Dari Samurah bin Jundab dia berkata:Rasulullah bersabda: “Semua anak bayi tergadaikan dengan aqiqahnya yang pada hari ketujuhnya disembelih hewan (kambing), diberi nama dan dicukur rambutnya.” [HR Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah, Ahmad]
Dari Fatimah binti Muhammad ketika melahirkan Hasan, dia berkata:Rasulullah bersabda:“ Cukurlah rambutnya dan bersedekahlah dengan perak kepada orang miskin seberat timbangan rambutnya.” [HR Ahmad, Thabrani, dan al-Baihaqi]
Dari Abu Buraidah r.a.: “Aqiqah itu disembelih pada hari ketujuh, atau keempat belas, atau kedua puluh satunya”. (HR Baihaqi dan Thabrani).
Alhamdulillah hari ini, acara akikah cucu pertama kami berjalan lancar, tepat seminggu setelah kelahiran sang buah hati tercinta. Kurban seekor kambing yang telah dimasak menjadi gule dan sate kambing telah disalurkan ke sebuah yayasan yatim piatu tidak jauh dari rumah. Demikian pula sedekah seberat minimal rambut sang jabang bayi. Tak lupa sebuah nama yang indah disertakan agar bayi perempuan tersebut dapat didoakan beramai-ramai oleh anak-anak yatim dan pengurusnya.
Sebelumnya, begitu bayi dilahirkan, ayahnya telah meng-azan-kannya di telinga sebelah kanan. Sebagian ulama berpendapat, ditambah di-iqamah-kan di telinga sebelah kiri.
Diriwayatkan dari Rafi’, ia berkata: “Aku melihat sendiri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengazankan Al-Hassan bin Ali pada telinganya ketika ia baru dilahirkan oleh Fatimah.”(HR. Abu Daud dan Tirmidzi).
Azan diperdengarkan kepada sang jabang bayi agar ia terus teringat janji yang telah diucapkannya sebelum ia dilahirkan ke muka bumi ini. Janji dan persaksian bahwa Allah azza wa jalla adalah Tuhannya, Tuhan yang harus disembah selama hidupnya di dunia yang fana ini.
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”, (QS.Al-A’raf(7):172).
Setelah itu bayi di-tahnik, yaitu mengoleskan buah kurma yang sudah dilembutkan ke mulut bayi. Tujuannya adalah agar bayi mudah merasakan manisnya air susu ibu serta membuat bayi kuat menghisap air susu tersebut. Sayang info mengenai tahnik ini baru kami ketahui belakangan, jadi kami baru mempraktekkannya pada saat acara akikah.
“Selamat ya Nin”, terdengar salah satu tante mengucapkan selamat kepada menantu perempuan saya. « Baby Blue g ? », tanyanya lagi.
Menantu saya menggeleng sementara saya hanya bengong, berusaha mengingat-ingat baby blue itu apa. Beruntung sebelum saya menemukan jawabannya, adik saya yang kebetulan mendengar pertanyaan tersebut langsung ikut nimbrung pembicaraan.
“ Aku denger katanya Brooke Shield juga gitu. Katanya dia sampai jadi benci dan mau melukai bayinya », ceritanya seru.
Dari pembicaraan itu akhirnya saya tahu ternyata Baby Blue adalah istilah untuk ibu yang baru melahirkan bayinya dan stress berat menghadapi sulit dan repotnya merawat bayi yang baru dilahirkannya.
Saya jadi teringat ucapan perawat di kamar sebelah menantu saya “ Istirahat saja dulu bu, nanti kalau bayinya sudah lahir bakal susah tidur ibu ». Saya langsung tertawa mendengar itu dan berkata kepada mantu dan anak saya yang saat itu sedang menanti persalinan, « Bener banget tuuh, emang enaak”, canda saya.
Kerepotan dan kesulitan merawat bayi memang bukan rahasia lagi. Saya yakin setiap pasangan suami istri, minimal si ibu yang pernah melahirkan bayi, pasti pernah mengalami hal ini. Bagi pasangan muda yang baru saja menikah dan belum begitu siap menerima kehadiran anggota baru di lingkungannya, kehadiran bayi pasti terasa sangat melelahkan.
Dapat dibayangkan, si ibu, yang selama ini merasa tenang-tenang saja, makan tidur nyenyak, didampingi suami tercinta, dalam suasana bulan madu, dimana suami 100 persen adalah miliknya dan senantiasa memperhatikannya, tiba-tiba harus ‘direcoki’ kehadiran bayi. Bayi yang memerlukan air susu ibu, kehangatan ayah-ibu, kasih sayang dan perhatian penuh ke dua orang-tuanya.
Sebaliknya, bayi yang selama kurang lebih 9 bulan berada tenang tertidur di dalam kehangatan perut ibu, tanpa harus merasa kelaparan dan kedinginan, tiba-tiba harus keluar, tanpa sehelaipun pakaian menyelimuti tubuh mungilnya. Kemana ia harus mencari perlindungan kalau bukan ibu kandungnya.
Bayi adalah mahluk kecil, lemah, tak berdaya. Ia belum bisa apa-apa. Ia tidak bisa mengatakan keinginan dan perasaannya, bahwa ia haus, kedinginan, kepanasan, kesakitan dan tidak nyaman posisinya, atau bahkan sekedar kesepian, ingin dibelai. Satu-satunya komunikasi yang ia tahu hanya menangis !
Jadi pantas saja bila seorang ibu muda yang baru pertama kali melahirkan dan merawat sendiri bayi mengalami stress. Saya memang tidak tahu persis kategori apa yang dinamakan Baby Blue itu. Ada yang mengatakan ketika si ibu sampai harus menangis terus menerus, depresi dan bahkan sampai tingkat membenci bayi yang dilahirkannya sendiri. .
“ROBBIGHFIRLII WALIWAALIDAYYA WARHAMHUMAA KAMAA ROBBAYAANII SHOGHIIROO”
Artinya: “ Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah ibuku, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku sewaktu aku masih kecil ”
Semua muslim pasti hafal bacaan doa di atas, doa sapu jagad, orang sering bilang. Tadinya saya sempat bertanya-tanya mengapa doa tersebut menyebut ‘sewaktu aku masih kecil” bukan “ sejak aku masih kecil”. Bukankah orang-tua menyayangi kita tidak hanya ketika kita masih kecil, namun sejak kecil hingga kita dewasa?
Ternyata fenomena “Baby Blue” adalah jawaban yang paling tepat. Subhanallah Allahuakbar … Rupanya merawat bayi adalah ujian terbesar bagi pasangan pengantin.
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua ( orang-tua) dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”. (QS. Al-Israa(17):24).
Buktinya yaitu tadi, ayat dan doa yang diajarkan Rasulullah diatas. Allah swt akan memberilkan kasih sayangNya kepada kita sebagaimana kita menyayangi anak kita ketika masih kecil. Jadi balasan kasih sayang dan kesabaran kita terhadap anak kita yang masih kecil itu sungguh tak terhingga, Allah sendiri yang akan membalasnya.
Oleh karenanya, jika sebagian orang memberi nasehat agar jangan membiarkan seorang ibu seorang diri merawat bayinya, perlunya partisipasi sang suami dan segala macam refreshing bagi sang ibu, maka iming2 pahala dari-Nya dalam bentuk kasih sayangNya, mustinya sudah lebih dari cukup. Karena dengan menggantungkan diri hanya pada Sang Khalik kita tidak akan pernah kecewa. Sementara mengharap bantuan orang lain meski suami sendiri sering kali tidak sesuai harapan. Sebab suami juga harus bekerja dan pulang kerja juga tentu sudah lelah.
Yang juga harus dicatat, selain memberikan kasih sayang dan merawat anak dengan baik, mengingatkan anak akan Tuhannya dengan cara mengajarkan shalat, mengenal huruf-huruf Al-Quran dll adalah juga bagian yang sangat penting, paling penting malah. Guyonan ala mama Dedeh, uztazah yang sedang naik daun, tentang anak yang susah dibangunkan shalat Subuh rasanya sangat mengena.
“ Bayi dari sononye Subuh udah bangun, emak babenya yang ogah bangun, cep cep tidur lagi yee … , jadi ya sale sendiri kalo sekarang Subuh tuh anak suse bangun !”, begitu katanya. J
Nabi saw bersabda, “Setiap anak dilahirkan di atas fitrah, lalu bapak ibunya yang menjadikannya Yahudi atau Nasrani atau Majusi. ” (HR.Bukhari Muslim).
Wallahu’alam bish shawwab.
Jakarta, 14 Januari 2014.
Vien AM.