Feeds:
Posts
Comments

Archive for January 21st, 2010

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.(QS. AL Hijr (15):9).

Ayat inilah yang menjadi acuan bahwa Al-Quran yang merupakan pegangan dan  panduan hidup Muslim diseluruh dunia adalah otentik. Tidak ada perubahan apalagi unsur-unsur otak atik dan campur tangan manusia di dalamnya. Tidak juga Rasulullah saw. Ia persis sama dengan ketika diturunkan pertama kali. Dan atas izin-Nya pula, manusia dilibatkan dalam masalah pemeliharaannya.

( lihat https://vienmuhadi.com/2009/02/01/cara-pemeliharaan-al-qur%e2%80%99an/ )

Hanya orang yang mempunyai penyakit hati  sajalah yang beranggapan bahwa kitab suci yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad saw  melalui malaikat Jibril as 1400 tahun lalu itu telah mengalami penyimpangan (distorsi).

Sejarah mencatat betapa musuh-musuh Islam, baik para orientalis maupun munafikun, begitu bernafsu untuk merusak dan mencari celah agar umat ini terpecah belah dan kembali kepada kekufuran. Berbagai cara mereka coba. Al-Quran dianggap mengalami perubahan, hadis dipertentangkan dan dipertanyakan kebenarannya (meski hadis shoheh sekalipun), kalimat dua syahadat dianggap sama dengan menuhankan Rasulullah saw ! dsb ..

Diriwayatkan dari sahabat Abu Sa’id Al-Khudri. Ia menceritakan, suatu saat ketika Rasulullah sedang membagi-bagikan harta rampasan perang datang Dzul Khuwaisirah, seorang dari Bani Tamim. Ia berkata memprotes : “Wahai Rasulullah, berbuat adillah!” Rasulullah bersabda: “Celakalah engkau! Siapa lagi yang berbuat adil jika aku tidak berbuat adil? Benar-benar merugi jika aku tidak berbuat adil.”

Maka tak lama kemudian turunlah ayat berikut :

Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu tentang (pembagian) zakat; jika mereka diberi sebahagian daripadanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebahagian daripadanya, dengan serta merta mereka menjadi marah”. (QS. At-Taubah(9):58).

Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah: “Harta rampasan perang itu kepunyaan Allah dan Rasul, sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu, dan ta`atlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman“(QS.Al-Anfaal(8):1).

Sementara itu Umar bin Khathab yang memang dikenal sebagai sosok yang keras dan temperamenpun segera bereaksi : “Wahai Rasulullah, biarkan aku memenggal lehernya!” Namun dengan sabar Rasulullah menjawab: “Biarkanlah ia, sesungguhnya ia akan mempunyai pengikut yang salah seorang dari kalian merasa bahwa shalat dan puasanya tidak ada apa-apanya dibandingkan shalat dan puasa mereka, mereka selalu membaca Al Qur’an namun tidaklah melewati kerongkongan mereka, .… …”.

Hadis di atas secara tidak langsung menerangkan bahwa suatu ketika nanti orang yang memprotes kebijaksanaan Rasul tersebut akan memiliki pengikut dengan ciri-ciri rajin shalat, puasa dan bahkan membaca Al-Quranul Karim. Namun sayang mereka tidak mau mematuhi perintah dan hukum yang dikeluarkan Rasulullah kecuali bila sesuai dengan kehendak dan kepentingan mereka.

” Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya, agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka menolak untuk datang. Tetapi jika keputusan itu untuk (kemaslahatan) mereka, mereka datang kepada rasul dengan patuh. Apakah (ketidak datangan mereka itu karena) dalam hati mereka ada penyakit, atau (karena) mereka ragu-ragu ataukah (karena) takut kalau-kalau Allah dan rasul-Nya berlaku zalim kepada mereka? Sebenarnya, mereka itulah orang-orang yang zalim”.( QS. An-Nuur(24):48-50).

Penolakan tersebut ( dari kaum yang notebene Muslim untuk berhukum kepada Rasulullah ) masih terus terjadi hingga saat ini. Bahkan rasul-rasul palsupun terus saja  bermunculan …. Ironisnya, ada saja orang yang mau mempercayai dan mengikutinya.

Adalah Rasyad Khalifa, seorang ilmuwan Mesir warga negara Amerika Serikat. Ia lahir pada tahun 1935. Ia pindah ke Amerika Serikat pada tahun 1959, menuntut ilmu dan berpindah kewarga-negaraan. Di negri inilah ia  mendirikan USI (United Submitters International), sebuah kelompok yang mengaku Islam namun tidak mau mengakui hadis ( Ingkar Sunnah). Ia bahkan  menuduh bahwa hadis dan sunnah  adalah buatan musuh-musuh Muhammad saw. ( Yang dimaksud musuh olehnya adalah para sahabat Rasulullah). Kelompok ini sengaja menggunakan nama Submitter sebagai ganti kata Muslim untuk menghindari ’bau’ Arab.

Ini semua berawal pada tahun1968. Rasyad yang mempunya minat yang tinggi terhadap Matematika dan segala yang berhubungan dengan ilmu hitung-menghitung, dengan bantuan komputer mulai meneliti Al-Quran secara detil. Akhirnya pada tahun 1974 ia mengumumkan temuannya bahwa angka 19 adalah bilangan yang menjadi kunci proteksi ke-otentikan Al-Quran. Ia menyebutnya  Al-Quran Interlocking System. Bagi para peneliti dan penggemar matematika adalah bukan rahasia bahwa angka 19 adalah bilangan prima istimewa yang menjadi primadona matematika karena sifatnya yang istimewa.

Angka ini sering digunakan sebagai kunci utama berbagai rahasia penting. (Pentagon juga dikabarkan menggunakan angka ini sebagai kunci informasi rahasia mereka ).  Selanjutnya dengan gencar ia mempublikasikan temuan ajaibnya ini. Ia menulis sejumlah buku tentang kehebatan dan mukjizat Al-Quran dengan dasar  angka 19 ini. Menurutnya hitungan-hitungan dengan dasar angka inilah yang menyebabkan Al-Quran tidak dapat dipalsukan.

Namun sayang, temuannya ini justru membuatnya besar kepala. Mustinya temuan angka 19 ini menjadikannya lebih beriman, tunduk serta patuh kepada-Nya. Tetapi nyatanya ia malah melangkah semakin jauh.  Ayat-ayat Mutasyabihat seperti Aliflamim, Shod, Nun dsb yang selama ini tidak berani ditakwilkan oleh para ulama salaf ( terdahulu ) karena Allah swt melarangnya, mulai diotak-atiknya.

Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur’an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat itulah pokok-pokok isi Al Qur’an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari ta’wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.” Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal”. ( QS. Ali Imran (3):7).

Akibatnya ia menemukan hal-hal yang tak diduganya, yang tidak cocok dengan temuan dan teori  yang telah terlanjur diumumkannya. Iapun mulai mencari-cari kecocokan. Ironisnya, ia justru menyimpulkan  bahwa Al-Quranlah yang salah !! Ayat 128-129 surat At-Taubah yang pada masa awal pembukuan khalifah Abu Bakar pernah mengalami sedikit permasalah dijadikannya kambing hitam.

Padahal masalah tersebut hanya terjadi sebentar saja dan telah dituntaskan dengan baik. Zaid  bin Tsabit, sebagai ketua panitia pembukuan Al-Quran  ketika itu memang tidak dapat menemukan ayat tersebut secara tertulis. Padahal ia dan sejumlah sahabat hafal betul ayat ini. Rasulullahpun tidak pernah mencelanya. Artinya kedua ayat tersebut memang bagian dari Al-Quranul Karim.  Namun demikian karena ketelitiannya ia menunda menuliskannya.

Ia baru menuliskannya setelah seorang sahabat, Abi Khuzaimah Al-Anshari datang membawa bukti tertulis bahwa ia mencatat ayat tersebut. Namun para orientalis dan musuh-musuh Islam yang tidak ingin melihat Islam maju dan berkembang sengaja terus mempermasalahkan hal ini. Tujuannya jelas agar terjadi perpecahan dan keraguan dikalangan umat Islam. Dan ini benar-benar terjadi pada umat yang kurang keimanannya, termasuk Rasyad Khalifa.

Lebih jauh lagi, ia bahkan mengaku bahwa dirinya adalah Rasul !! Bersembunyi dibalik sains dan ’akal’ ia memilah-milah ayat-ayat Al-Quran yang sesuai dengan tujuan dan keinginannya. Ditafsirkannya sedemikan rupa agar tampak cocok dengan pemikirannya. Pengertian ’Nabi ’ dan ’Rasul’ diutak-atik dan dibolak balik. Ayat-ayat yang kelihatannya ’adil’ seperti ’ tidak membeda-bedakan rasul ’(Al-Baqarah 284), ’ Islam, Yahudi dan Kristen semua masuk surga’ ( Al-Baqarah ayat 62), agama Ibrahim ( Ali Imran ayat 95) dan yang semacamnya terus didengungkan dengan tujuan agar dapat menarik sebanyak mungkin pengikut. Inilah yang disebut ’Liberalisasi’.

Dengan sembrono ia berani menuduh bahwa umat Islam sekarang ini telah berbuat syirik, karena telah  menuhankan nabi Muhammad saw sebagaimana orang Nasrani menuhankan Isa as ! Lebih lanjut ia mengatakan, syahadat adalah buktinya ….. Karenanya ia mengajarkan pengikutnya untuk tidak membaca shalawat nabi ketika shalat  ..  ??!!?

Rasyad berpendapat bahwa agama yang benar adalah kembali ke ajaran nabi Ibrahim as. Ini memang benar bila kita hidup di zaman beliau. Kelihatannya ia lupa bahwa ajaran Ibrahim telah diselewengkan sejak ribuan tahun yang lalu. Itu sebabnya Allah swt mengirim para rasul ke dunia ini.

Saat ini, ketika Allah swt telah mengirim Rasulullah Muhammad saw untuk menyempurnakan ajaran, ketika kebenaran telah sampai kepada kita .. mengapa kita harus mencari sesuatu yang telah lama hilang ( jarak hidup antara Ibrahim as dan Rasulullah Muhammad saw adalah 4000 tahun-an)  … bagaimana kita bisa yakin bahwa shalat, puasa dan  haji kita seperti yang diajarkan nabi Ibrahim as ?

Sementara Rasulullah, ( yang menerima kitab suci Al-Quran dan telah dengan susah payah menyampaikannya kepada kita) dengan jelas telah mencontohkannya melalui hadis dan sunnah yang juga disampaikan kepada kita melalui kerja keras para sahabat yang telah terbukti ketaatan dan ketakwaannnya. Rasanya tidak mungkin mereka ini bersekongkol mendustakan Allah dan Rasul-Nya.

(lihat :  https://vienmuhadi.com/2009/06/30/hadis-dan-perang-pemikiran/ )

Katakanlah: “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk. (QS.Al-‘Araf (7):158).

Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah: “Ta`atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir“.(QS.Ali Imran (5):31-32).

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah ”.(QS. Al-Ahzab(33):21).

Bahkan sesungguhnya ketika para pengikut Rasul palsu ini lebih memilih cara ibadah nabi Ibrahim as dibanding Rasullah saw, berarti mereka telah membeda-bedakan rasul. Walaupun sebenarnya yang dimaksud ’membeda-bedakan rasul ’pada ayat 284 surat Al-Baqarah adalah hanya mau mengakui sebagian rasul saja. Karena para ahli kitab tidak mau mengakui kerasulan Muhammad saw.  Dan lagi Allah swt dengan jelas memerintahkan kita untuk selalu bershalawat kepada beliau.

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya “. ( QS. Al-Ahzab(33):56).

Sedangkan yang dimaksud ayat 62 surat Al-Baqarah dengan semua pemeluk agama ( baik Yahudi maupun Nasrani ) masuk surga adalah semua para pengikut setia rasul ketika kitab mereka ( Yahudi dan Nasrani) belum diselewengkan seperti sekarang ini.

Intinya, janganlah kita berlaku seperti orang-orang Yahudi yang mencari-cari berbagai alasan ketika Allah memerintahkan sesuatu ( surat Al-Baqarah ayat  67-71) atau seperti orang-orang munafik yang menolak berpindah kiblat dari Masjidil Aqsho ke Masjidil Haram ( surat Al-Baqarahayat 142). Sebaliknya keteladanan nabi Ibrahim as dalam mematuhi perintah Allah swt agar menyembelih putra satu-satunya, nabi Ismail as sangatlah baik untuk dipatuhi.

Kepatuhan dalam menjalankan perintah dan larangan-Nya inilah yang terpenting. Bukan akal apalagi akal yang telah dibungkus hawa nafsu. Karena kita ini hanya manusia, mahkluk sekaligus hamba Allah yang sungguh amat kecil di mata-Nya. Kebenaran yang hakiki hanyalah milik-Nya. Karena Ia tidak memiliki kepentingan apapun terhadap kita. Sementara kebenaran di mata kita amat relatif, tergantung dari sudut dan kepentingan mana kita memandangnya.

Temuan angka 19 atau temuan sains apapun sebenarnya sunatullah. Dengan cara ini Yang Maha Kuasa berkehendak agar manusia ikut berpikir ;  merenungi ke-Hebat-an-Nya, ke-Pandai-an-Nya, ke-Kuasa-an-Nya. Ini adalah cobaan berat bagi manusia. Karena bila Ia berkehendak lain tanpa harus mengikuti ‘teori sains’ yang telah diperlihatkan sebelumnya, bisa saja terjadi.. ” Kun Fayakun” ..  Apalagi sehubungan dengan ayat-ayat  Mutasyabihat. Bukankah Allah swt dengan jelas telah melarang untuk mentakwilkannya ??

Janji Allah pasti benar. Inilah akibatnya. Bisikan syaitan akhirnya berhasil mempengaruhi, Rasyad Khalifa, sang ilmuwan penemu ’ mukjizat 19 ’. Ia ingin dianggap sebagai rasul. Rasul palsu ini mati dibunuh pada tahun 1990. Ironisnya lagi, sebelumnya ia pernah dipanggil pengadilan Amerika Serikat karena kasus pelecehan seksual terhadap gadis berumur 16 tahun. … Astaghfirullah hal Adzim ..

” Tahukah kamu apa (neraka) Saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan. (Neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia. Di atasnya ada SEMBILAN BELAS (malaikat penjaga).Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat; dan tidaklah KAMI MENJADIKAN BILANGAN mereka itu melainkan untuk jadi COBAAN BAGI ORANG-ORANG KAFIR, supaya orang-orang yang diberi Al Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab dan orang-orang mu’min itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan): “Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?” Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia”.(QS.Al-Mudatsir(74):27-31).

Semoga Allah swt senantiasa melindungi kita dari segala macam fitnah, amiin ….

Wallahu’alambishawab.

Semoga bermanfaat.

Pau-France, 20 Januari 2010.

Vien AM.

Read Full Post »