Sambungan dari “ Suka Duka Muslim Di Perancis (10)”.
Dengan menumpang kereta api kami kembali ke Florence. Sesampainya kami segera mengambil mobil yang diparkir di parkir tertutup stasiun (dengan biaya 16 euro untuk 5 jam atau 240 ribu ! padahal biaya kereta api hanya 5 euro per orang sekali jalan .. mahalan parkirnya ya .. ) kemudian kami langsung berangkat menuju Milan yang terletak 250 km di barat laut Florence.
Kami memotong barisan pegunungan Apennis yang membujur sepanjang Italia sepanjang 1000 km. Pegunungan ini terbagi atas tiga kelompok, yaitu pegunungan Apennis Utara, Apennis Tengah dan Apennis Selatan. Di pegunungan Apennis Selatan inilah terdapat gunung Vesuvius yang pada tahun 79 M meletus. Letusan yang diawali dengan kebakaran hebat selama 6 hari 7 malam dan gempa hebat ini telah mengubur kota Pompei dan sekitarnya. Bahkan penduduknyapun terkubur dalam keadaan hidup-hidup ! Astaghfirullah ..
Padahal gunung ini tingginya hanya 1281 meter. Namun akibatnya sungguh mengerikan. Jenazah dengan berbagai posisi bergelimpangan dimana-mana. Jenazah yang tertutup debu letusan tersebut utuh hingga saat ini ! Kemungkinan besar mereka meninggal dalam keadaan menderita luar biasa karena tenggorokan mereka tampak masih disesaki debu. Letusan dasyat ini terjadi hanya beberapa tahun setelah peristiwa ‘penyaliban’ Isa as yang disusul dengan pembantaian pengikut setianya. Masyarakat Pompei (Romawi / Yahudi) ketika itu adalah para penyembah berhala dan dewa-dewi. Mungkinkah ini salah satu azab Allah terhadap penduduk (bani Israel) yang tidak mau mengakui kenabian Isa as dan mendustakannya? Wallahu’alam.
( Youtube Pompei , click : http://www.youtube.com/watch?v=gmwylbF3-CA&feature=related )
52. Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani Israil) berkatalah dia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?” Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: “Kamilah penolong-penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri.
53. Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)”.
54. Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.
55. (Ingatlah), ketika Allah berfirman: “Hai `Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya”.
56. Adapun orang-orang yang kafir, maka akan Ku-siksa mereka dengan siksa yang sangat keras di dunia dan di akhirat, dan mereka tidak memperoleh penolong. (QS. Ali Imran (3):52-56).
Pemandangan selama perjalanan ini sebenarnya indah. Sayang hari telah sore menjelang gelap. Disamping itu cuaca sangat dingin ( 2 derajat !) dan anginpun amat kencang bertiup. Saya berkali-kali terpaksa mengingatkan suami agar jangan melaju terlalu kencang dan berhati-hati. Sepanjang perjalanan menaiki dan menuruni pegunungan tersebut kami tak hentinya terus berzikir kepada-Nya : “ Ya Allah mudahkanlah perjalanan kami “.
Kami tiba di Milan sekitar pukul 9 malam, dengan selamat. Alhamdulillah. Setelah makan malam di resto Yunani di sebelah hotel, kami keluar lagi dengan mengendarai mobil untuk melihat-lihat pusat kota. Tujuan kami adalah Kathedral Milan, orang Italia menyebutnya ‘Duomo di Milano’ yang terletak di Piazza del Duomo.
Milan yang saya tahu adalah salah satu pusat mode dunia. Namun kotanya sendiri ternyata kurang begitu cantik. Jalanannya selain sempit juga agak gelap. Ini masih ditambah lagi dengan jalur trem yang saling tumpah tindih dengan jalanan mobil. Padahal jalanannya bukan jalan aspal melainkan jalan kuda yang sama sekali tidak mulus.
Setelah berputar-putar karena bingung ( begitu juga sang GPS alias Global Positioning System yang selalu setia memandu kami ) akhirnya secara tidak sengaja kami tiba di pelataran gereja yang menjadi land mark kota itu. Bangunan tersebut begitu besar dan megah. Kami sampai terbengong-bengong melihatnya. Saking bengongnya kami tidak memperhatikan suasana sekitar. Suami sempat berkomentar : “ Koq g ada mobil lain ya .. “. Namun saya dan anak-anak tidak menanggapi dengan serius. Saya malah menganjurkan anak-anak untuk segera turun dan berfoto ria ..
Tetapi belum sempat mobil diparkir dengan baik, sebuah mobil polisi, ntah dari mana munculnya, tiba-tiba sudah berada disisi mobil kami. Suami saya yang masih belum menyadari keadaan berusaha menyingkir memberinya jalan. Eh .. mobil polisi tersebut malah mepet mobil kami .. layaknya mobil penjahat mau kabur itu lho .. Ya ampun, ada apa ini .. pikir kami ..
Dengan memasang wajah galak, kedua polisi tersebut turun dan menghampiri mobil kami. Kemudian dengan berbahasa Perancis yang tidak begitu lancar ( mungkin karena melihat plat mobil kami ) mereka mengatakan bahwa kami telah melanggar peraturan. Ternyata jalanan tersebut hanya untuk pejalan kaki !! Astaghfirullah … Koq kita bisa ngga llihat tanda larangannya ya .. Terpaksa uang 38 euro atau kira-kira setara dengan 500 ribu rupiahpun terpaksalah melayang … Tapi jangan salah, ini legal lho .. bukan sogokan seperti yang lazim yang terjadi di negri kita tercinta. Untung tidak masuk pengadilan, begitu kami menghibur diri …
Esoknya, kami kembali ke tempat ini lagi…( tentu saja kali ini mobil di parkir di tempat yang semestinya. .. ..meski ternyata tidak mudah mencari parkir ditempat ini ) ..
Pelataran ramai dipadati turis, tidak seperti kemarin malam yang lenggang. Padahal udara dingin dan agak mendung. Gereja yang mulai dibangun pada tahun 1386 dan baru rampung secara keseluruhan pada tahun 1805 ini memang harus diakui keindahan dan kemegahannya. Gaya campuran antara Ghotique, Baroque, Néoclassique dan Neogothique, sesuai zaman ketika dibangunnya, jelas sekali tampak disana. Di gereja raksasa ini pulalah Napoleon Bonaparte melantik raja Italia pada tahun 1805.
Duomo di Milan ternyata adalah salah satu katedral tertinggi di dunia. Luas Kathedral ini 11700 m2, memiliki 136 menara ( yang tertinggi mencapai 108 meter) dan 3400 patung. Dengan biaya 10 euro, pengunjung dapat memasuki dan menaiki menara melalui lift atau tangga berjalan yang tersedia.
Kami tidak menyempatkan diri masuk selain memang tidak tertarik juga karena waktunya hanya sedikit. Kami hanya berjalan-jalan di mall artistik di yang terletak disamping kathedral dimana sejumlah butik terkenal ada di dalamnya. Di tempat ini kami menjumpai sejumlah keramaian. Ada kelompok musisi yang memainkan musik, ada pula panggung dimana dari atasnya menjulur setangkai batang pohon (artificial). Dari tangkai tersebut menjulur daun dan buahnya
Mulanya kami tidak begitu ‘ngeh’ apa maksudnya. Kami hanya heran melihat barisan panjang orang yang mengantri ingin berpose di bawah juntaian daun tersebut. Dengan berbagai gaya orang-orang tersebut berfoto. Ada yang sedang menggigit buahnya, ada yang hanya memegang daunnya.
Ketika sepasang suami-istri naik dan berpose dengan gaya sedang menggigit buah tersebut, barulah saya sadar apa maksudnya. Tak syak lagi, ini adalah penggambaran kisah nabi Adam as dan Siti Hawa ketika berada di surga. Astaghfirullah hal Adzim .. Wong Allah swt murka atas kelalaian keduanya koq orang malah berebut bergaya dan berfoto seperti itu. Benar-benar menantang …… keterlaluan ..
“ Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia. Kemudian Tuhannya memilihnya maka Dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk“. (QS.Toha (20):121-122)
Tak lama kemudian kami sudah berada didalam mobil. Marseilles yang berjarak 521 km adalah kota tujuan terakhir untuk menutup akhir tahun 2009. Ini adalah jarak terpanjang yang bakal kami tempuh dalam liburan kali ini. Namun demikian kami tetap ingin mengunjungi masjid Milan dan ingin melaksanakan shalat Zuhur dan Asar di dalamnya. Menurut internet masjid ini mempunyai madrasah dan forum kajian rutin yang membahas berbagai materi, dari aqidah hingga permasalahan sehari-hari yang dihadapi kaum Muslimin di kota ini.
Alhamdulillah tanpa kesulitan kami berhasil mencapai tempat tersebut. Masjid terletak diluar kota, didekat auto road. Memiliki tanda yang cukup jelas dan menara lumayan tinggi. Kami disambut oleh seseorang yang kelihatannya adalah penjaga masjid. Dalam bahasa Italia ia menunjukkan letak ruang shalat, tempat wudhu dan juga letak madrasah. Karena kesulitan bahasa, kami tidak dapat berbincang banyak .. sayang sekali ..
( Bersambung ke : Suka Duka Muslim Di Perancis (12).)
Leave a Reply