tahun yang telah silam.

Pada tahun 711 M, Jabal ibn Tariq, seorang komandan bani Umayah tiba di semenanjung Iberia ( Spanyol-Portugal) melalui selat Gibraltar. ( Nama ini berasal dari kata Jabal Tarik dengan pengucapan lidah barat). Setahun kemudian daratan yang semula berada dibawah kekuasaan kerajaan Kristen Visigothic ini jatuh ke tangan dinasti Umayah. Ketika itu sebagian besar daratan Eropa masih berada didalam kegelapan. Mereka masih hidup terbelakang dan belum mengenal peradaban.

Dari semenanjung inilah sedikit demi sedikit pasukan Umayah berhasil memperluas kekuasaan hingga mencapai sebagian besar wilayah Pay Basque di pegunungan Pirenia-Perancis hingga 200 tahun lamanya. Mereka bahkan hampir menguasai pedalaman Perancis bila saja pada pertempuran di Poitier pada tahun 733 M tidak berhasil dikalahkan pasukan Perancis dibawah raja Frank Charles Martel.

Sementara itu pada tahun 755 M dinasti Umayah di Syam jatuh ke tangan dinasti Abbasiyah yang beraliran Syiah. Abdul Rahman ad-Dakhil, penguasa terakhir dinasti Umayyah berhasil lolos dari kejaran Abbasiyah dan menyelamatkan diri ke Spanyol. Di negri ini ia berhasil mempertahankan satu-satunya kekuasaan dinasti Umayah yang tertinggal dan mendirikan kerajaan Andalusia yang lepas dari kekuasaan pusat Abasiyah.

Dibawah kekuasaan Abdul Rahman an-Nashir, yang berkuasa antara tahun 912-961, Andalusia mencapai kejayaan pada segala bidang kehidupan. Kerajaan ini secara mutlak menguasai seluruh semenanjung Iberia selama 275 tahun, yaitu hingga tahun 1030 M. Sayang setelah itu ia terpecah menjadi lebih dari 20 ‘ muluk thawaif’ atau kerajaan-kerajaan kecil yang lemah dan menyebar diseluruh Iberia. Yang terkenal diantaranya adalah kerajaan Seville ( 1056-1147) dan Granada ( 1237-1492) sebelum akhirnya benar-benar lenyap setelah ditaklukkan kerajaan Kristen dibawah raja Castilla, Ferdinand II. Kerajaan-kerajaan kecil Islam ini jatuh disebabkan tidak adanya persatuan di dalam tubuh mereka.

Kamu akan melihat kepada orang-orang Mukmin itu dalam hal kasih-sayang diantara mereka, dalam kecintaan dan belas kasihan diantara mereka adalah seperti satu tubuh. Jika satu anggota tubuh itu merasa sakit maka akan menjalarlah kesakitan itu pada anggota tubuh yang lain dengan menyebabkan tidak dapat tidur dan merasakan demam”. (HR Bukhari).

Jadi pihak Kristen sebenarnya hanya memanfaatkan kelemahan tersebut. Orang Spanyol menamakan peristiwa kemenangan mereka itu ‘Reconquista’ yang berarti Penaklukan Kembali. Namun berbeda dengan ketika pasukan Islam berhasil menaklukkan Spanyol dan sekitarnya. Ketika itu penguasa Muslim memberikan 2 pilihan kepada penduduk yang dikalahkannya ; memeluk Islam atau membayar jiziyah ( semacam zakat yang khusus dikenakan kepada non Muslim/kaum dzimmi). Tetapi ketika penguasa Kristen mengalahkan Islam, sebagian besar penduduknya dibantai. Antisemitisme ( budaya membenci orang Yahudi), pengusiran dan pembantaian Muslim adalah hal yang biasa terjadi pada era tersebut.

Padahal selama 700 tahun kekhalifahan Islam berkuasa, kekhalifahan ini berhasil memperkenalkan tidak saja sains, seni, budaya dan ekonomi namun juga toleransi beragama yang sangat tinggi ke dalam kehidupan negri di ujung selatan Eropa tersebut. Pemeluk ketiga agama samawi yang mendominasi negri tersebut, yaitu Islam, Kristen dan Yahudi hidup harmonis dan saling menghargai.

Demikian pula sains dan ilmu pengetahuan yang pada masa keemasan kerajaan Andalusia telah mencapai kejayaan mengalami kemunduran. Keduanya bahkan dianggap menentang dan menjatuhkan wibawa gereja di mata umum. Gereja dan para pemimpin agama ( Kristen ) terus berupaya memaksa rakyat agar menjadikan mereka sebagai pimpinan tertinggi yang harus ditaati secara mutlak. Pada zaman ini pula Perang Salib mulai diperkenalkan. Gereja berhasil memprovokasi timbulnya kebencian dan rasa permusuhan yang dalam terhadap Islam.

Akhirnya budaya tahayulpun berkembang pesat menggantikan ilmu pengetahuan dan sains. Kehidupan negri Kristen ini kembali mundur ke belakang. Sementara itu di belahan dunia lain yang tetap dikuasai Islam, yaitu Mamaluk dan kemudian kekhalifahan Otoman yang berpusat di Istambul sedang mengalami kebesaran dan kejayaannya. Itu sebabnya banyak orang Eropa berdatangan ke kota-kota Islam untuk menimba berbagai ilmu pengetahuan. Pada era ini pula muncul para orientalis, yaitu orang-orang Kristen dan Yahudi yang datang ke Yerusalem dan kota-kota besar Islam lainnya untuk belajar tentang Islam dan tradisi Arab namun sayangnya dengan tujuan untuk menjatuhkan dan mengalahkan Islam.

Perlu menjadi catatan, kejatuhan terakhir kerajaan Islam Granada pada 1492 M sebenarnya lebih disebabkan oleh raja terakhirnya, Abu Abdullah Muhammad bin Ali, yang kurang memperhatikan salah satu ayat penting dalam Al-Quran. Suatu ketika ia menggabungkan pasukannya kedalam pasukan raja Ferdinand II untuk berperang melawan musuh. Namun apa lacur setelah gabungan pasukan ini menang, Ferdinand berbalik menyerang dan merebut kekuasaan sang raja. Seluruh kekayaannya dirampas hingga ia terpaksa pergi meninggalkan istananya menuju Afrika dan hidup terlunta-lunta dalam kemiskinan.

Dibawah raja Ferdinand II dan istrinya ratu Isabelle inilah kaum Muslimin dan Yahudi mengalami pengusiran secara besar-besaran.

« Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mu’min. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah” .(QS.An-Nisa(4):138-139).

Di kemudian hari dunia menyebut penduduk asli Andalusia yang memeluk Islam pada era ketika Muslim berkuasa dengan sebutan Moor / Muladi / Muwallad. Sementara mereka yang tetap ingin memeluk Kristen, agama lama mereka disebut dengan panggilan Mozarab. Kemudian pada era ketika Kristen berkuasa, orang-orang Islam yang tidak mau memeluk Kristen disebut sebagai kaum Mudejar. Kaum ini dikenal sebagai kaum terpelajar. Sayang mereka hanya dapat bertahan beberapa tahun di negri ini sebelum akhirnya diusir dan terpaksa harus meninggalkan tanah Iberia untuk selama-lamanya.

Namun demikian, atas izin-Nya, peninggalan kejayaannya hingga detik ini tidak berhasil begitu saja dihapuskan. Andalusia dengan istana ‘Alhambra’-nya yang megah di Granada, Cordoba dengan ‘ Mezquita’-nya dan Sevilla dengan berbagai bangunannya adalah sebagian contohnya.

Pandangan saya kembali ke tebing-tebing  tinggi yang mengitari Alquezar. Saat ini disamping karena sejarahnya, Alquezar menarik banyak pengunjung karena geografisnya. Istana ini dikelilingi oleh tebing-tebing kapur tinggi yang sangat digandrungi pencinta alam untuk berolah raga ‘canyoning’, seperti memanjat canyon, terjun, renang serta menjelajahi sungai Ebro yang mengalir diantara jurang-jurang tingginya yang sempit. Pemandangan didalam celah tebing tersebut memang sungguh menakjubkan.

Wallahu’alam bishawab.
Semoga bermanfaat.
Pau-France, 21 Agustus 2009.

Vien AM.

Referensi :

“ L’Islam en Europe” oleh Herscher.
“ Sejarah Islam” oleh Ahmad al-Usairy
http://en.wikipedia.org/wiki/Umayyad_conquest_of_Hispania
http://www.xmission.com/~dderhak/index/moors.htm
http://en.wikipedia.org/wiki/Mudejar
http://es.wikipedia.org/wiki/Torla Torla

Read Full Post »

”Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya Kami menghalau (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanam-tanaman yang daripadanya (dapat) makan binatang-binatang ternak mereka dan mereka sendiri. Maka apakah mereka tidak memperhatikan?” (QS.As-Sajdah(32):27)

Air sebagai sumber penting kehidupan pasti semua orang tahu dan meyakininya . Namun air sebagai sumber kekuatan raksasa mungkin sebagian orang kurang meyakininya. Kecuali mungkin bagi orang yang dengan mata kepala sendiri pernah menyaksikannya. Saya sendiri terus terang baru sekali ini benar-benar terperangah menyaksikan siaran televisi  baru-baru ini, bagaimana sebuah gedung bertingkat tinggi di Cina dengan begitu mudahnya terseret air sungai. Peristiwa nahas ini terjadi beberapa hari yang lalu ketika badai menghantam negri Tirai Bambu tersebut. Astaghfirullah…

Adalah Grotte de Betharam, sebuah gua raksasa di pegunungan Pyrene, Perancis Selatan. Gua ini terletak hanya beberapa km dari kota suci umat Nasrani, Lourdes. Menurut sebuah sumber, gua  ini adalah  gua terbesar di Eropa setelah gua Postojna ( sepanjang 21.5 km) di Slovenia, sebuah Negara bekas jajahan Rusia yang terletak di antara Asia Tengah dan Eropa Timur. Gua yang membentang sepanjang 12 km ini terdiri atas  5 lantai, dimana masing-masing lantainya  terbentuk pada masa yang berbeda. Seperti layaknya sebuah bangunan bertingkat buatan manusia, lantai-lantai gua tersebut ‘dikisahkan’ memiliki fungsi dan nama masing-masing oleh si pengelola gua. Ada ruang pertemuan, ruang lonceng, ruang kolom, ruang lilin dll.

grotte de betharam3Namun yang pasti,  kelima lantai tersebut memang dipenuhi oleh stalagmite dan  stalaktit dengan aneka bentuk, warna dan ukuran  yang dapat membuat orang yang melihatnya berimaginasi  sesuai bayangannya masing-masing. Seperti atap yang dipenuhi bermacam ukiran dan ornamen yang sangat mengesankan, tirai dengan rendanya yang mewah di setiap ruangnya, berbagai bentuk patung dengan pilar-pilar raksasanya. Bahkan didalamnya ada kolam yang dapat kita lalui dengan kapal. Sungguh sebuah temuan luar biasa. Dan hebatnya lagi  semua itu alami bukan buatan!

Perancis memang dikenal sebagai salah satu negara Eropa yang  memiliki banyak sekali gua alami. Dalam hal ini Indonesia juga mungkin tidak kalah. Namun bedanya, Perancis super serius menangani kekayaan alam  tersebut. Tanda-tanda kebesaran Allah itu di teliti, dirawat dan dijaga dengan sangat baik hingga akhirnya mampu mendatangkan devisa negara. Gua menjadi salah satu daya tarik wisata mancanegara yang tidak hanya bersifat hiburan namun juga pengetahuan bahkan hikmah yang sangat banyak bagi yang mau memikirkannya.

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”.(QS. Ali Imran (3):190-191)

Grottes de betharam1grotte de betharam2Gua diberi penerangan yang cukup, tanpa harus merusak apa yang ada didalamnya. Inilah salah satu penyebab mengapa para tamu dilarang memotret dengan menggunakan blitz. Bahkan untuk menarik wisatawan, sebagian pengelola ada yang memadukan antara cahaya dan musik. Disamping itu untuk memudahkan wisatawan dalam mengarungi gua bertemperatur sekitar 13 derajat celcius yang luas, berlekak lekuk serta naik turun, sebagian pengelola menyediakan  kereta api mini. Untuk memikat tamu, di gua Betharam, beberapa meter sebelum keluar gua, kereta api bahkan difungsikan layaknya mini roller coaster di Dufan. Dengan demikian para tamu dapat sedikit ’refreshing’ dengan berteriak kencang-kencang sambil memperhatikan pantulan suaranya. ketika kereta api turun mendadak sebelum akhirnya berhenti. Gua Postojna di Slovenia bahkan dikabarkan memiliki ruang pertunjukan musik dengan daya tampung 10.000 pengunjung! Dan yang tak kalah penting adalah adanya pemandu yang dibekali pengetahuan yang cukuptentang sejarah gua dan asal usulnya.

Gua Betharam tersembunyi didalam sebuah bukit. Dari luar orang sama sekali tidak akan mengira bahwa di dalam bukit tersebut terdapat ‘ bangunan’ raksasa yang amat indah. Gua ini ditemukan pada tahun 1880 namun baru dibuka untuk umum pada tahun 1903. Ribuan tahun yang lalu, gua ini awalnya adalah sebuah sungai di dalam tanah/bukit. Akibat pengikisan tanah oleh air sungai yang terjadi terus menerus maka terbentuklah lekak lekuk dan bebatuan sungai. Melalui proses yang sangat panjang akhirnya terbentuklah gua ini.

Pont d'Espagne(1), Pyrene

Pont d’Espagne(1), Pyrene

Sementara dengan bantuan karbon yang memenuhi ruang gua yang gelap karena terlindung dari sinar matahari, tetes air yang mengandung kapur  akhirnya membentuk stalakmit dan stalaktit yang mengandung kristal. Lama kelamaan stalakmit dan stalaktit  inipun membentuk  kolom-kolom dan pilar marmer raksasa berukir dengan bermacam bentuk dan warna yang sungguh memukau. Dengan kata lain, dapat dikatakan, airlah  si tokoh cerdas arsitek gua itu! Tentu saja atas izin-Nya.

“ Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu, dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai”.( QS. Ibrahim(14):32).

Selanjutnya adalah air terjun Pont D’Espagne, masih di pegununganPyrene. Air terjun yang  tidak jauh dari lokasi ski ketika musim salju tiba ini termasuk didalam kawasan Taman Nasional Pyrene dan termasuk bagian dari kota Cauterets yang hanya beberapa kilometer jauhnya dari Spanyol.  Air terjun ini terletak di ketinggian 1498 m di atas permukaan laut. Dari tempat ini dengan menggunakan cable car kita menyaksikan danau Gaube yang tampaknya merupakan sumber air terjun tersebut. Subhanallah…rasanya belum pernah saya menyaksikan sebuah kawasan yang mempunyai air terjun sebanyak di tempat ini.

Pont d'Espagne(3), Pyrene

Pont d’Espagne(3), Pyrene

Selama pendakian yang sama, di sungai yang sama, kami berkali-kali bertemu air terjun.Ada yang besar ada yang kecil. Semuanya mempesona. Sungai berkelak kelok menembus hutan nan rindang, membelah bebatuan yang merintanginya, bercabang membentuk beberapa aliran sungai dan kemudian terjun bebas ketika harus melampaui tebing. Setelah air jatuh ke atas bebatuan atau danau, air ada yang kembali bersatu, ada yang kembali membelah bebatuan dan ada yang bercabang demi menghindari batu-batu keras hingga terbentuklah aliran baru. Demikian seterusnya hingga air akhirnya sampai ke dataran rendah.

Pont d'Espagne(2), Pyrene

Pont d’Espagne(2), Pyrene

Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan ”.( QS. Al-Baqarah (2): 74).

Begitulah Allah swt melalui ayat-ayat-Nya memberikan batu sebagai perumpamaan berbagai jenis hati manusia. Manusia takwa perumpamaannya adalah seperti batu yang dapat dibelah oleh air hingga keluar darinya mata air yang sejuk dan indah dipandang mata. Manusia seperti ini hatinya baik dan lembut. Ia mudah mengerti dan mensyukuri nikmat-Nya. Ia mudah merasakan penderitaan orang lain dan selalu ingin meringankan beban orang yang menderita. Semua itu dilakukannya semata karena rasa takut yang sangat akan Tuhannya. Sementara orang yang keras kepala perumpamaannya seperti batu yang amat sangat keras. Ia sulit menerima kebenaran dan cenderung selalu ingin  membantah walaupun tahu ia salah. Astaghfirullah….

Pont d'Espagne(4), Pyrene

Pont d’Espagne(4), Pyrene

Kami terus berjalan mendaki sambil berdecak penuh kekaguman, memuji kebesaran-Nya. Hingga akhirnya kami tiba di puncaknya dan menemukan sumber mata airnya. Air itu memancar deras dari balik tumpukan bebatuan raksasa yang bertengger di puncak gunung dengan gagah perkasa!  Subhanalah..Allahu akbar..sungguh betapa cantiknya ciptaan-Mu Ya Allah …

” Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan air hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya”.(QS.Ar-Ruum(30):24)

Tidak cukup berhenti disitu saja. Berkat sulfur panas yang dikandung airnya, sejak 200 tahun yang lalu kawasan ini telah dikenal sebagai tempat yang memiliki  spa air panas alam yang berfungsi sebagai tempat perawatan bagi penderita gangguan pernafasan dan rematik. Para bourgeois; bangsawan dan orang-orang terkenal Perancis, seperti Victor Hugo dll tercatat  sebagai tamu yang sering mengunjungi tempat ini sebagai tempat peristirahatan istimewa.

Ladang kambing Gourette, Pyrene

Ladang kambing Gourette, Pyrene

Tiba-tiba saya teringat ketika minggu lalu kami mendaki sebuah gunung di Gouerret, Pyrene. Tujuan kami ketika itu adalah ingin melihat danau yang ada di puncak namun karena sudah terlalu sore, danau tertutup kabut. Terpaksa kami membatalkan rencana tersebut.  Dalam perjalanan kembali itulah kami melalui ladang dimana sejumlah sapi dan kambing digembalakan. Terbayang bagaimana dahulu sebagian nabi termasuk nabi Muhammad saw mengembalakan kambing. Suasana yang tenang di ladang perbukitan yang sejuk, berbaring memandang langit sambil menjaga ternak yang sedang merumput  memang sangat memungkinkan seseorang berpikir akan penciptaan alam semesta.

Setelah puas menikmati keindahan air terjun dan sekitarnya kamipun kembali turun ke kota dan pulang ke rumah dengan penuh kenangan. Malam itu sayapun tertidur pulas dengan mimpi indah diiringi alunan suara percikan air sungai yang lembut di telinga. Tak terbayangkan bagaimanakah indahnya surga-Mu bila sungai–sungai di dunia saja sudah mampu membikin seseorang mabuk kepayang….Ya Allah, jadikanlah aku dan keluargaku golongan hamba-Mu yang kelak masuk ke dalam surga-Mu, amin.

”Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, sesungguhnya akan Kami tempatkan mereka pada tempat-tempat yang tinggi di dalam surga, yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik pembalasan bagi orang-orang yang beramal, (yaitu) yang bersabar dan bertawakkal kepada Tuhannya”. (QS. Al-Ankabuut(29):58-59).

Seolah tak ingin kehilangan kenangan manis tersebut, beberapa hari kemudian saya kembali mengajak anak-anak menikmati sungai yang mengalir tak jauh dari apartemen dimana kami tinggal. Itulah Gave de Pau. Gave yang berarti anak sungai ini ternyata di musim panas cukup ramai dikunjungi orang yang ingin berolah raga Rafting.

Walallahu’alam bishawab.

Semoga Bermanfaat.

Pau, 10 Agustus 2009.

Vien AM.

Read Full Post »

Mei  2008. Setelah Masjidil Aqsho, kunjungan ke Kairo adalah merupakan tujuan terakhir dari paket umrah kami kali ini. Pesawat Air Jordan yang kami tumpangi terbang lumayan rendah  diatas gurun Sinai di perbatasan  Yordania-Mesir. Lautan pasir gersang tersebut terlihat angker dengan bukit-bukit batu  cadas disana sini. Bayangan nabi Musa as dan saudaranya nabi Harun as secara spontan terlintas di benak saya.    Tak dapat dibayangkan betapa beratnya perjuangan kedua nabi Allah itu ketika harus memimpin bani Israil lari dari kejaran tentara Firaun. Entah berapa lama perjalanan yang mereka butuhkan hingga sampai ke gurun Sinai. Di tempat ini pulalah Musa as dan kaumnya terpaksa harus menetap selama 40 tahun disebabkan sifat pengecut dan tidak setianya bani Israil. Mereka enggan memenuhi perintah rasul-nya untuk  memasuki tanah Palestina yang ketika itu dijanjikan Tuhannya.

Mereka berkata: “Hai Musa, sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka ke luar daripadanya. Jika mereka ke luar daripadanya, pasti kami akan memasukinya.” (QS.Al-Maidah (5):22).

Allah berfirman: “(Jika demikian), maka sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi (padang Tiih) itu. …“(QS.Al-Maidah (5):26).

Tak berapa lama kemudian dari kejauhan tampak pula laut Merah yang memisahkan benua Asia dari benua Afrika. Saya berusaha keras membayangkan bahwa laut tersebut berwarna merah sesuai dengan namanya namun tidak berhasil. Dari pesawat udara laut tersebut memang  tidak sebiru seperti umumnya laut tetapi juga tidak merah.

Pikirannya saya kembali menerawang , kira-kira bagian mana  laut tersebut yang berabad-abad tahun yang lalu pernah   terbelah dan menenggelamkan  Fir’aun dan bala tentaranya.

Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Fir`aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan”.(QS.Al-Baqarah(2):50).

Ingatan saya kembali ke Palestina, tepatnya ke makam nabi Musa as yang terletak sekitar 11 km dari kota Jericho.  Kalau dipikir sungguh keterlaluan kaum Yahudi ini. Mereka sama sekali tidak tahu berterima-kasih. Musa as yang telah demikian bersusah payah berjuang membawa keluar bani Israil dari kekejaman Firaun, penguasa Mesir ketika itu , ternyata  makamnya amat sangat sederhana. Padahal kaum yang dulunya hanya diperlakukan sebagai budak belian itu sekarang telah menjadi kaum yang berpendidikan tinggi dan terkaya di dunia.

Modern Kairo

Modern Kairo

Tak lama kemudian pesawatpun  mendarat di bandara Kairo.  Suhu udara di ibu kota Mesir tersebut sangat panas dan berdebu.  Mula-mula perjalanan dari bandara menuju pusat kota melalui jalan utama Kairo cukup mengesankan. Jalan raya  dengan jalur hijau yang ditanami pohon palem terlihat relatif teduh dan bersih. Bangunan-bangunan disepanjang jalan juga tertata rapi bahkan ada sedikit kesan ‘eropa’di sana sini.  Apalagi menjelang jembatan utama yang menyeberangi sungai Nil, kota Kairo terlihat indah, tak kalah dengan kota-kota besar dunia lain, khas kota metropolis.

Namun makin lama makin terlihat wajah asli kota Kairo seperti yang dilukiskan Habibul Rahman dalam novel “ Ayat-ayat Cinta”nya. Kairo terlihat ‘crowded’   dan kumuh.  Berbagai jenis angkutan umum bercampur baur lengkap dengan klaksonnya yang memekakkan telinga. Para pejalan kaki menyebrang  sembarangan. Saya teringat apa yang dikatakan guide kami tentang trik menyebrang jalan di kota ini. Satu, tutup telinga, tutup mata. Dua mantapkan hati untuk menyebrang dan terakhir baca doa! Alhasil, saya dan suamipun sampailah di mal yang terletak diseberang hotel walaupun dengan hati ketar-ketir karena memang kami nyaris tertabrak!

Dilihat dari sejarah dan bentuk bangunannya, Kairo terbagi menjadi 2, yaitu Kairo modern dan Kairo kuno. Pemerintah tampaknya tidak mungkin merenovasi wajah Kairo kuno karena selain sarat sejarah juga padatnya penduduk. Namun di sisi lain ia tetap ingin menggunakan kota tersebut sebagai ibu kota. Oleh karenanya dapat kita saksikan sekarang adanya berkilo-kilo meter bangunan tua dan kumuh sepanjang jalan yang sudah tidak digunakan dan akhirnya dimanfaatkan penduduk sebagai kuburan dan ditinggali penduduk miskin sebagai penjaganya.

Hal pertama yang bagi sebagian besar wisatawan sebuah surprise adalah kenyataan bahwa  pyramid raksasa ‘The Great Pyramid of Giza’ ternyata  hanya terletak beberapa km dari pusat kota. Bahkan ketika kami sedang menyantap makan siang di hari pertama kunjungan kami, ujung pyramid terlihat dari meja makan kami. Namun demikian keadaannya  langsung berubah begitu mendekati lokasi. Piramid berdiri kokoh  menjulang di gurun tinggi berpasir dan berdebu  tebal dengan ‘Sphink’nya, patung singa berkepala manusia, yang dengan  gagah perkasa seolah sedang menjaga agar lokasi tetap eksis tanpa harus bercampur dengan  riuh rendahnya suasana kota.

Piramid Giza dengan Sphink-nya.

Piramid Giza dengan Sphink-nya.

Malam  harinya pemandangan tampak lebih mengesankan lagi. Dengan bantuan beberapa lampu sorot yang diarahkan ke pyramid dan sang body guard ‘ sphink’ , para wisatawan dapat  duduk-duduk  di kursi yang ditata rapi menghadap pyramid sambil menghayal dan membayangkan kehidupan beribu-ribu tahun yang lampau.

Piramid Giza yang merupakan 1 dari 97 piramid yang ada di seluruh Mesir ini merupakan piramid terbesar dengan tinggi 146 m. Piramid ini terdiri dari 3 bangunan pyramid. Yang terbesar dibangun oleh  Raja Cheops (Khufu) pada 2500 an SM dalam waktu 20 tahun. Sedangkan pyramid kedua dibangun oleh putanya, raja Chepren ( Khafra’). Piramid selain menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi raja konon juga dimaksudkan sebagai tangga menuju hidup abadi di singgasananya yang tertinggi yaitu di langit. Karena para fir’aun menganggap dirinya Tuhan.

Dan berkata Fir`aun: “Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat, kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta”.(QS.Al-Qashash(28):38).

Esok harinya kami pergi mengunjungi museum of Cairo. Berbagai peninggalan sejarah Mesir kuno terlihat di museum ini. Peradaban negri yang telah tumbuh subur sejak 7000 tahun silam ini memang menarik. Namun yang paling menarik adalah sejarah dan cerita tentang Fir’aun. Menurut sejarah, Mesir kuno pernah diperintah oleh 330 Fir’aun yang terbagi menjadi 31 dinasti. Setelah itu Mesir sempat takluk dibawah Iskandar Agung, Romawi dan kemudian Yunani sebelum akhirnya ditaklukkan Islam dibawah kepemimpinan panglima ‘Amru bin ‘Ash pada tahun 641 M pada masa kekhalifahan Umar Bin Khattab ra.

Adalah Tutankhamon, firaun yang diperkirakan meninggal dalam usia amat muda, yaitu 18 tahun. Makamnya ditemukan di ‘Lembah Para Raja’ atau ‘Valley Of The King’ pada tahun 1922 lalu setelah diperkirakan terkubur selama lebih 3220 tahun! Tidak hanya itu, para arkeolog bahkan  berhasil menemukan harta karun yang disimpan di sejumlah peti bersama jasadnya yang telah dimumikan. Harta yang berupa berbagai pajangan dan patung besar dan kecil yang terbuat dari emas dan marmer, perhiasan emas dan permata bahkan sejumlah kursi yang ditatah emas dan permata yang sungguh nilainya tak terkira itu sekarang memenuhi seluruh lantai 2 Museum Kairo.

Ironisnya, di lantai berikutnya dipajang pula keranjang kecil sederhana yang konon menyimpan jasad rakyat miskin yang tidak mempunyai apa-apa untuk menemaninya di alam berikutnya. Selanjutnya ada pula peti dengan gambar berbagai macam makanan, buah-buahan dan sayur mayur sebagai teman si mati yang hanya mampu membuat gambar apa yang dibutuhkannya di alam berikut.

Esoknya, karena pihak travel tidak mengadakan jadwal khusus kunjungan, saya,suami dan salah seorang diantara rombongan setanah air memutuskan mengunjungi piramid tertua di Mesir. Piramid yang berada di padang pasir Sakkara, 25 Km Kairo ini dibangun oleh Raja Zoser. Di lokasi pyramid ini masih terlihat adanya peninggalan bangunan kuno dengan pilar-pilar besar dengan berbagai lukisan yang menghiasi dinding marmernya yang berwarna merah muda kecoklatan.

patung raksasa Ramses II yang gagal berdiri

patung raksasa Ramses II yang gagal berdiri

Perjalanan dengan kendaraan pribadi milik seorang mahasiswa Al-Azhar yang hari itu merangkap menjadi guide sekaligus sopir kami ini berlanjut ke Memphis. Disini dapat kita temui patung raksasa Ramses II. Sayangnya, ntah mengapa patung setinggi 13 m ini tidak berhasil dibuat berdiri oleh para pembuatnya sehingga pengunjung hanya bisa melihatnya dalam keadaan terbaring.

Anehnya lagi, dari sekian banyak patung yang kami jumpai, sebagian besar hidungnya dalam keadaan rusak. Menurut beberapa guide, konon, mereka mempunyai anggapan bahwa orang yang telah meninggal pada suatu saat  dengan kembalinya roh si mati, ia akan hidup kembali. Dan melalui hidung inilah roh akan masuk ke jasad. Oleh karenanya untuk menghalangi agar mayit tidak hidup lagi, para musuh seringkali  merusak hidung patung musuh-musuhnya!

Kawasan Benteng Salahudin dengan Kairo di latar belakangnya.

Kawasan Benteng Salahudin dengan Kairo di latar belakangnya.

Pada hari terakhir  kami mengunjungi peninggalan sejarah Islam. Kairo memiliki lebih dari 150 masjid bersejarah,diantaranya adalah Benteng Salahudin, Masjid Amr Bin Ash, Masjid Ahmad Ibnu Talon, Masjid Muhammad Ali Pasha,  Masjid Saiyedah Zenab, dan Masjid Al-Azhar. Masjid Amr Bin Ash tercatat sebagai masjid tertua di Mesir yang didirikan Gubernur Islam pertama di negeri itu, Panglima Amr Bin Ash, pada tahun 21 Hijriyah atau 721 Masehi.

Masjid Ali Pasha

Masjid Ali Pasha

Masjid Muhammad Ali Pasha yang berada didalam kompleks Benteng Salahuddin adalah peninggalan Islam pertama yang kami kunjungi. Masjid dengan arsitektur Turki ini sangat mirip dengan masjid Biru, Blue Mosque di Istambul. Masjid ini terlihat sangat menonjol karena selain memang megah dan besar juga terletak di ketinggian. Nama Ali Pasha sendiri diambil dari nama seorang panglima berdarah Albania yang ditugasi sultan Turki Ottoman untuk memerintah Mesir pada tahun  1800an. Sedangkan benteng Salahuddin adalah benteng yang dibangun oleh Sultan Salahuddin Al-Ayubbi pada abad 10 dari ancaman serangan pasukan Salib  ke negri tersebut. Meskipun ternyata pasukan ini pada akhirnya tidak pernah sampai ke daerah pusat kekuasaan sultan yang sangat dikenal keadilannya itu.

Selanjutnya adalah masjid Al-Azhar. Masjid yang hingga kini dikenal sebagai pusat dakwah dan pendidikan Islam ini dibangun  pada tahun 970M dan merupakan bagian dari universitas Al-Azhar. Di masjid ini kami sempat melaksanakan shalat Jumat yang diikuti banyak sekali jamaah perempuan.

Sayangnya, dari sekian banyak masjid dan peninggalan Islam hanya sebagian saja yang masih terlihat terawat dengan baik.

Jadwal acara malam terakhir kunjungan kami ke Kairo yang telah disusun pihak travel adalah makan malam di kapal pesiar. Namun kami mendengar bocoran bahwa di atas kapal tersebut biasanya di suguhkan acara tari perut ! Tentu saja kami protes. Bagaimana mungkin mereka tega mengotori wisata umrah ini dengan hal-hal yang tidak pantas.

Setelah melalui pembicaraan yang lumayan alot, orang Mesir memang terkenal dengan sifat keras kepalanya, akhirnya disepakati bahwa ketika penari akan masuk kami akan segera diberi kode. Dengan demikian kami bisa pergi keluar ke dok kapal.

Yang juga cukup mencengangkan adalah soal makanan. Makanan yang disediakan di kapal sungguh luar biasa buanyaknya. Namun ternyata orang Arab, yang merupakan tamu terbanyak di kapal, mengambil makanan yang disajikan secara prasmanan tersebut dalam jumlah yang juga banyak hingga ada saja tamu yang tidak kebagian makanan. Namun apa yang terjadi? Makanan-makanan tersebut disisakan begitu saja di dalam piring hingga terbuang percuma…

Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya ”.(QS. Al-Isra(17):26-27).

Esok paginya, kamipun pulang ke Jakarta dengan transit beberapa jam  di Bangkok dengan membawa kenangan dan hikmah yang banyak, Insya Allah…Terima-kasih Ya Allah …

Jakarta, Agustus 2009.

Vien AM.

Read Full Post »

Older Posts »