“Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka ke luar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka”(QS.Yaasiin (36):51).
Ini adalah hari dimana sangkakala ditiup untuk kali kedua, yaitu hari berbangkit, hari dimana manusia kembali dihidupkan untuk mempertanggung-jawabkab apa yang telah mereka kerjakan semasa hidup di dunia. Ketika itu langit terbelah dan bumi memuntahkan segala apa yang dikandungnya termasuk mayat-mayat di dalam kubur sehingga bumipun menjadi kosong. Sedangkan tiupan pertama sebagai tanda berakhirnya hari atau hari Kiamat, suatu hari yang banyak didustakan oleh orang kafir, telah dilaksanakan sebelum itu.
“ Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup dan diangkatlah bumi-bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya dengan sekali bentur. Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat. Dan terbelahlah langit karena pada hari itu langit menjadi lemah”. ( QS. Al-Haqqah(13-16)
Sebagaimana terjadinya penciptaan alam semesta (Big Bang) yang hanya memerlukan waktu yang hanya sekejap mata, begitu pula peristiwa penghancuran alam semesta (Big Crunch). Kedua ayat dibawah ini baru dapat dibuktikan kebenarannya 1400 tahun kemudian, yaitu dengan ditemukannya teori Big Bang dan Big Crunch berkat bantuan teleskop Hubble, pada tahun 1940-an.
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”.(QS.Al-Anbiya(21):30).
“(Yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya “. (QS.Al-Anbiya(21):104).
Bila pada tiupan pertama semua yang ada akan mati maka sebaliknya pada tiupan kedua semua manusia mulai dari umat zaman nabi Adam as hingga umat akhir zaman akan berbangkit dan dihimpun di padang Masyar. Rasulullah bersabda : ”Pada hari kiamat manusia dihimpun di atas tanah putih bersih seperti bulatan yang bening”.(HR Bukhary-Muslim).
Pada hari itu, semua orang keluar dari kuburnya, mereka terbangun dari tidur panjangnya. Tak ada pengecualian, baik yang sedang mengalami siksa kubur maupun yang sedang lelap tertidur bagaikan pengantin. Pada hari itu tidak ada sedikitpun yang dapat disembunyikan, tidak pula segala prasangka yang ada dalam hati.
“Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada, sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka”.(QS.Al-‘Aadiyaat(100):9-11).
Bila kita berpikir secara duniawi, sungguh malu tak terkira akan menghantui semua perasaan manusia. Ketika di dunia Allah SWT berkenan menutupi keburukan-keburukan bisikan hati bagi siapa yang mau memohon dan bila Ia menghendaki dikabulkan-Nya permohonan tersebut. Namun pada Hari Perhitungan tidak seorangpun manusia perduli akan hal orang lain, masing-masing diselimuti rasa ketakutan dan rasa-rasa was-was akan nasib dirinya. Allah SWT memang membebaskan manusia untuk memilih jalannya namun Dia tidak lupa untuk menempatkan para malaikat untuk mengawasi dan mencatat amal perbuatan manusia di dunia.
“Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu) yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(QS.Al-Infithaar(82):10-12).
Di alam inilah catatan-catatan tersebut akan dibuka dan diperiksa. Maka tibalah hari pengadilan dimana Allah SWT sebagai Hakim Yang Maha Adil akan memutuskan segala perkara dengan seadil-adilnya. Rasullah bersabda : “Pada hari kiamat manusia diadili dengan tiga kali pengadilan; dua kali berupa pengajuan pertanyaan dan penyampaian alasan dan yang ketiga lembaran-lembaran berhamburan lalu ada yang mengambil dengan tangan kanannya dan ada yang mengambil dengan tangan kirinya”. (HR Tramidzy, Ahnad dan Ibnu Majah).
“(Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya; dan barangsiapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya maka mereka ini akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun” . (QS.Al-Isra’(17):71).
“Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata: “Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini),”(QS.Al-Haaqqah(69:25).
Pada hari itu setiap manusia harus mempertanggung-jawabkan apa yang telah dilakukannya selama hidup didunia, tentang amalnya, tentang hartanya, dari mana ia mendapatkan dan bagaimana ia membelanjakan hartanya tersebut. Kemudian amal itu ditimbang bila amal kebaikannya berat maka dengan izin-Nya ia akan dimasukkan ke surga. Sedangkan bila ringan timbangan kebaikkannya maka masuklah ia ke neraka jahanam.
“Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan) nya. maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan) nya maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah”.(QS.Al-Qaariah(101:6-9).
Wallahu’alam bishawab
Jakarta, 8/2008
Vien AM